Penjelasan Kitab Arrisalatul Jami'ah Bagian 30
Senin, 2 September 2013
1قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : يَأْتِي
الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ
فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ
كَذَا؟ مَنْ خَلَقَ كَذَا
؟ حَتَّى يَقُولَ لَهُ :
مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ ؟
فَإِذَا بَلَغَ ذَلِكَ
فَلْيَسْتَعِذْ
بِاللَّهِ ولْيَنْتَهِ
(صحيح البخاري)
" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Syaitan akan
datang kepada salah seorang kalian dan bertanya : "siapakah yang
menciptakan ini,
siapakah yang menciptakan ini dan ini?", hingga ia berkata :
"Siapakah yang menciptakan Tuhanmu?", dan jika sampai pada hal tersebut
(keraguan) maka
berlindunglah kepada Allah dan berhentilah (dari memikirkannya)".
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ
خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ
وَأَنْقَذَنَا مِنْ
ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ
وَالدَّيَاجِرِ
اَلْحَمْدُلِلَّهِ
الَّذِيْ هَدَانَا
بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ
مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ
بِاْلإِذْنِ وَقَدْ
نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا
مَنْ دَلَّنَا
وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ
وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
اَلْحَمْدُلِلّهِ
الَّذِي جَمَعَنَا فِي
هَذَا الْمَجْمَعِ
اْلكَرِيْمِ وَفِي
الْجَلْسَةِ
الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ
اللهُ قُلُوْبَنَا
وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ
مَحَبَّةِ اللهِ
وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ
اللهِ وَرَسُوْلِهِ
وَاْلعَمَلِ
بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ
وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Luhur,
Yang telah mengundang kita untuk hadir ke majelis ini dengan mengetuk
pintu jiwa,
sehingga di majelis ini terangkatlah derajat orang-orang yang mau
mengangkat dirinya untuk semakin dekat kepada Allah subhanahu wata'ala,
dan
termuliakanlah mereka yang mau memuliakan dirinya dengan tuntunan
kemuliaan, dan tersucikan dari dosa-dosa mereka yang diampuni oleh Allah
dengan kehadiran
mereka di majelis-mejelis ta'lim dan majelis dzikir dan shalawat
kepada nabi Muhamad shallallahu 'alaihi wasallam di dalam rahasia cahaya
at ta'allum dan
at ta'lim (pembelajaran dan pengajaran), di dalam rahasia keluhuran
tuntunan Ilahi Yang Maha Tunggal dan Abadi, Yang berfirman di dalam Al
qur'an demi
mengenalkan kepada manusia akan sifat hamba-hambaNya yang peduli
terhadap sesama, yang berlemah lembut kepada siapa pun baik mereka yang
beriman atau yang
tidak beriman, kesemuanya berada di dalam lingkup doa-doa mereka,
sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala :
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ
الَّذِينَ يَمْشُونَ
عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا
وَإِذَا خَاطَبَهُمُ
الْجَاهِلُونَ قَالُوا
سَلَامًا وَالَّذِينَ
يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ
سُجَّدًا وَقِيَامًا ،
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ
رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا
عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ
عَذَابَهَا كَانَ
غَرَامًا ( الفرقان : 63 )
"Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (adalah) orang-orang
yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang
jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang
melewati malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dan
orang-orang yang
berkata (berdoa): "Ya Tuhan kami, jauhkanlah siksa nerka ( Jahannam )
dari kami, sesungguhnya siksa neraka itu adalah kebinasaan yang kekal".
( QS. Al
Furqan : 63 )
Hamba-hamba yang dibanggakan oleh Allah subhanahu wata'ala adalah
mereka yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati (tawadhu'), dan
jika mereka berjumpa
dengan orang-orang yang tidak berilmu atau belum beriman atau belum
mau bertobat yang mencaci atau menghina mereka maka mereka membalasnya
dengan perkataan
yang lemah lembut dan penuh kesejahteraan, serta berlemah lembut
terhadap semua makhluk Allah subhanahu wata'ala, sebagaimana tuntunan
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam kepada ummatnya untuk tidak menyiksa
atau menyakiti makhluk (ciptaan) Allah subhanahu wata'ala. Dengan
demikian semua makhluk
ciptaan Allah subhanahu wata'ala telah telah dilarang oleh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk disiksa atau diganggu dan
disakiti.
Dan hamba-hamba yang dipuji oleh Allah subhanahu wata'ala adalah
mereka yang melewati malam-malam harinya dengan ibadah kepada Allah
subhanahu wata'ala
(qiyamullail), dan mereka yang berdoa kepada Allah subhanahu
wata'ala : "Ya Allah hindarkanlah kami (dengan kata pengganti majemuk) dari siksa neraka
(Jahannam) karena sesungguhnya siksa neraka adalah kepedihan yang kekal".
Mereka adalah hamba-hamba pemilik jiwa yang menampung rahasia
kemuliaan, yang menampung para pendosa di dalam doa mereka untuk
terangkat jiwa mereka pada
keluhuran, bukan dengan mencaci maki mereka karena telah berbuat
maksiat atau mengganggu satu sama lain, karena Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam
telah bersabda :
سِبَابُ الْمُسْلِمِ
فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ
كُفْرٌ
" Mencaci maki orang muslim adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekufuran ".
Syarh kitab Ar Risaalah Al Jaami'ah
Dalam pembahasan majelis yang lalu kita telah sampai pada ucapan pengarang :
وَأَصْلُ اْلإِيْمَانِ
أَنْ تَعْتَقِدَ أَنَّ
اللهَ تَعَالَى
مَوْجُوْدٌ وَأَنَّهُ
تَعَالَى وَاحِدٌ
" Asal (dasar) Iman yaitu engkau meyakini bahwa Allah subhanahu
wata'ala Maha Ada dan meyakini bahwa Dia (Allah) Maha Tunggal"
Allah subhanahu wata'ala Maha Tunggal. Kita memahami bahwa semakin
besar suatu kerajaan maka semakin hebat pula rajanya, semakin sempurna
pengaturan sang
raja terhadap kerajaan tersebut maka akan semakin sempurna dan
semakin kuat kerajaannya. Namun demikian, semua raja tidak mampu berbuat
tanpa bantuan para
laskarnya, kecuali Sang Maha Raja langit dan bumi Allah subhanahu
wata'ala Yang Maha Tunggal dimana kerajaanNya yang multi sempurna namun
Dia (Allah) tidak
membutuhkan kepada hamba-hambaNya. Allah subhanahu wata'ala yang
telah menciptakan seluruh makhluk yang ada di langit dan bumi yang
kesemuanya bertasbih
dan berdzikir kepadaNya siang dan malam tanpa henti-henti,
mensucikan nama Allah subhanahu wata'ala, dan hal itu telah disampaikan
oleh Allah kepada kita
agar sanubari kita juga terangkat kepada keluhuran untuk mensucikan
Allah subhanahu wata'ala dan mengagungkan namaNya, sehingga diri kita
disucikan dan
diagungkan oleh Allah subhanahu wata'ala. Dimana balasan bagi hamba
yang mensucikan Allah adalah kesucian dari Allah subhanahu wata'ala
untuknya, kesucian
dari perbuatan dosa, kesucian dan dijauhkan dari setiap musibah,
dijauhkan dari permasalahan, kesucian dari penyakit hati dan lainnya.
Semakin jiwa
seseorang mensucikan Allah subhanahu wata'ala maka akan semakin
sucilah jiwa dan kehidupannya di dunia dan akhirat. Allah subhanahu
wata'ala Yang Maha
Tunggal dan Maha Abadi, Maha Mampu memberikan keabadian kenikmatan
kepada makhluk-makhluk yang dikehendakinya. Allah subhanahu wata'ala
Maha Ada, pertama
tanpa ada awalnya dan terakhir tanpa ada akhirnya, maksudnya yaitu
bahwa Allah subhanahu wata'ala Maha Ada sebelum segalanya ada, namun
tanpa keterikatan
dengan pertanyaan "Kapan adanya?". Sebagaimana sabda nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadits yang telah kita baca bersama.
Dan Al Imam
Ghazali menjelaskan agar manusia berhati-hati dengan bisikan syaitan
dalam ibadah dan keluhuran, karena ketika syaitan melihat seorang hamba
sangat giat
dalam beribadah dan dengan sebaik-baik ibadah, sehingga ia tidak
dapat tergoda untuk berbuat maksiat, maka ia akan digoda syaitan dengan
kebaikan, syaitan
membawanya pada bisikan-bisikannya seperti : "Siapakah yang
menciptakan ini dan ini?, jawabannya adalah Tuhanku "Allah", kemudian
dibawa pada bisikan yang
lain : " Siapakah yang menciptakan ini dan itu?", dan kesemua
jawabannya adalah "Allah", hingga syaitan membawanya pada pertanyaan
"Siapakah yang
menciptakan tuhanmu?". Makhluk yang paling memahami tauhid dan
ma'rifah billah, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
memberikan penyelesaian
dalam hal ini, jika seseorang telah sampai pada hal demikian atau
mulai timbul keraguan dalam dirinya, maka segeralah berlindung kepada
Allah subhanahu
wata'ala dan berhentilah dari memikirkannya.
Kemudian disebutkan dalam kitab Ar Risalah Al Jami'ah :
لَا شَرِيْكَ لَهُ وَلَا
مِثْلَ لَهُ وَلَا شِبْهَ
لَهُ لَيْسَ كَمِثْلِهِ
شَيْءٌ وَهُوَ
السَّمِيْعُ اْلبَصِيْرُ
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَاْلأَرْضَ
" Tidak ada sekutu baginya (Allah), tidak ada yang menyamainya,
tidak ada yang menyerupainya, tidak ada sesuatupun yang menyerupainya
dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat, Dia Yang menciptakan langit dan bumi"
Allah subhanahu wata'ala Maha Mendengar dan Maha Melihat, Dialah
yang menciptakan langit dan bumi dari tiada, dan semua yang ada di
langit dan bumi adalah
ciptaan Allah subhanahu wata'ala. Manusia juga dapat menciptakan
namun manusia hanya menciptakan dari hal yang ada yang merangkainya
dalam bentuk yang
berbeda, dan tidak mampu menciptakan dari ketiadaan menjadi ada,
namun Allah subhanahu wata'ala mencipta dari ketiadaan menjadi ada,
hanya dengan kalimat
"Kun" maka terciptalah apa yang ingin diciptakan Allah. Kemudian
disebutkan dalam kitab Ar Risalah Al Jaami'ah "
وَخَلَقَ الْمَوْتَ
وَالْحَيَاةَ
وَالطَّاعَةَ
وَالْمَعْصِيَّةَ
وَالصِّحَّةَ
وَالسَّقَمَ وَجَمِيْعَ
اْلكَوْنِ وَمَا فِيْهِ
" Dan Allah menciptakan kematian dan kehidupan, menciptakan ketaatan
dan kemaksiatan dan menciptakan kesehatan dan penyakit dan menciptakan
segala alam
beserta apa yang ada didalamnya"
Allah subhanahu wata'ala menciptakan langit dan bumi, menciptakan
kematian dan kehidupan. Mengapa terlebih dahulu yang disebut adalah
kematian, padahal
semua makhluk terlebih dulu hidup dan kemudian mati?!, karena asal
muasal makhluk hidup adalah kematian yaitu ketiadaan yang kemudian
muncullah kehidupan,
baik kehidupan di alam rahim, kehidupan di alam dunia, kehidupan di
alam barzakh dan kehidupan di hari kiamat yang kekal dan tiada akan
pernah berakhir.
Namun apakah hal ini berarti manusia (ahli surga) sama dengan Allah
karena manusia juga akan abadi di alam akhirat (surga)?, tentunya tidak
demikian,
karena keabadian makhluk terikat dengan kehendak Allah subhanahu
wata'ala, makhluk tidak akan memiliki keabadian kecuali telah diberi
oleh Allah subhanahu
wata'ala. Maka tentunya tidak sama antara Sang Pemilik dan yang
diberi, Allah memberikan keabadian kepada makhlukNya namun keabadian itu
tetap milik Allah
subhanahu wata'ala. Keabadian itu diberikan oleh Allah kepada
makhlukNya di akhirat baik keabadian dalam kehinaan atau keabadian dalam
kemuliaan, dan
semoga kita selalu dalam kemuliaan di dunia dan akhirat amin
allahumma amin. Dan Allah subhanahu wata'ala yang menciptakan ketaaan
dan kemaksiatan
(perbuatan baik dan buruk). Dalam permasalahan ini terdapat 2
kelompok yaitu kelompok Jabariyah dan kelompok Qadariyah, sedangkan kita
adalah kelompok yang
berada di tengah-tengah. Sebagaimana dijelaskan oleh Al Imam Ibn
Hajar As Asqalani di dalam Fath Al Bari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa
kita bukanlah
termasuk dalam kedua kelompok tersebut, yang mana kelompok Jabariyah
berpendapat bahwa manusia dalam segala perbuatan baik baik dan buruknya
adalah
kehendak dan pakasaan dari Allah dan manusia tidak memiliki kehendak
dan tidak dapat memilih. Sedangkan kelompok Qadariyah berpendapat bahwa
segala
perbuatan manusia baik dan buruknya adalah kehendak manusia sendiri
dan mereka yang menciptakannya, tidak ada hubungannya dengan Allah
subhanahu wata'ala.
Adapun kelompok kita ahlusunnah waljama'ah meyakini bahwa segala
perbuatan baik dan buruk adalah semua kehendak Allah, namun manusia
diwajibkan berikhtiar
(berusaha) untuk selalu melakukan perbuatan baik. Kita kelompok
ahlusunnah waljama'ah meyakini bahwa Allah lah yang menciptakan segala
perbuatan manusia
(baik aatu buruk), namun hal tersebut juga tergantung pada diri
manusia , sebagaimana Allah subhanahu wata'ala telah memberikan kita
jasad, pemikiran dan
hati (ruh) dan kesemua itu kita gunakan untuk taat atau maksiat
tentunya kesemua dengan kehendak Allah subhanahu wata'ala. Sebagai
contoh seorang yang
berbuat maksiat seperti meminum khamr maka bukanlah ia yang
menciptakannya sendiri, namun dia hanya mengambil dari buah-buahan yang
dijadikan khamr dengan
proses pembuatan khamr, dan Allah lah yang telah menciptakan
buah-buahan tersebut dan Allah yang telah mengizinkan adanya khamr di
muka bumi, namun
demikian Allah mengharamkan khamr dan menyuruh hamba-hambaNya untuk
tidak meminumnya, dan dalam hal ini mereka diberi kehendak untuk memilih
antara
mengikuti perintah Allah atau meninggalkannya. Akan tetapi Allah
subhanahu wata'ala akan menjaga hamba-hambaNya yang beriman dan
mengikuti tuntunan nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam agar tidak terjebak pada
minuman keras, sebagaimana dalam riwayat Shahih Al Bukhari ketika
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pada peristiwa Isra' Mi'raj disaat dihidangkan
untuk beliau shallallahu 'alaihi wasallam dua macam minuman yaitu susu
dan arak (yang tidak
memabukkan), maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memilih
susu, lalu malaikat Jibril As berkata : "Sungguh engkau telah
menyelamatkan ummatmu, jika
engkau memilih arak maka ummatmu akan celaka". Hal ini menunjukkan
bahwa salah satu perbuatan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
dapat mempengaruhi
dan menolong ummatnya hingga akhir zaman, karena telah selamat dari
minuman keras, meskipun masih ada manusia yang terjebak ke dalam minuman
keras, dan
semoga Allah subhanahu wata'ala melimpahkan hidayah kepada mereka,a
amin allahumma amin. Demikian juga segala perbuatan maksiat lainnya
sepeti perjudian
perzinahan dan lainnya, kesemuanya bermula dari apa-apa yang telah
diciptakan Allah. Oleh sebab itu ketaatan dan kemaksiatan berasal dari
Allah subhanahu
wata'ala, dan kita diberi kehendak untuk ikhtiar yaitu memilih
diantara keduanya, demikianlah keyakinan kelompok ahlusunnah waljama'ah.
Allah subhanahu wata'ala berfirman :
وَلَوْ رُدُّوا
لَعَادُوا لِمَا نُهُوا
عَنْهُ وَإِنَّهُمْ
لَكَاذِبُونَ ( الأنعام : 28 )
"Jika seandainya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka
kembali kepada apa yang mereka telah dilarang untuk mengerjakannya. Dan
sesungguhnya mereka
itu adalah para pendusta belaka". ( QS. Al An'aam : 28 )
Merekalah orang-orang yang akan kekal di neraka, dimana jika mereka
dikeluarkan dari neraka kemudian dikembalikan ke dunia maka mereka akan
kembali berbuat
kejahatan dan kemungkaran yang telah dilarang oleh Allah subhanahu
wata'ala. Sebaliknya mereka yang tidak dikekalkan di neraka adalah
mereka yang jika
dikeluarkan dari neraka dan dikembalikan ke bumi maka mereka akan
taat kepada Allah subhanahu wata'ala, dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu. Maka
harus kita fahami bahwa manusia tidak dapat berbuat taat atau
maksiat kecuali kesemuanya dengan kehendak Allah subhanahu wata'ala yang
dirangkai dari
segala ciptaan Allah, dan Allah subhanahu wata'ala menyiapakan
kebaikan untuk manusia yang berbuat baik, sebaliknya menyiapakan
kehinaan atau siksaan bagi
mereka yang berbuat maksiat, maka manusia diberi pilihan untuk
memilih diantara keduanya. Dan Allah lah yang menciptakan kesehatan juga
menciptakan
penyakit , dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
مَا أَنْزَلَ اللّهُ مِنْ
دَاءٍ إلّا أَنْزَلَ لَهُ
شِفَاءً
" Allah tidak menurunkan penyakit kecuali telah menurunkan baginya obat "
Allah tidak menciptakan penyakit kecuali juga menciptakan obatnya,
maka orang yang diberi cobaan dengan penyakit maka ia harus berusaha
untuk mencari
obatnya, karena Allah telah menciptakan obat dari setiap penyakit.
Namun berhati-hatilah dalam mencari pengobatan, berobatlah kepada yang
ahli dalam
bidangnya, janganlah berobat kepada sembarang dokter atau berobat
kepada dukun, dan juga janganlah dengan mudah mempercayai orang yang
mengobati, hanya
Allah subhanahu wata'ala yang bisa langsung kita percaya dan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kalau yang lain belum tentu
benar apa yang ia
ucapkan. Sebagaimana yang saya alami ketika menjalani pengobatan
dengan CT scan, di saat itu saya hanya memenjamkan mata tanpa merintih
kesakitan, lalu ada
3 dokter yang datang kepada saya, kemudian salah satu dokter
bertanya tentang penyakit yang saya alami, maka saya katakan bahwa
dibagian bawah tulang rusuk
saya terasa sakit dan sangat perih, dengan spontan ia menjawab :
"Oh, ini usus buntu operasi!", dokter yang lain berkata : "Kalau
menurutku ini adalah
liver, operasi!", kemudian dokter yang terakhir juga mengatakan hal
yang berbeda, wah ketiga dokter kok beda-beda dalam menentukan penyakit
yang saya
derita, kesemuanya hanya memberi instruksi agar saya menjalani
operasi. Dan ketika bapak professor datang beliau hanya mengatakan bahwa
hal ini disebabkan
karena kebanyakan asam lambung, yang di zaman sekarang dikenal
dengan masuk angin dimana cukup dengan dikerokin akan hilang
penyakitnya, maka berhati-hati
dalam berobat atau memilih dokter yang akan mengobati penyakit kita.
Demikian pembahasan kita dalam kitab Ar Risalah Al Jami'ah di malam
hari ini, penjelasan berikutnya kita lanjutkan di majelis yang akan
datang insyaallah.
Selanjutnya kita berdoa dan bermunajat kepada Allah subhanahu
wata'ala, semoga Allah melimpahkan kemuliaan dan keluhuran bagi kita
semua dan orang tua
kita, mereka yang masih hidup semoga dianugerahi panjang umur dan
afiyah, dan yang telah wafat semoga dilimpahi kemuliaan di alam barzakh,
amin allahumma
amin.
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ
الله.. ياَرَحْمَن
يَارَحِيْم ...لاَإلهَ
إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ
اللهُ اْلعَظِيْمُ
الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ
إِلَّا الله رَبُّ
اْلعَرْشِ
اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ
إلَّا اللهُ رَبُّ
السَّموَاتِ وَرَبُّ
الْأَرْضِ وَرَبُّ
اْلعَرْشِ
اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ
حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا
وَعَلَيْهَا نَمُوتُ
وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ
إِنْ شَاءَ اللهُ
تَعَالَى مِنَ
اْلأمِنِيْنَ.
Berikut ada beberapa pengumuman, yang pertama majelis dzikir akbar
kita bersama guru mulia di Monas insyaallah kita adakan pada tanggal 25
November 2013.
Adapun Haul Al Imam Fakhrul Wujud Abu Bakar bin Salim insyaallah
akan diadakan pada hari Ahad, 24 November 2013 di komplek Hankam
Cidodol. Kedatangan guru
mulia sudah semakin dekat, dan semoga Allah subhanahu wata'ala
memberikan kesuksesan dalam setiap acara kita dan membawakan manfaat
bagi kita zhahir dan
bathin dan juga bagi wilayah kita, bangsa kita dan seluruh muslimin
di barat dan timur, menjadi rahmat dan mempersatukan ummat sehingga jauh
dari
perpecahan dan permusuhan antara muslimin dan antara ummat beragama,
amin allahumma amin. Selanjutnya kita bershalawat dan bersalam kepada
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam kemudian doa penutup oleh Al Habib Hud
bin Baqir Al 'Atthas, yatafaddhal masykura.
|
0 komentar:
Posting Komentar