Sayyidina Muhammad SAW Perantara Kecintaan Muslimin Kepada ALLAH SWT Senin, 26 November 2007
Limpahan
puji kehadirat Allah swt Yang Maha Luhur, Yang Maha melimpahkan hidayah
dan iman kepada hamba-hambaNya dari zaman ke zaman maka terpilihlah
namaku dan nama kalian untuk tergabung di dalam kelompok Sayyidina
Muhammad saw. Maha Suci Allah yang menjadikan Alam semesta sebagai
lambang keindahanNya, sebagai lambang kesempurnaan Allah. Matahari dan
bulan, bintang-bintang di angkasa raya, setiap tetes air dan getaran
ombak di lautan yang kesemuanya dijadikan oleh Allah sebagai cermin
bagi kita untuk menikmati keindahan Allah, menikmati keagungan Allah,
memahami kemuliaan Allah. Keindahan Allah Yang Maha Indah, yang
menjadikan seseorang memahami makna keindahan Allah, sirnalah seluruh
keindahan yang ada di alam semesta berganti dengan puncak kerinduaan dan
nafas-nafas yang merindukan Dzat Yang Maha Indah.., Allah...
Hadirin-hadirat, telah kita dengar tadi daripada kalimat Al Imam
Abdullah bin Alwi Alhaddad, Al Hafidz Al Musnid Hujjatul Islam
wabarakatulanam yg berkata : “almunfarid bilkamaali……..” dari salah
satu syair beliau tadi beliau berkata “almunfarid bilkamaal……..” yaitu :
“Yang Maha Tunggal dan Yang Maha sendiri dengan kesempurnaan”, Yang
kesempurnaanNya mengungguli semua kesempurnaan, Kalimat ini ketika kita
renungkan “Almunfarid…………..” Yang Maha sendiri dan Maha Tunggal dalam
kesempurnaan.
Hadirin-hadirat maka pahamlah kita bahwa semua alam semesta akan fana
dan sungguh Yang Maha sempurna tetap abadi, Beruntunglah jiwa yang
mencintai Yang Maha sempurna.., Allah.., hadirin hadirat telah Allah
jadikan alam semesta ini sedikit mengenalkan keindahan Allah kepada
kita, mengenalkan kesempurnaan Allah, mengundang kecintaan kita kepada
Allah, menghantarkan kerinduan kita kepada Allah. Sehingga ketika kita
melihat bulan purnama yang indah ingatlah kepada Yang Maha Menciptakan
yang paling indah.., Allah.., Ketika kita melihat bintang-bintang yang
terang benderang dilangit, ingatlah yang menciptakan hal itu dari
ketiadaan, dan keindahannya.. Allah..,
Jadilah setiap nafas kita menghantarkan kita kepada keindahan Allah,
Allah menciptakan suatu makhluk yang juga menghantar kita kepada
mahabbatullah yaitu Sayyidina Muhammad saw yang dengan melihat wajah
beliau saw sampailah kita kepada khusyu, yang dengan mengikuti
gerak-gerik dan tuntunan beliau saw sampailah kita kepada kesempurnaan
iman.
Hadirin-hadirat, (beliau saw adalah) manusia yang sempurna diciptakan
oleh Allah sebagai lambang kesempurnaan Allah, untuk menghantarkan kita
kepada kecintaan kepada Allah, untuk menghantarkan kita kepada
kerinduan kepada Allah, Allah jadikan alam semesta ini cermin dan
lambang keindahanNya, dan Allah jadikan satu makhluk yang paling cepat
menghantar kita kepada keridhaan Allah Sayyidina Muhammad saw.
Namun Masih muncul pertanyaan : “seandainya kita bisa cinta kepada
Allah dengan ingat kepada Nabi Muhammad saw hati-hati itu syirik”.
Padahal jika kita melihat bulan purnama lalu kita rindu kepada Allah,
jadilah bulan purnama itu yang menjadi perantara antara cinta kita
dengan Allah, Ketika kita melihat kenikmatan yang datang kepada kita
barangkali berupa anak keturunan atau berupa harta atau berupa kedudukan
atau berupa hal-hal yang bersifat duniawi bila itu menghantarkan cinta
kita kepada Allah jadilah ia perantara menuju kecintaan kita kepada
Allah.
Demikian Allah jadikan sedemikian banyak perantara di alam semesta untuk
menghantarkan kita kehadiratNya , dan Allah ciptakan perantara yang
terindah kepada Allah (adalah) Sayyidina Muhammad saw.
Kita lihat bagaimana hadits yang kita baca tadi diriwayatkan di dalam
Shahih Bukhari bahwa Rasul saw bersabda “apakah kalian tidak takjub dan
heran melihat Allah membalikkan caci-maki kaum Quraisy?” (Shahih
Bukhari), kenapa? Al Imam Al Hafidz Ibn Hajar Al Asqalaniy di dalam
kitabnya Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan makna hadits
ini di zaman itu dari bencinya orang-orang Quraisy terhadap Sang Nabi
sehingga beliau sudah diubah namanya bukan lagi Muhammad (Muhammad
adalah orang yg banyakdipuji/tyerpuji) tapi dipanggil “Mudzammam” yaitu
orang yang selalu dicaci maki dan dihina.
Demikian gelar Sang Nabi daripada orang-orang kuffar Quraisy, dan
gelar itu sudah menjadi ucapan setiap orang-orang kuffar hingga mereka
tidak lagi menamakan beliau ini Muhammad tapi selalu menamakannya
Mudzammam, orang yang selalu dicaci, orang yang banyak dihina, orang
yang sangat terhina. Maka Rasul saw melihat wajah-wajah para sahabat
bersedih dengan gelar yang ditaruhkan kepada orang yang dicintai Allah
ini, maka seyogyanya kalian lihat mereka itu mencaci bukan mencaci
Muhammad tetapi mencaci Mudzammam, (diantara cacian orang Qureisy) :
Allah melaknat Mudzammam, Allah memuntahkan kemarahanNya kepada
Mudzammam, Allah mencelakakan Mudzammam, mereka tidak menyebut Muhammad
tetapi mereka menyebut Mudzammam. Maksudnya caciannya bukan kepadaku,
Aku Muhammad. Hadirin tahukah makna “innama Muhammad” nama Muhammad
artinya nama yang selalu dipuji dan yang banyak padanya sifat-sifat yang
terpuji. Dan beliaulah saw memang orang yang paling berhak menyandang
nama Muhammad. Orang yang paling banyak dipuji dan orang yang berkumpul
padanya sifat-sifat yang terpuji, memang orang yang paling banyak dipuji
seluruh langit dan bumi adalah Nabiyuna Muhammad saw. Dimuliakan dan
dicintai di langit dan bumi, tujuh lapis langitpun diperintah oleh Allah
untuk gembira dengan kedatangan Sang Nabi.
Sebagaimana diriwayatkan didalam Shahihain Bukhari dan Muslim ketika
Rasul saw Mi’raj kelangit dan malaikat menjawab “wani’malmajii’u
jaa’………………..”, setiap malaikat itu berkata : “semulia-mulia yang datang
telah datang”, ucapan ini disetiap langit sampai ke langit yang
ketujuh. Disambut dan dimuliakan oleh penduduk langit daripada para
malaikat . Tentunya disambut dan dicintai oleh jiwa mukminin-mukminat
dan para Nabi karena beliau juga teriwayatkan di dalam Shahih Bukhari
ketika malam Isra’ wal Mi’raj disambut oleh para Nabi. Mereka memuji
Sang Nabi “Marhaban Yaa Akhi Shalih wa waladun shalih………..” disambut
oleh Nabi Adam as “selamat datang wahai saudaraku yang shaleh, wahai
anakku yang shaleh”. Demikian para Nabi terus menyambut beliau saw
hingga semua Nabi diperintah oleh Allah menyambut Rasulullah Muhammad
saw, beruntunglah jiwa yang mencintai Nabi Muhammad saw karena cinta
kita kepada Sang Nabi, lambang cinta kita kepada Allah.
Kita lihat bagaimana para sahabat mencintai Sang Nabi, hadits ini
hadirin-hadirat juga melambangkan kepada kita bahwa manusia yang paling
mulia ini juga banyak dicaci, banyak dihina, Hadits ini menghibur semua
orang-orang yang dicaci dan dihina bahwa ada satu orang yang digelari
Mudzammam , orang yang paling banyak dicaci dan paling banyak dihina dan
ialah manusia yang paling terpuji Muhammad Rasulullah, Jangan sampai
diantara kita merasa hina dan sedih kalau orang menghina kita, ada orang
yang paling mulia justru digelari orang yang paling banyak dicaci.
Demikian hadirin-hadirat indahnya hadits ini menenangkan orang-orang
yang terhina dan tercaci, menenangkan orang yang terdzalimi dan ditindas
dan beliau saw berkata “mereka mencaciku Mudzammam sedangkan aku
Muhammad” karena beliau saw dipuji oleh orang-orang dari
mukminin-mukminat, para Nabi, para malaikat dan Allah. Allah memuji
beliau saw : “sungguh kau (wahai Muhammad saw) berada pada akhlak yang
agung” (QS Alqalam), padahal “adzhim” adalah salah satu dari
sifat-sifat Allah. Menunjukkan bukan Sang Nabi memiliki sifat Allah,
bukan itu maksudnya. Maksudnya Allah ingin memuliakan derajat Sang Nabi
sedemikian tingginya. Alangkah mulianya hadits ini ketika dibaca oleh
orang-orang yang terhina dan orang-orang yang difitnah dan dicaci, dia
akan ingat manusia yang paling terpujipun digelari orang yang paling
banyak dihina shallallahuwassallama wabarik alaihi.
Sehingga diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika Rasul saw
bercerita untuk mengingatkan betapa indahnya kenabian beliau saw dan
ummat beliau saw seraya berkata ketika Allah swt memberikan kepadaku
perpisahan seakan-akan orang-orang membangun sebuah rumah yang megah
tapi tersisa ada satu batu atau bata yang belum terpasang, maka semua
orang yang lewat di rumah itu memuji rumah yang indah itu tapi mereka
tersangkut, kenapa ini batu satu belum terpasang?. Ada satu bata yang
berada ditempat yang paling strategis justru belum terpasang. Maka Rasul
saw meneruskan : “aku adalah batu bata yang terakhir terpasang”, akulah
pengakhir dari semua para Nabi.
Hadits ini menunjukkan banyak makna diantaranya ada dua makna besar.
Yang pertama menghikayatkan kesempurnaan kenabian beliau saw adalah
beliaulah saw Nabi yang terakhir dan beliaulah saw Nabi yang menjadi
penyempurna seluruh ajaran para Nabi, makna yang kedua kerendahan hati
beliau bahwa bukan berarti beliaulah saw yang menguasai para Nabi, aku
hanyalah salah satu dari batu bata dan semua batu bata itulah para Nabi,
aku salah satu diantaranya. Demikian indahnya perumpamaan dari Nabi
kita Muhammad saw.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bagaimana Sayyidina Saib ra dari
kaum Anshar, Sayyidina Saib ini lanjut usianya sampai 94 tahun dan ia
berkata “Aku tetap menikmati pendengaran dan penglihatan dari semua yang
ada pada diriku dengan sempurna”. Usianya 94 tahun tapi ia tetap awet
muda seperti usia 40 tahun. Sayyidina Saib saat Rasul wafat usianya 8
tahun berarti masih sangat kecil ketika jumpa dengan Rasul mungkin
usianya 6 tahun kira-kira, ia berkata : “Saat itu aku sakit dan saudara
sepupuku minta doa kepada Rasulullah saw, lantas kulihat Rasul berwudhu.
Setelah berwudhu aku meminum air dari bekas wudhu Rasulullah saw”.
Keberkahan dari air bekas wudhu Sang Nabi membuat tubuhnya sempurna
hingga usia 94 tahun tetap dalam keadaan awet muda, kenapa? Karena air
mulia itu masuk dan merasuk pada tubuhnya.
Hadirin-hadirat jangan sampai kita tertipu dengan bisikan syaitan “apa
ini minum air bekas wudhu?”. karena air berubah-ubah dan bereaksi dengan
apa-apa yang ada didepannya dari manusia. Ini sudah dibuktikan oleh
para ilmuwan kita dan telah saya bahas tentunya, bahwa air itu
berubah-ubah ketika orang yang dihadapannya marah dan mencaci, air yang
dihadapannya berubah menjadi buruk bila dilihat dengan mikroskop, Bila
orang yang didepannya itu mengucapkan kalimat-kalimat indah, maka air
berubah menjadi lebih indah bentuknya bagaikan berlian, dan bila
diucapkan doa-doa air semakin indah bentuknya. Maka air ini bereaksi,
air ini bereaksi juga ketika bersentuhan dengan kulit manusia yang
paling indah Nabi Muhammad saw, air bereaksi dengan doa Rasul saw yg
diucapkannya saat beliau saw berwudhu,
Kita lihat bagaimana muslimin-muslimat hingga saat ini masih mencium
Hajar Aswad, sedangkan Hajar Aswad ini diriwayatkan didalam Shahih
Bukhari berkata Sayyidina Umar bin Khattab : “kalau bukan karena
Rasulullah yang mencium mu maka aku tidak akan mencium mu wahai Hajar
Aswad, engkau hanya batu”. Tidak lebih dan tidak kurang dari batu, tidak
bisa membawa mudharat dan manfaat, tetap batu, tapi ketika batu itu
telah dicium oleh Nabi Muhammad maka muslimin-muslimat berebutan
menciumnya karena dengan menciumnya dapat keberkahan dan rahmat…, dari
apa? Dari sunnah Nabi Muhammad saw, karena sentuhan bibirnya Rasulullah
saw pada Hajar Aswad, Rasulullah menciumnya maka mukminin-mukminat
mencium.
Demikian hadirin-hadirat keadaan para Sahabat ra sehingga berkata
Sayyidina Marwah ra diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa Rasul saw
ini pemilik wajah yang paling indah, pemilik tubuh yang paling
sempurna, Bukanlah beliau saw ini terlalu tinggi dan tidak pula terlalu
pendek, sempurna penciptaan Allah kepada beliau saw. Hingga tidak
terlalu tinggi tidak terlalu pendek sedemikian hebatnya. Sehingga
berkata Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq di riwayatkan di dalam Shahih
Bukhari, ketika dimasa khalifahnya Abu Bakar Assiddiq ra setelah selepas
daripada shalat Ashar beliau melihat Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi
Thalib putranya Sayyidina Ali bin Abi Thalib, diambil digendong oleh
Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq, Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq saat itu
berjalan bersama Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw disebelahnya. Lalu
Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq sedang bercanda dengan ayahnya Sayyidina
Hasan yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib seraya berkata “ini Hasan
wajahnya mirip dengan Rasulullah saw, mirip dengan Nabi tidak mirip
dengan Ali bin Abi Thalib” .Maka tertawalah Sayyidina Ali bin Abi
Thalib kw, ini menunjukkan akrabnya hubungan antara Sayyidina Abu Bakar
Asshiddiq ra dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. Bila muncul
pemahaman dimasa sekarang yang mengatakan Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq
ra ini mendahului khilafah Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw dan ada
diantara mereka permusuhan maka ini adalah fitnah yang batil. Karena
jiwa mereka murid-murid Rasulullah tidak mempunyai sifat kikir dan sifat
keinginan berebutan kekuasaan.
Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy didalam kitabnya Fathul Baari
bisharah Shahih Bukhari menjelaskan makna daripada kejadian itu ada 2
makna. Yang pertama memang Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq ra
menjelaskan wajah Sayyidina Hasan bin Ali ini mirip dengan wajahnya
Rasulullah saw karena diperkuat oleh riwayat-riwayat shahih lainnya
wajah Sayyidina Hasan ini mirip kepada wajah Rasul daripada wajah
ayahnya. Yang kedua ucapan ini adalah untuk memuji Sayyidina Ali bin Abi
Thalib kw. Orang yang membaca sekilas seakan-akan ini merendahkan
Sayyidina Ali kw, “wajah mirip Rasul daripada ayahnya” tidak bilang
begitu tapi justru itu makna pujian didalam bahasa arab bahwa putra
Sayyidina Ali bin Abi Thalib wajahnya mirip Rasulullah Muhammad saw.
Menunjukkan pujian kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang termuliakan
dengan putra yang wajahnya mirip dengan Rasulullah saw kakeknya
tentunya.
Demikian hadirin-hadirat keakraban para sahabat ra sehingga diriwayatkan
didalam Shahih Bukhari ketika Rasul saw menuju Bathah saat beliau
melakukan shalat jama’ qashar dhuhur dan ashar, selesai dari shalat itu.
Ini riwayat hadirin-hadirat Shahih Bukhari mesti kita pahami bahwa
Shahih Bukhari adalah kitab yang paling shahih dari semua kitab hadits.
Jumhur seluruh ulama Ahlusunnah waljamaah tidak satupun terkecuali
mengakui keabsahan Shahih Bukhari. Maka disaat itu kulihat Rasul saw
selesai shalat ashar dan shalat dhuhur jama’ lantas kulihat para sahabat
“Setelah selesai dari shalat itu kulihat para sahabat bukan lagi
mencium tangan Rasul saw, Kita sering dengar orang mengingkari orang
cium tangan zaman sekarang, mereka bukan lagi mencium tangan beliau saw,
namun mengambil tangan beliau kedua-duanya dan mengusapkan diwajah
mereka, Ini perbuatan para sahabat ra, seandainya masa sekarang ini ada
yang berkata seperti ini niscaya dikatakan kultus dikatakan musyrik,
padahal ini perbuatan para sahabat Rasul saw,
Diriwayatkan didalam buku yang paling Shahih yaitu Shahih Bukhari.
Para sahabat mengambil tangan Rasul dan mereka mengusapkannya diwajah
mereka, semulia-mulia tangan dan semulia-mulia wajah yang disentuh oleh
telapak tangan Sang Nabi.
Kenapa mereka berbuat demikian? Apakah mereka tidak mengenal tauhid?
Apakah mereka keterlaluan dalam islam? Sungguh mereka yang lebih
memahami tauhid karena mereka murid-murid Rasulullah saw. Seandainya ini
mungkar maka Rasul akan mengatakan mungkar jangan kalian perbuat sekali
lagi hal seperti ini. Dan Rasul berdiam memahami cinta dari para
sahabat, cinta mereka untuk mengusapkan wajah mereka dengan tangan Nabi
saw. Maka berkata perawi hadits ini “kuambil pula tangan Sang Nabi dan
ketika ku genggam tangannya lebih dingin daripada salju dan lebih wangi
daripada misk”.
Hadirin-hadirat kita lihat kenapa Allah swt membuat sempurna Sang
Nabi demikian hal. Tidak ada manusia yang keringatnya dibikin wangi oleh
Allah terkecuali Nabi Muhammad saw, kita bertanya kenapa wahai Allah
Kau perbuat seperti ini? Sehingga para sahabat menyaksikan didalam
riwayat mutawatir bahkan diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa
tangan beliau lebih wangi dan kulit beliau lebih wangi dari bau minyak
misk. Minyak misk adalah minyak wangi termahal didunia, menunjukkan
hadirin-hadirat Allah sudah mewangikan tubuh Sang Nabi ketika beliau
saw lahir.
Berdeda seperti tangan ulama dan habaib zaman sekarang harus diberi
minyak wangi dulu baru wangi, (Anas bin Malik ra setiap pagi meminyaki
tangannya dg minyak wangi, demi untuk orang orang yg menyalaminya, rujuk
Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari),
Kalau beliau saw sudah dijadikan Allah swt tubuhnya wangi dan
keringatnya wangi dan tidak tembus dalam logika kita bagaimana keringat
yang muncul dari sel-sel tubuh beliau membuat wangi hingga keluarnya
keringat itu. Ini telah dikehendaki oleh kesempurnaan Allah Yang Maha
sempurna dan tidak terjadi pada makhluk lainnya mulai Adam hingga
manusia terakhir, tidak ada yang keringatnya wangi terkecuali Muhammad
saw. Oleh sebab itu hadirin-hadirat tidak salah Allah ciptakan beliau
sempurna seperti ini supaya dicintai. Kalau seandainya cinta kepada
Rasul tidak perlu cinta pada tubuhnya, atau tidak perlu cinta kepada
beliau, atau maksudnya cinta kepada Allah jangan kau memuliakan Nabi,
Buktinya Allah buat hal yang berbeda pada diri Rasulullah, kalau tidak
tidak perlu dibuat keringatnya wangi dan sengaja keringatnya wangi
membuat orang suka menciumi beliau,
Kalau Allah tahu perbuatan ini mungkar Allah tidak akan perbuat
demikian, namun berubahlah keringat beliau wangi, wajah yang paling
indah.
Demikian hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, malam ini sengaja
memang pembahasan kita kepada idola kita Nabi Muhammad saw, Kenapa..?,
Karena jarang majlis-majlis ta’lim yang mau mengenalkan sosok Nabi
Muhammad saw, Disini ada guru kita Habib Alwi bin Utsman tadi
menyampaikan bagaimana telapak tangan Nabi keluar dimasa Imam Ahmad
Rifa’i, mungkin diantara kita bertanya apakah hal seperti ini benar?,
Sungguh hal ini (ada pada) hukum didalam hadits-hadits shahih bahkan
ayat Alquran, sebagaimana bahwa Allah swt berfirman (hadits Qudsiy)
diriwayatkan didalam Shahih Bukhari : “ barang siapa yang memusuhi
wali-wali Ku, Ku umumkan perang baginya. Tiada hamba-hambaKu mendekat
kepadaku akan hal yang fardhu dan mereka tidak berhenti tapi terus
mendekat kepadaKu dengan hal-hal yang sunnah sampai Aku mencintainya,
diteruskan dalam hadits yang panjang salah satu dari ucapannya “bila
hambaKu itu waliKu minta kepadaKu akan Ku beri”, maka tidak mustahil
ketika Imam Ahmad Rifai meminta kepada Allah untuk bisa lebih bercium
tangan dengan Nabi Muhammad saw hal seperti ini bukan mustahil, hal
seperti ini tidak terjadi pada semua orang. Hal seperti ini terjadi pada
yang memintanya dan yang memintanya adalah wali Allah, dan kemuliaanya
bukan karena keramat atau lainnya karena sebab ketaqwaannya kepada
Allah. Bahkan kita lihat bagaimana Allah menjelaskan didalam surat An
Nahl didalam Alquran ketika ummat Nabi Sulaiman yang salah satu diantara
mereka berkata “aku bisa membawakan singgasana Ratu Balqis sebelum kau
mengedipkan matamu”(QS Annaml 40). Ini di Aquranulkarim, oleh sebab itu
ketika muncul pengingkaran didalam jiwa kita pada hal-hal yang bersifat
ghaib dan ajaib telah dijelaskan oleh Allah dalam ayat itu, Ini seorang
hamba yang diberi ilmu dari kitabullah kata Allah. “berkatalah seseorang
yang mempunyai ilmu dari kitab Allah : Wahai Sulaiman aku bisa
membawakan singgasana Ratu Balqis kehadapanmu sebelum kau mengedipkan
matamu, dalam sekejap muncullah singgasana Ratu Balqis (dari dalam
tanah) muncul dihadapan Nabi Sulaiman bin Daud as (QS Annaml 40).
Alquranulkarim yang bicara, oleh sebab itu hal seperti ini tidak
mustahil terjadi pada Imam Ahmad Rifai, dan sungguh Rasul saw bersabda
“bershalawatlah kalian dimanapun kalian berada, sungguh shalawat kalian
disampaikan kepadaku saw”.
Demikian hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, majelis mulia kita di
malam mulia ini tentunya dipenuhi pembahasan agar kita lebih mengenal
idola kita Nabi kita Muhammad Rasulullah saw.
Hadirin-hadirat kita bermunajat kepada Allah swt agar kita terus
dibimbing dalam kesempurnaan tauhid, dalam kecintaan kepada Allah dan
Rasul sebagaimana Rabbi kau bimbing hamba-hambaMu yang shaleh dari para
sahabat Rasul daripada Auliya daripada imam-imam kami..., Rabbi….Rabbi..
telah Kau bimbing mereka pada kesempurnaan tauhid maka bimbing pula
jiwa kami pada sempurnanya tauhid, sempurnanya iman, sempurnanya
mahabbah, Yaa Rahman Yaa Rahim bangkitkan muslimin-muslimat yang
mencintai Nabi Muhammad saw.., yang mengidolakan Nabi Muhammad saw.
Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah kita berdoa kepada Allah agar
Allah bangkitkan jiwa-jiwa para pecinta Rasulullah, orang-orang berani
menahan pedih dan sakit demi karena cinta kepada idolanya, (kita lihat)
Ada yang memasang anting atau besi dan cincin di lidahnya atau
memasangnya dibibirnya, Ini semua mereka lakukan seraya menahan sakit
dan pedihnya demi karena mengikuti idolanya, ini keadaan saudara kita
muslimin-muslimat...,
Bagaimana dengan diriku dan diri kalian, bagaimana dengan idolaku dan
idola kalian Nabi Muhammad saw.., Sedemikian banyak orang-orang yang
malu memakai sunnah Sang Nabi dihadapan umum sedangkan orang-orang non
muslim memegang injilnya dengan bangga dihadapan umum tapi ummat Nabi
Muhammad malu terlihat siwaknya didepan umum, malu kalau dia mengikuti
sunnah Sang Nabi, merasa hina kalau dia mengikuti sunnah Sang Nabi
padahal itulah bentuk kemuliaan disisi Allah swt.
Yaa Rahman Yaa Rahim Yang Maha Melimpahkan Kemuliaan bangkitkan
muslimin-muslimat agar bangga terhadap sunnah Nabi Mu, agar cinta kepada
Nabi Mu Muhammad saw. Dan Rabbi masing-masing dari kami mempunyai
kesalahan yang hingga malam ini terus menggigit dan merobek jiwa kami,
kalau bukan pengampunan Mu Yaa Rahman, kalau bukan maaf Mu Yaa Rabbi,
kalau bukan maaf Mu Yaa Allah...
Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa
Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa
Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Rahman Yaa Rahim telah Kau
jadikan alam semesta beserta isinya lambang keindahan Mu, lambang
kesempurnaan Mu dan kau jadikan Nabi Muhammad sebagai lambang keindahan
Mu yang menuntun kami kepada khusyu, menuntun kami kepada iman,
perantara yang menyampaikan kami kepada keindahan Dzat Mu, kepada
kesempurnaan Mu, kepada cahaya keagungan Mu. Wahai Yang Maha bercahaya…
Wahai Yang Maha Indah… Wahai Yang Maha Megah… Wahai yang menerbitkan
kesempurnaan pada setiap benda dan makhluk Mu…
Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa
Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa
Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah…Yaa Rahman Yaa Rahim terbitkan
nama Mu Yang Maha tunggal sempurna dalam jiwa kami, tuntun kami pada
kehadirat Mu Yaa Rahman Yaa Rahim wassallallahuala sayyidinamuhammadin
wa’alahiwashahbihi wassalam. |
Terakhir Diperbaharui ( Friday, 22 August 2008 )
|
|
|
|
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar