Penjelasan Kitab Arrisalatul Jami'ah Bagian 28
zakat
Senin, 12 Agustus 2013
قَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
:
وَ
يَقُولُونَ الكَرْمُ ،
إنَّمَا الكَرْمُ قَلْبُ
المُؤْمِنِ
( صحيح البخاري )
" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Orang-orang banyak menyebut (anggur) "al karmu (kemuliaan)" padahal al
karmu adalah hati
seorang mukmin"
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ
خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ
وَأَنْقَذَنَا مِنْ
ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ
وَالدَّيَاجِرِ
اَلْحَمْدُلِلَّهِ
الَّذِيْ هَدَانَا
بِعَبْدِهِ
اْلمُخْتَارِ مَنْ
دَعَانَا إِلَيْهِ
بِاْلإِذْنِ وَقَدْ
نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا
مَنْ دَلَّنَا
وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ
وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
اَلْحَمْدُلِلّهِ
الَّذِي جَمَعَنَا فِي
هَذَا الْمَجْمَعِ
اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا
الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ
وَفِي الْجَلْسَةِ
الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ
اللهُ قُلُوْبَنَا
وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ
مَحَبَّةِ اللهِ
وَرَسُوْلِهِ
وَخِدْمَةِ اللهِ
وَرَسُوْلِهِ
وَاْلعَمَلِ
بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ
وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Luhur, Yang telah mengundang kita ke dalam samudera لا إله إلا الله . Kita semua adalah undangan Ilahi untuk menjadi
ummat dari semulia-mulia nabi, yang padanyalah samuderaلا إله إلا الله disempurnkan dengan kalimat محمد رسول الله
shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga jadilah kita
semua sebagai ummat sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
dengan kehendak dan izin Allah subhanahu wata'ala. Sang Maha Indah,
Allah subhanahu
wata'ala terus mengasuh dan membimbing kita, seperti seorang bayi
kecil yang diasuh, maka ia dimandikan, disuapi dan lain sebagainya,
demikian pula
pengasuhan Allah terhadap hambaNya namun pengasuhan Allah subhanahu
wata'ala kepada kita lebih dari semua itu. Kita ketahui Allah telah
menyiapkan untuk
hamba-hambaNya makanan dan minuman yang berbeda-beda jenis dan rasa,
menciptakan hewan-hewan yang berbeda-beda jenis dan berbeda rasa,
dimana sebagian
diantara hewan tersebut ada yang halal untuk dimakan dan sebagian
ada yang haram dimakan, dan juga Allah subhanahu wata'ala menumbuhkan
berbagai macam
tumbuhan yang berbeda sebagai bahan pokok bagi manusia seperti
beras, gandum dan lainnya sebagainya. Dan sejatinya seseorang hanya
mencari makanan untuk
dimakan karena setelah ia memakannya maka Allah lah yang
mengaturnya, Allah yang menentukan jalur makanan yang ia makan untuk
mengarah ke bagian sel-sel
tubuh yang mana, dimana terdapat sel-sel tubuh yang mati dan
terdapat sel-sel tubuh yang tumbuh, Allah yang mengetahui antara sel-sel
tubuh yang aktif dan
sel-sel tubuh yang tidak aktif dan alin sebagainya. Merupakan suatu
hikmah Ilahi dan sebagai petunjuk untuk mereka yang telah lanjut usia,
dimana seseorang
berawal dari usia kecil ia lemah dan tidak mampu berbuat apa-apa,
tidak mampu berjalan dan lainnya hingga ia mulai tumbuh besar dan dewasa
dan ia mulai
mampu berjalan, berlari, dan alinnya, hingga ia mencapai usia tua ia
mulai kembali melemah, ketika ia akan berdiri maka ia tidak bisa
berdiri secepat
pemuda, begitu juga gerakan-gerakannya yang lain pastilah lebih
lambat dari gerakan para pemuda, mengapa?, karena demikian itu untuk
memudahkan mereka yang
telah lanjut usia agar memperbanyak dzikir kepada Allah subhanahu
wata'ala, dengan berbagai macam lafaz dzikir seperti kalimat "Allah, Allah" atau "Bismillaah",
ketika akan duduk ia mengucap bismillah, ketika akan berdiri ia
mengucap bismillah, sehingga dengan demikian Allah subhanahu
wata'ala mempermudah mereka yang telah mencapai usia lanjut untuk
selalu mengingat Allah subhanahu wata'ala, dengan menjadikan mereka
tidak mampu bergerak
cepat sebagaimana para pemuda maka mereka masih sempat untuk
berdzikir kepada Allah subhanahu wata'ala, karena mereka telah mendekati
panggilan Ilahi untuk
meninggalkan kehidupan di alam ini. Ketika alam dunia ini disingkap
dari penglihatan mata kita, maka seakan-akan kita menonton di bioskop
dimana setelah
selesai dan kita keluar, maka kita akan membawa fikiran-fikiran yang
berbeda, begitu juga ketika mata kita terbuka akan keilahian Allah
subhanahu wata'ala
(ma'rifah billah) dan jika kita renungkan kita merasa bahwa diri
kita hanya bersama Allah subhanahu wata'ala, namun secara tarbiyah maka
membutuhkan 70.000
tabir cahaya yang membatasi makhluk dengan Allah subhanahu wata'ala,
akan tetapi untuk ruh dan sanubari kita maka Allah subhanahu wata'ala
anugerahkan
kepada kita makna ma'iyyatllah (kebersamaan dengan Allah)
sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala :
وَإِذَا سَأَلَكَ
عِبَادِي عَنِّي
فَإِنِّي قَرِيبٌ ( البقرة
: 186 )
"
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat
". ( QS. Al Baqarah : 186 )
Dimana menurut kacamati hati maka membutuhkan 70.000 tabir yang mana
jika satu tabir saja tersingkap maka gunung pun hancur karena cahaya
kewibawaan Allah
subhanahu wata'ala, namun dalam firman Allah ini Allah menjelaskan
bahwa jika hamba bertanya kepada nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam tentang
Allah subhanahu wata'ala maka sungguh Allah Maha dekat dengan
hambaNya, bagaimana tidak karena seluruh sel kita diasuh oleh Allah
subhanahu wata'ala,
setiap gerak-gerik kita diatur oleh Allah subhanahu wata'ala, ketika
kita berjalan maka ribuan juta sel bergerak dan hal itu dengan kehendak
dan izin Allah
subahanahu wata'ala, bukan diri kita yang memerintahkan kaki kita
untuk bergerak dan berjalan, karena meskipun kita mempunyai kaki jika
Allah berkehendak
maka Allah mampu untuk menjadikan kita tidak bisa berjalan.
Sebagaimana kita dapati ada diantara manusia yang bisa berjalan dan
diantara mereka ada yang
tidak bisa berjalan, diantara mereka ada yang dapat melihat dan
diantara mereka tidak dapat melihat, hal demikian menunjukkan bahwa
segala sesuatu ada yang
mengatur dan mengasuhnya, Dialah Yang Maha Tunggal Allah subhanahu
wata'ala, yang telah menghadiahkan kepada kita semulia-mulia nabi,
seindah-indah makhluk
yang berakhlak luhur, makhluk yang paling berlemah lembut dan paling
berkasih sayang setelah Yang Maha Berkasih kasih sayang melebihi semua
yang berkasih
sayang, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagaimana
yang telah dikabarkan Allah kepada kita dalam firmanNya subhanahu
wata'ala :
لَقَدْ جَاءَكُمْ
رَسُولٌ مِنْ
أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ
عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ
حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ
بِالْمُؤْمِنِينَ
رَءُوفٌ رَحِيمٌ ( التوبة : 128
)
"
Sesungguhnya telah datang kepada
kalian
seorang rasul dari kaum
kalian
sendiri, berat terasa olehnya penderitaa
n kalian
, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi
kalian
,
s
a
ng
at be
r
kasih
sa
yang terhadap orang-orang mukmin
". ( QS. At Taubah : 128 )
Kalimat " iman" disini kita kaitkan dengan hadits yang tadi
kita baca, sebagaiamana dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani
dalam kitab Fath
Al Bari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa dahulu di masa jahiliyah
orang-orang quraisy memenamakan buah anggur (bukan khamr/arak) dengan
sebutan "al karmu", namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang hal itu kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
إِنَّمَا الْكَرْمُ
قَلْبُ الْمُؤْمِنِ
" Sesungguhnya Al Karmu (kemuliaan) adalah hati seorang mukmin"
Tiada yang lebih dermawan dan mulia diantara seluruh makhluk Allah
subhanahu wata'ala dari sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam,
tiada yang
lebih dermawan dari nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
kecuali Yang Maha Dermawan Rabbul 'alamin subhanahu wata'ala. Oleh
karena kedermawanan Allah
subhanahu wata'ala diciptakanlah surga. Suatu masa atau alam yang
akan datang kepada kita dimana ketika itu tiada tempat lain kecuali
surga dan neraka
sebagai tempat orang-orang yang baik dan tempat orang-orang yang
jahat. Allah subhanahu wata'ala Maha Baik karena sesungguhnya
orang-orang yang kekal di
neraka adalah mereka yang seandainya dikembalikan ke muka bumi maka
mereka akan kembali kufur terhadap Allah subhnahu wata'ala. Sungguh
Allah sangat Maha
Berlemah lembut dan berkasih sayang sehingga menciptakan surga kekal
untuk para penghuninya, namun tidak menjadikan penghuni neraka kekal
didalamnya
kecuali mereka yang jika dikembalikan ke dunia maka mereka tetap
dalam kekufuran, sehingga mereka dikekalkan di dalam neraka
selama-lamanya. Dan surga
adalah tempat kenikmatan, tempat kedermawanan Ilahi berpijar dari 99
macam rahmat Allah subhanahu wata'ala yang disimpan untuk ummat
sayyidina Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam. Disebutkan dalam riwayat ketika
nabiyullah Musa As berkata kepada Allah :
"Ya Allah aku melihat suatu ummat dan mereka adalah
semulia-mulia ummat dan kelompok yang paling banyak dari mereka yang
mengisi surga, jadikanlah
mereka itu ummatku"
, maka Allah subhanahu wata'ala menjawab : " Itu ummat Muhammad" shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian nabi Musa As berkata :
"Wahai Allah aku melihat suatu ummat yang mendapatkan panggilan
untuk melakukan ibadah haji dan umrah ke Baitul Haram dalam setiap
tahunnya dan mereka
mendapatkan kemuliaan dan pengampunan, jadikanlah itu ummatku"
, maka Allah subhanahu wata'ala menjawab : " Itu adalah ummat Muhammad" shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian sayyidina Musa As kembali berkata : "Wahai
Allah, aku melihat suatu ummat yang terakhir dibangkitkan namun mereka
memasuki surga lebih dulu, jadikanlah mereka ummatku", Allah
subhanahu wata'ala menjawab : "Itu ummat Muhammad" shallallahu 'alaihi wasallam , maka nabi Musa As berkata :"Ya Allah maka jadikanlah aku sebagai ummat Muhammad" shallallahu 'alaihi wasallam, Allah subhanahu wata'ala menjawab : "Engkau wahai Musa dan seluruh para nabi berada di bawah naungan panji Muhammad" shallallahu 'alalihi wasallam.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Hadits ini merupakan undangan dari Allah subhanahu wata'ala kepada
kita semua untuk menjadi hamba yang lebih dermawan, dengan sabda nabi
Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam :
إِنَّمَا الْكَرْمُ
قَلْبُ الْمُؤْمِنِ
" Sesungguhnya Al Karmu (kemuliaan) adalah hati seorang mukmin"
Dimana kalimat "Al Karm" secara bahasa bermakna kemuliaan
atau kedermawanan, namun orang quraisy menggunakannya sebagai sebutan
dari buah anggur
karena bagi mereka buah anggur merupakan buah yang paling nikmat.
Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab dengan hadits
tersebut, bahwa
kedermawanan yang tersimpan dalam sanubari seorang yang beriman
itulah yang disebut "Al Karm". Dalam hadits ini tidak ada
perintah untuk kita
berderma, akan tetapi hadits ini memanggil sanubari untuk kita
menjadi orang yang dermawan. Siapa yang tidak ingin hatinya menjadi
mulia di sisi Allah,
hati yang berpijar dengan ketenangan dan kesejukan, hati yang
dimuliakan oleh Allah di dunia dan di akhirat, siapa yang tidak ingin
dicintai oleh Allah
rabbul 'alamin pemilik alam jagat raya semesta, Yang Maha Tunggal
mencipta alam semesta dari tiada, pastinya semua orang ingin dicintai
oleh Allah
subhanahu wata'ala dan dicinati oleh makhluk tercinta, pembuka cinta
Allah subhanahu wata'ala, nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam,
demikian seruan
luhur yang tersimpan dalam hadits mulia ini bagi setiap orang muslim
untuk menjadi orang yang dermawan, karena dengan kedermawanan itu maka
berarti ia
telah mendapatkan gelar atau stempel dari Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bahwa ia seorang mukmin. Namun demikian Allah subhanahu
wata'ala juga
mempunyai perintah bagi kita untuk mengeluarkan harta dengan
perintah yang sharih (terang-terangan).
Sebagaimana pembahasan kita dalam kitab Ar Risaalah Al Jaami'ah kita
masih dalam pembahasan zakat, kita ketahui bahwa zakat adalah
mengeluarkan harta,
adapun hukum mengeluarkan harta ada yang wajib dan ada yang sunnah,
dimana yang sunnah disebut dengan shadaqah sedangkan yang wajib disebut
zakat. Dan
hadits ini mengarahkan orang-orang yang telah mengeluarkan harta
yang wajib (zakat) untuk menaiki derajat yang lebih tinggi lagi, tidak
hanya dengan
mengerjakan hal yang wajib namun juga melakukan hal yang sunnah
yaitu dengan bersedekah. Oleh sebab itu pula syari'at Islam membatasi
kelompok-kelompok
yang berhak menerima zakat yang mana terdapat 8 golongan,
sebagaimana yang telah kita bahas pada majelis yang lalu, namun
orang-orang yang menerima
shadaqah tidak dibatasi sehingga siapa saja boleh menerimanya
termasuk juga masjid, majelis ta'lim, pesantren dan lainnya. Dan hal
penting yang perlu kita
perhatikan dalam masalah zakat adalah bahwa zakat profesi yang
dikeluarkan setiap bulan itu adalah sebuah kebathilan karena tidak ada
dalam syari'at Islam
dan jika orang yang mengeluarkannya mengetahui hal tersebut maka ia
berdosa besar, karena telah menambah hal yang fardhu dari yang telah
ditentukan oleh
nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, seperti halnya seseorang
melakukan puasa Ramadhan lebih dari sebulan karena ia telah banyak
melakukan dosa atau
yang lainnya maka hal ini adalah suatu kebathilan. Adapun jika
mengeluarkan hartanya setiap bulan dengan niat shadaqah dari profesi
maka hal ini adalah
suatu keluhuran, baik mengeluarkannya dalam jumlah tertentu atau
tidak dalam setiap bulannya, atau mungkin dengan mencontoh akhlak
sayyidina Abu Bakr As
Shiddiq Ra yang menghadiahkan seluruh hartanya kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, dimana tidak semua orang yang diterima
oleh beliau
shallallahu 'alaihi wasallam untuk menginfakkan seluruh hartanya,
namun beliau melihat terlebih dahulu kekuatan iman orang tersebut, atau
mungkin ada
kebutuhan lain yang ia perlukan. Adapun sayyidina Abu Bakr As
Shiddiq, ayah beliau adalah seorang yang buta suatu waktu ia berkata
kepada sayyidina Abu
Bakr As Shiddiq Ra : "Sebelum engkau pergi sisakanlah beberapa potong emas untuk keluargamu",
maka sayyidina Abu Bakr As Shiddiq meletakkan
beberapa potong batu sebagai ganti dari potongan-potongan emas,
tidak sedikit pun harta yang tertinggal namun semuanya dihadiahkan untuk
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam. Dan ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam berkata :"Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu wahai Abu Bakr?", sayyidina Abu Bakr Ra menjawab : "Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan RasulNya".
Sedangkan sayyidina Utsman bin 'Affan Ra ketika akan menginfakkan
seluruh hartanya maka hal itu
tidak diterima oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, namun
beliau diperintah oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk
meneruskan
perdagangannya karena kelak perdagangannya akan berlimpah sehingga
beliau dapat berinfak lebih banyak dari saat ini, begitu juga dengan
beberapa para
sahabat yang lainnya ketika menginfakkan hartanya untuk kepentingan
dakwah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah
shallalahu 'alaihi
wasallam melihat terlebih dahulu keadaan dari setiap mereka,
demikian derajat kedermawanan para sahabat nabi dengan bimbingan
tarbiyah dari beliau
shallallahu 'alaihi wasallam.
Jika terjadi suatu permasalahan bagaimana dengan seseorang yang
memberikan hibah (hadiah) berupa harta untuk janin yang masih berada di
dalam kandungan,
apakah harta tersebut wajib dizakati atau tidak?, tentunya tidak
karena harta itu belum mencapai haul (1 tahun), begitu juga jika janin
belum keluar hingga
setahun lebih sedangkan harta telah mencapai haul (1 tahun) maka
tidak wajib dizakati karena ia belum hidup di dunia, dan jika ia lahir
kemudian meninggal
maka hartanya beralih untuk ahli warisnya. Demikian pembahasan bab
zakat dalam kitab Ar Risaalah Al Jaami'ah.
Pembahasan berikutnya, disebutkan dalam kitab Ar Risaalah Al Jaami'ah :
وَصَوْم رَمَضَانَ
وَحِجّ اْلبَيْتِ مَن
اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ
سَبِيْلاً
" Dan puasa ramadhan, dan haji ke baitullah (Ka'bah) bagi yang mampu menjalankannya "
Rukun Islam yang keempat adalah puasa, secara bahasa As Shaum bermakna Al Imsaak yaitu menahan, sedangkan menurut syariat
adalah:
اَلْاِمْسَاكُ عَنْ
جَمِيْعِ
الْمُفْطِرَاتِ
عَلَى وَجْهٍ
مَخْصُوْصٍ
" Menahan dari segala hal yang membatalkan (puasa) dengan bentuk/cara tertentu"
Adapun yang dimaksud dengan "dengan bentuk/cara tertentu"
diantaranya adalah dalam waktu tertentu dengan syarat-syarat tertentu,
dimana waktunya mulai dari
waktu fajar hingga terbenam matahari, dan juga ada hal-hal yang
membatalkan puasa seperti murtad dan lainnya. Adapun makna Ramadhan secara bahasa
adalah رمض يرمض yaitu mencabut,
dan menurut pendapat yang paling mudah dari
penjelasan para ulama' menyebutkan bahwa makna Ramadhan adalah
mencabut dosa-dosa atau mencabut orang-orang yang semestinya tertulis
dalam kelompok
penduduk neraka diganti dan dipindahkan menjadi penduduk surga.
Semoga seluruh dosa, musibah dan penyakit kita terbawa oleh ramadhan,
dan kita semua
termasuk kelompok yang dibebaskan dari api neraka, amin allahumma
amin.
Kemudian rukun Islam yang kelima adalah Haji, adapun "Al Hajj" secara bahasa adalah "Al Qashd"
(keinginan atau menuju). Sedangkan secara
syariat Haji adalah Menuju bait Al Haram (Ka'bah) untuk melakukan
ibadah dengan cara atau bentuk tertentu. Dan haji diwajibkan bagi yang
mampu
melakukannya, adapun jika seseorang tidak mampu melakukannya seperti
seseorang yang telah tua renta, maka boleh diwakilkan kepada orang lain
meskipun ia
masih hidup dan terlebih lagi orang yang telah wafat, sebagaimana
diriwayatkan dalam hadits Shahih Al Bukhari dimana salah seorang
bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang ibunya yang telah
wafat namun belum melakukan haji, apakah ia menghajikan untuknya ;
apakah pahalanya
sampai kepadanya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
mengiyakan dan memerintahnya untuk melakukan haji untuk ibunya. Dan hal
ini juga merupakan
salah satu dalil yang shahih dan sharih akan sampainya pengiriman
pahala kepada orang yang telah wafat. Namun kelompok-kelompok di zaman
sekarang
mengatakan bahwa pahala itu tidak sampai, jika demikian ya sudah itu
maunya mereka, bukan maunya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
اَلْأَرْوَاحُ
جُنُوْدٌ مُجَنَّدَةٌ
فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا
اِئْتَلَفَ وَمَا
تَنَاكَرَ مِنْهَا
اِخْتَلَفَ
" Ruh-ruh itu bagaikan tentara yang saling berpasangan maka
yang saling mengenal akan menyatu, dan yang saling mengingkari akan
berselisih"
Ketika seseorang mencintai yang lainnya maka ruhnya kelak akan
bersama yang dicintainya. Seluruh madzhab kalangan ahlusunnah wal
jama'ah mengatakan bahwa
mengirim pahala untuk yang telah wafat akan sampai kepadanya,
demikian juga dalam madzhab Syafi'i sebagaimana dijelaskan oleh Al Imam
An Nawawi dalam kitab
Al Majmuu' bahwa pendapat yang masyhur dalam hal ini adalah tidak
sampainya pahala tersebut kepada yang telah wafat, namun pendapat yang
shahih mengatakan
bahwa pahala tersebut sampai kepada yang telah wafat. Begitu halnya
orang hidup yang dikirimi pahala maka pahala itu juga akan sampai
kepadanya, dimana
diantara dalilnya adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam ketika menyembelih hewan kurban beliau shallallahu 'alaihi
wasallam berdoa :
بِاسْمِ اللهِ
اَللّهُمَّ
تَقَبَّلْ مِنْ
مُحَمَّدٍ
وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ
أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
" Dengan nama Allah, Ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad, dan dari keluarga Muhammad dan ummat Muhammad"
Maka seluruh ummat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam akan
mendapatkan pahala kurban, namun sebagian pendapat ulama' mengatakan
bahwa mereka yang
mendapatkan pahala kurban Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
adalah mereka yang tidak mampu berkurban. Dalam kejadian lain, suatu
waktu ketika
peristiwa Bai'at Ar Ridwan sayyidina Utsman bin Affan Ra tidak hadir
dalam bai'at, maka ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
mengangkat salah
satu tangan beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata bahwa
tangan itu menggantikan tangan sayyidina Utsman bin 'Affan Ra yang tidak
hadir dalam
bai'at agar juga mendapatkan pahala kemuliaan bai'at. Begitu juga
pada perang Badr Al Kubra sayyidina Utsman bin Affan Ra tidak hadir
dalam peperangan
namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata bahwa beliau
mendapatkan kemuliaan dan pahala Badr Al Kubra, dan ketika itu sayyidina
Utsman bin
Affan Ra masih hidup, demikian dalil-dalil yang menunjukkan
sampainya pengiriman pahala untuk yang masih hidup atau yang sudah
wafat, namun harus disertai
dengan keikhlasan. Ikhlas adalah mengerjakan sesuatu semata-mata
karena Allah subhanahu wata'ala. Dan disebutkan oleh Al Imam Ahmad bin
Zein Al Habsyi
sebagai peringatan bahwa barangsiapa yang tidak disertai keikhlasan
dalam setiap amalannya maka ia adalah seorang yang munafik, dan
barangsiapa yang tidak
mempercayai atau mengimani rukun Islam dengan hatinya maka ia adalah
seorang kafir. Namun tentunya tidak dengan mudah menghukumi seseorang
munafik karena
ia tidak ikhlas dalam beramal, adapun perkataan Al Imam Ahmad
tersebut sebagai pendorong agar orang-orang yang tidak ikhlas dalam
beramal berusaha untuk
meninggalkan sifat-sifat riya', sombong , ujub dalam beramal menuju
pada keikhlasan. Demikian juga perkataan Al Imam Ahmad bahwa orang yang
tidak
mempercayai rukun Islam dengan hatinya maka ia adalah seorang kafir,
perkataan tersebut adalah sebagai pendorong bagi kita agar kita
senantiasa berusaha
untuk tidak terjebak ke dalam kekufuran.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Berikut ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan, pertama bahwa
Tabligh Akbar malam Ahad yang akan datang kita akan adakan secara
besar-besaran di Masjid
Raya Al Hidayah Tebet dan sekaligus doa untuk hari kemerdekaan RI
dan setelahnya kita akan konvoi dengan tertib untuk ziarah kubra,
sebagaimana baliho
telah kita pasang di beberapa tempat, maka saya harapkan para
jama'ah dari seluruh wilayah Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta
Selatan untuk hadir
majelis, dan juga jika ada waktu bagi para jama'ah dari luar wilayah
seperti Bogor dan sekitarnya untuk hadir majelis dan ziarah bersama.
Kedua bahwa
majelis kaum wanita akan mulai dibuka pada hari Ahad tanggal 18
Agustus 2013 di kediaman saya. Ketiga bahwa majelis mingguan malam
Jum'at maulid nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan syarah kitab Ar Risaalah
Al Jaami'ah minggu depan akan kembali dimulai.
Selanjutnya kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala semoga
Allah subhanahu wata'ala melimpahkan rahmat dan kebahagiaan kepada kita,
semoga cahaya
keimanan berpijar dalam sanubari kita, sehingga dengan demikian kita
memahami bahwa yang senantiasa bersama kita hanyalah Allah subhanahu
wata'ala, yang
mengasuh kita dalam segala keadaan kita hanyalah Allah subhanahu
wata'ala, yang mengatur segala ketentuan kita adalah Allah subhanahu
wata'ala, namun
demikian kita masih dibukakan pintu-pintu untuk berdoa dan meminta
apa-apa yang kita inginkan, dimana jika doa itu tidak dikabulkan maka
akan dihapuskan
satu dosa atau musibahnya, alangkah indahnya Yang Maha Baik. Kita
bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala, mensucikan diri kita dari
banyaknya kotoran
dan kesalahan, Ya Allah Engkau telah mengundang kami untuk sampai ke
samudera Laa ilaaha Illaa Allah Muhammadun Rasulullah, sehingga kami
menjadi ummat
sayyidina Muhamamd shallallahu 'alaihi wasallam karena undanganMu,
semoga kami semua yang hadir dijauhkan dari musibah dan setelah kami
melewati ramadhan
limpahkanlah anugerah yang banyak di dunia dan akhirah dan
jadikanlah kami kelompok orang-orang yang dibebaskan dari api neraka,
dan dilimpahi kemuliaan
dan kebahagiaan di dunia dan akhirah.
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ
الله.. ياَرَحْمَن
يَارَحِيْم ...لاَإلهَ
إلَّاالله...لاَ إلهَ
إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ
الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ
إِلَّا الله رَبُّ
اْلعَرْشِ
اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ
إلَّا اللهُ رَبُّ
السَّموَاتِ وَرَبُّ
الْأَرْضِ وَرَبُّ
اْلعَرْشِ
اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
،كَلِمَةٌ حَقٌّ
عَلَيْهَا نَحْيَا
وَعَلَيْهَا نَمُوتُ
وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ
إِنْ شَاءَ اللهُ
تَعَالَى مِنَ
اْلأمِنِيْنَ
.
Selanjutnya kita bersalam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, dan kita terus berdoa agar Allah subhanahu wata'ala membenahi
keadaan kita,
keluarga kita, wilayah kita, kota kita dan bangsa kita, dan semua
para pejabat yang barangkali terlibat dalam kesalahan semoga Allah
membimbing mereka pada
kebenaran atau mengganti mereka dengan yang lebih baik, dan kita
juga berdoa agar para ulama', umara' dan rakyat bersatu untuk saling
membenahi dan
menjalankan tugas-tugasnya masing, yang berpolitik menjalankan
politiknya namun dengan penuh kecintaan kepada sayyidina Muhammad
shallallahu 'alaihi
wasallam, yang berdagang mengerjakan dagangannya namun ia tetap
mencintai sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, demikian juga
yang mempunyai
aktivitas lainnya kesemuanya mencintai nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah dan
RasulNya semampunya.
Haul Ahlu Al Badr telah kita lewati, namun semangat Ahlul Al Badr
tidak akan hilang dari dalam diri kita, insyaallah dalam akhir bulan
September atau awal
November adalah kedatangan guru mulia Al Musnid Al Habib Umar bin
Hafizh, yang insyaallah beliau akan berada di Jakarta selama 4 hari dan
hari-hari lainnya
akan berkunjung ke beberapa wilayah di Indonesia. Sebagaimana kita
ketahui bahwa majelis Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasanya
diberi
kepercayaan untuk mengurus transportasi, perizinan dan lainnya dari
hal-hal yang dibutuhkan oleh beliau semoga Majelis Rasulullah dapat
menjalankannya
dengan baik dan semoga acara-acara di waktu yang akan datang
berlangsung sukses, amin allahumma amin. Marilah bangkit dengan semangat
Ahlul Badr untuk kita
bersiap-siap menyambut kedatangan guru mulia kita Al Musnid Al 'Arif
billah Al Habib Umar bin Hafizh semoga beliau senantiasa dalam 'afiyah
dan dilimpahi
kekuatan oleh Allah subhanahu wata'ala dan dipanjangkan umur beliau,
kita masih membutuhkan sosok ulama' seperti beliau dimana hari-hari
beliau terus
dipenuhi dengan kesibukan dakwah, semoga Indonesia adalah salah satu
bangsa yang beliau cintai karena merupakan negara yang paling banyak
kaum muslimin dan
para habaib, amin allahumma amin. Kita bersalam kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian kita doa penutup dan kalimat
talqin oleh Al Habib
Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, yatafaddhal masykura.
|
0 komentar:
Posting Komentar