Penjelasan Kitab Arrisalatul Jami'ah Bagian 10
Makna Kalimat وَصَلَّى اللهُ
Senin, 18 Febuari 2013
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا (رواه مسلم)
“ Dari Abi Hurairah Ra, sesungguhnya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu
kali, maka Allah bershalawat kepadanya ( melimpahkan rahmat) sepuluh
kali ”. ( HR. Muslim )
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ
خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ
وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ
اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا
لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا
الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي
الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ
بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ
وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Tunggal
dengan keabadian , Tunggal dengan kesempurnaan, Maha Tunggal menciptakan
kerajaan alam semesta dan menghamparkannya dari tiada, Yang Maha
memunculkan keluhuran-keluhuran bagi hamba-hambaNya di dunia dan di
akhirat, keluhuran dunia yang fana dan keluhuran akhirat yang abadi, dan
semua ciptaan Allah telah diisi dengan segala kenikmatan. Sebagaimana
Allah subhanahu wata’ala menciptakan air maka Allah simpan sedemikian
banyak kenikmatan pada air itu, diantaranya air tersebut sebagai
penghilang haus dan dahaga, sebagai pencuci dan pensuci (bersuci),
sebagai tempat kehidupan hewan-hewan air, sebagai pemandangan yang indah
dan lain sebagainya dari manfaat-manfaat yang Allah ciptakan dalam air
tersebut. Demikian pula Allah subhanahu wata’ala menciptakan api,
diantara manfaat api adalah untuk memasak, memanaskan, menghangatkan,
dan lain sebagainya dari hal-hal yang bermanfaat dari penggunaan api
tersebut.
Kemudian Allah subhanahu wata’ala menciptakan tanah dan menumbuhkan
bermacam-macam tumbuhan di atasnya yang menghasilkan berbagai macam
buah-buahan yang mana memiliki manfaat yang berbeda-beda, menumbuhkan
sayur-sayuran dan pepohoan yang dapt digunakan uga untuk berteduh dan
lainnya. Lalu Allah subhanahu wata’ala menciptkan hewan-hewan yang
memiliki manfaat yang bermacam-macam, sehingga terkadang ada hewan yang
nampaknya tidak bermanfaat namun kenyataannya justru hewan tersebut
membawa manfaat yang besar, sebagaimana yang kita ketahui bahwa cairan
yang paling manis adalah madu padahal asal mula madu adalah dikeluarkan
oleh serangga, begitu juga kain yang paling bagus dan paling mahala
dalah sutera padahal asal mulanya terbuat dari ulat, adapun minyak wangi
yang paling mahal adalah misk padahal asal mulanya berasal dari bagian
darah kijang, demikian banyak hal-hal yang berharga dan dimuliakan di
muka bumi ini ternyata berasal dari hal-hal yang hina.
Dan Allah subhanahu wata’ala juga menjadikan dalam ciptaan-ciptaanNya
itu terdapat mudharat (bahaya), seperti air yang dapat membawa musibah,
bakteri , penyakit dan lain sebagainya, begitu juga pada ciptaan yang
lainnya seperti api, tanah, gunung-gunung, pepohonan, udara, kesemua
ciptaan itu dapat juga membawa musibah selain juga membawa manfaat.
Kemudian Allah subhanahu wata’ala mengutus sang Rahmatan Lil’alamin,
sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang membawa rahmat bagi
sekalian alam semesta, yang kemudian Allah menjadikan banyak hal yang
tadinya akan membawa musibah dari ciptaan-ciptaan Allah subhnahu
wata’ala, berubah menjadi membawa manfaat. Sehingga hanya dengan
dzikir-dzikir yang sepertinya sangat remeh dan tidak berartipun hal itu
justru dapat menghindatkan seseorang dari musibah, sebagaimana
disebutkan dalam riwayat Shahih Muslim bahwa seorang sahabat mengadu
bahwa ia telah tersengat kalajengking, maka Rasulullah shallallah
‘alaihi wasallam berkata : “ Jika engkau membaca doa :
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“ Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang mulia dan sempurna dari kejelekan yang diciptakan”
Sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali sore hari, maka sungguh
engkau tidak akan ditimpa bahaya apa pun. Demikian rahasia kemuliaan
dari tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Selanjutnya hadits riwayat Shahih Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا ( رواه مسلم )
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah bershalawat
kepadanya ( melimpahkan rahmat) sepuluh kali”. ( HR. Muslim)
Adapun shalawat Allah kepada hamba-hambaNya adalah bahwa Allah
melimpahkan rahmat kepada mereka. Sedangkan shalawat dari malaikat
adalah bahwa malaikat memohonkan pengampunan dosa-dosa untuk hamba
kepada Allah subhanahu wata’ala. Adapun shalawat dari manusia adalah
berupa doa dan munajat kepada Allah subhanahu wata’ala agar menambahkan
kemuliaan kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
makhluk yang paling dicintai Allah subhanahu wata’ala. Maka dari hadits
tersebut terbukalah rahasia keagungan cinta Allah subhanahu wata’ala
kepada orang-orang yang mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam. Dan Allah subhanahu wata’ala berfirman :
إِنَّ اللَّهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ( الأحزاب : 56 )
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Wahai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kalian untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. ( QS. Al Ahzaab : 56 )
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa orang
yang bershalawat kepadanya sekali maka Allah akan bershalawat kepadanya
(melimpahkan rahmat) sepuluh kali. Sungguh ribuan shalawat dari kita
tidak berarti dibanding dengan shalawat Allah, bahkan jika seluruh alam
semesta ini bershalawat maka hal itu tidak akan menyamai satu shalawat
dari Allah subhanahu wata’ala. Dan disini Allah subhanahu wata’ala akan
bershalawat sepuluh kali untuk orang yang bershalawat kepada nabi
Muhammad shallalahu ‘alaihi wasallam satu kali. Hal ini menunjukkan
sungguh besarnya sambutan Allah subhanahu wata’ala kepada yang mencintai
sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, satu kali cinta
seseorang kepada sang nabi maka Allah jawab dengan sepuluh kali cinta
dari Allah subhanahu wata’ala. Jadi mencintai nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam bukanlah perbuatan yang kultus atau syirik, namun
mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah merupakan
anugerah besar dan akan berlanjut dari hal itu limpahan anugerah yang
lebih besar dari Allah subhnahu wata’ala di dunia dan di akhirat.
Selanjutnya kita membahas kitab Ar Risalah Al Jami’ah karangan Al
Imam Ahmad bin Zen Al Habsyi Ar, dan kita telah selesai dari pembahasan
kalimat :
اَلْحَمْدُللهِ رَبِّ الْعَالمَِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ
Di malam ini kita akan membahas kalimat وَصَلَّى اللهُ “Washalla Allahu”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam :
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ
صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ
عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ
“ Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah bershalawat
untuknya sepuluh kali, dan dihapuskan darinya sepuluh kesalahan (dosa),
dan ditinggikan baginya sepuluh derajat”.
Adapun yang dimaksud dengan ditinggikan sepuluh derajat adalah
didekatkan kepada Allah subhanahu wata’ala sepuluh kali lebih dekat dari
keadaan sebelumnya, maka seandainya seseorang yang hidup di saat ini ia
bershalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam satu kali,
maka Allah akan mendapatkan sepuluh kali shalawat dari Allah subhanahu
wata’ala, dan dihapuskan darinya sepuluh dosa, serta ia terangkat
sepuluh derajat lebih dekat kepada Allah subhanahu wata’ala, sungguh
betapa beruntungnya orang yang cinta kepada sayyidina Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, betapa mulianya perkumpulan shalawat
kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka setelah
bershalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, pilihlah doa
yang ingin diminta dan dipanjatkan kepada Allah subhanahu wata’ala
karena orang tersebut telah terangkat sepuluh derajat lebih tinggi, dan
telah berjatuhan darinya sepuluh dosa, sehingga ketika itu ia berada
lebih dekat pada pintu terkabulnya doa-doa, demikian agungnya kemuliaan
satu shalawat. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dan
teriwayatkan dalam Mu’jam Al Kabiir oleh Al Imam At Thabrani:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ عَشْرًا بِهَا مَلَكٌ مُوَكَّلٌ بِهَا حَتَّى يُبْلِغْنِيهَا
“ Barangsiapa bershalawat kepadaku, Allah bershalawat dan bersalam
kepadanya sepuluh, dan shalawat itu ada malaikat yang membawanya hingga
menyampaikannya kepadaku”
Dalam hadits ini ditambahkan bahwa Allah subhanahu wata’ala juga
memberi salam kepada yang bershalawat kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam. Seseorang jika mendengar bahwa pak RW kirim salam
kepadanya maka ia sangat gembira, terlebih lagi jika ia adalah lurah,
bupati, gubernur, atau presiden dan terlebih lagi jika yang bersalam
adalah Rabbul ‘alamin subhanahu wata’ala karena seseorang telah
bershalawat kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka
beruntunglah orang-orang yang duduk dalam perkumpulan yang terang
benderang dengan shalawat kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Abu Kahil :
ياَ أَبَا كَاهِل
أَنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ كُلَّ يَوْمٍ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ وَكُلَّ
لَيْلَةٍ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ حُبًّا بِيْ وَشَوْقًا إِلَيَّ كَانَ حَقًّا
عَلَى اللهِ أَنْ يَغْفِرَ لَهُ ذُنُوْبَهُ تِلْكَ اللَّيْلَةَ وَذَلِكَ
الْيَوْم.
“Wahai Aba Kahin, seseungguhnya barangsiapa yang bershalawat kepadaku di
setiap siang hari 3 kali dan setiap malam 3 kali dengan penuh kecintaan
kepadaku dan kerinduan kepadaku, sungguh Allah akan mengampuni
dosa-dosanya di malam itu dan di hari itu”
Para pecinta dan yang rindu kepada sayyidina Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam jika bershalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alihi
wasallam maka Allah subhanahu wata’ala akan menghapus dosa-dosanya di
malam dan di siang itu, yaitu dengan shalawat yang dipenuhi cinta dan
rindu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sayyidina Anas bin
Malik berkata teriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari :
مَا رَأَيْنَا مَنْظَرًا أَعْجَبَ مِنْ وَجْهِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“ Tidaklah kami melihat pemandangan yang lebih menakjubkan dari wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”
Dalam riwayat yang lain disebutkan :
كَأَنَّهُ قِطْعَةُ قَمَرٍ
“ Seakan-akan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah potongan bulan purnama”
Dan dalam riwayat yang lain disebutkan :
كَأَنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ تَدُوْرَانِ فِيْ وَجْهِهِ
“ Seakan-akan matahari dan bulan beredar di wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”
Wajah terindah yang dicipta oleh Allah subhanahu wata’ala, makhluk
yang paling ramah dan paling baik kepada semua teman, dan berakhlak
luhur kepada semua musuhnya. Disebutkan dalam sebuah riwayat ketika
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat dijamu dengan
makanan oleh orang-orang Yahudi, maka nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam mendatangi jamuan tersebut dimana makanan itu telah dibubuhi
racun, dan ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengulurkan
tangan pada makanan tersebut, maka makanan yang sudah dimasak itu
berbicara dengan berkata : “Wahai Rasulullah , jangan engkau memakanku karena aku telah diberi racun”,
maka Rasulullah shallallahu menarik kembali tangan beliau dan melarang
para shahabat untuk memakannya, namun sebagian dari para sahabat ada
yang telah memakannya sehingga mereka pun meninggal.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meminta untuk
mencari dan orang yang telah membubuhi racun pada makanan tersebut, maka
tertangkaplah seorang wanita Yahudi yang telah meracuni makanan-makanan
tersebut, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya
kepadanya : “Mengapa engkau meracuni makanan-makanan ini?”, wanita Yahudi itu menjawab : “Karena
aku ingin bukti bahwa engkau adalah benar sebagai Rasulullah, sebab
jika engkau hanyalah sekedar mengaku-ngaku sebagai Rasulullah maka
engkau pasti akan memakan makanan itu sehingga engkau akan meninggal,
namun jika engkau adalah benar seorang nabi maka engkau tidak akan
memakan makanan yang beracun itu, dan ternyata engkau tidak memakannya
maka sungguh engkau adalah benar-benar nabi”, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “Bebaskanlah wanita itu”,
sehingga beliau tidak menghukum wanita itu justru membebaskannya,
adakah akhlak yang lebih mulia dari akhlak Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam?!.
Hal ini juga membuktikan bahwa makanan tersebut mencintai sayyidina
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Demikian rahasia budi pekerti
terindah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mana
sulit untuk kita temui di barat dan timur serta sulit untuk kita ketahui
kecuali dengan mempelajarinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
sangat dimuliakan Allah subhanahu wata’ala begitu juga orang-orang yang
mencintainya shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana hadits yang telah
disebutkan. Dan kita berada di majelis ini, telah berapa kali kita
bershalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, semoga
diantara shalawat itu ada yang menjadi penghapus atas dosa-dosa kita,
dan orang-orang yang berkumpul di tempat ini kesemuanya adalah
orang-orang yang mencintai dan rindu kepada sayyidina Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda yan teriwayatkan dalam Mu’jam Al Kabir oleh Al Imam At Thabrani
Ar:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ بَلَغَتْنِيْ صَلاَتُهُ وَصَلَّيْتُ عَلَيْهِ وَكُتِبَ لَهُ سِوَى ذَلِكَ عَشْرُ حَسَنَاتٍ
“ Barangsiapa yang bershalawat untukku maka shalawat itu akan sampai
kepadaku, dan aku bershalawat untuknya, dan selain itu dituliskan
baginya sepuluh kebaikan”
Demikian rahasia kemuliaan bershalawat kepada sayyidina Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, dan hadits yang menjelaskan tentang
kemuliaan shalawat sangatlah banyak. Dan pembahasan kita dalam kitab Ar
Risaalah Al Jaami’ah masih sampai dalam pembahasan kalimat وَصَلَّى اللهُ “ Washalla Allahu”.
Malam Selasa yang akan datang insyaallah akan kita lanjutkan kembali
pembahasan tentang makna shalawat ini, dan masih banyak penjelasan akan
hal ini dimana sebagai penyemangat dan kabar gembira untuk orang-orang
yang bershalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Meskipun sebenarnya telah cukup bagi kita untuk memahami kemuliaan
shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan firman
Allah subhanahu wata’ala :
إِنَّ اللَّهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ( الأحزاب : 56 )
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Wahai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kalian untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. ( QS. Al Ahzaab : 56 )
Namun karena masih dangkalnya keilmuan kita, sehingga kita masih
perlu untuk mengorek lagi lebih dalam makna-makna dan kemuliaan dari
shalawat ini, yang insyaallah akan kita lanjutkan di majelis yang akan
datang. Dan di malam ini setelah kita bershalawat dan bersalam kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kita akan melakukan shalat ghaib
untuk syarifah Nur binti Ali Al Haddad yang wafat di Singapura, dan
untuk saudari Aminah binti Amir dari Papua, yang akan dipimpin oleh guru
kita Al Habib Hud bin Muhammad Bagir Al Atthas dan sekaligus doa
penutup.
|
0 komentar:
Posting Komentar