Bimbingan Rasulullah SAW Untuk Berbakti Kepada ALLAH SWT Senin, 19 November 2007
Limpahan
Puji kehadirat Allah swt Yang Maha Luhur, Yang Maha Menguasai setiap
ruh dan jiwa, (*mengetahui) berapa lama mereka akan hidup di atas
permukaan bumi, berapa jumlah sel yang merangkai tubuhnya, berapa jumlah
nafasnya dan berapa jumlah hari-hari yang dilewatinya, sejak ia lahir
dari rahim ibundanya sehingga ia wafat. Dan (*Dia) Allah Maha Menguasai
langit dan bumi, Maha Mengetahui setiap kehidupan, Maha Mengatur segala
kehidupan, Maha Menguasai segala kehidupan, Maha lembut dan mengenalkan
kelembutan Nya kepada keturunan Adam as.
Maha Suci Allah yang memuliakan ruh dan jiwa untuk mencapai keabadian
dengan jalan keridhaan, dengan kesucian jiwa yang menyejukkan hari-hari
dan malam (*malam) nya, sehingga jadilah usia dan hari-harinya
seindah-indah usia, jadilah harinya semulia-mulia hari, ketika mereka
melewatinya dalam cahaya keridhaan Illahi, ketika mereka melewatinya
dengan mengagungkan Allah. Tidak ada hari yang lebih agung dari terbit
dan terbenamnya matahari dalam usia kita terkecuali disaat hari-hari
kita mengagungkan Allah. Tiada pula lintasan pemikiran yang lebih mulia
selain lintasan pemikiran yang memuliakan Allah, yang merindukan Allah,
yang meminta keridhaan Allah, yang menyesal atas dosa-dosanya kepada
Allah, inilah hamba yang paling mulia hidup di atas permukaan bumi yang
milikNya, inilah nafas-nafas termulia yang kita lewati dalam kehidupan.
Dan demikianlah hamba-hamba Allah melewati hari-hari yang sementara
sampai datang waktunya mereka tidak lagi melihat terbitnya matahari,
tidak pula melihat siang dan malam, tidak pula melihat wajah, tidak pula
melihat warna, bentuk dan sifat, mereka telah berpindah ke alam
barzakh. Akan tetapi penguasa di alam barzakh adalah tetap Allah.
Beruntunglah mereka yang dimuka bumi selalu ingin bersama Allah maka
barzakh nya bersama Allah, dan ia akan terus dalam kebersamaan di dalam
keridhaan Ilahi, Dalam cahaya keindahan Allah hari-harinya berlalu,
dosa-dosanya tergulung dalam pengampunan Allah,
Adakah yang lebih indah dari hamba yang seperti ini..?, dosa-dosanya
ditelan oleh gelombang pengampunan Illahi karena ia membangkitkan
gelombang pengampunan Allah dengan istighfar, dengan penyesalan atas
dosa-dosanya, dengan jiwa yang menyesal dan merasa bersalah kepada
Allah. Yang Maha berhutang seluruh hamba kepadaNya, sehingga dinamakan
Malikuddayyaan (yaitu) Raja yang berhutang kepada Nya seluruh hambaNya,
berhutang penglihatan, pendengaran, panca indera dan seluruh nafas yang
diberikan olehNya, hutang yang tiada pernah terbayar .
Demikian hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, dan semulia-mulia
orang yang berhutang adalah kepada Allah Yang Maha Memaafkan.
Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, cahaya kemuliaan hidayah yang
tebit dengan kebangkitan Sayyidina Muhammad saw, Tidak terbenam dengan
wafatnya Sang Nabi saw, tapi cahaya itu terus terbit dan akan abadi
menuntun kemuliaan kepada keridhaan Allah, diteruskan dari zaman ke
zaman oleh mereka yang membawa wasiat dan amanat dari Sang Nabi saw
karena mereka mendengar perintah dan instruksi dari Sayyidina Muhammad
saw “Ballighuu..’anniiy walaw aayah..”, “sampaikan dariku walaupun satu
ayat”. Sehingga semua mereka menyampaikan dari apa yang mereka dengar
tentang agama ini, mereka telah berpadu dengan sambungan perintah Nabi
Muhammad saw. “Ballighuu..’anniiy”.
sampaikanlah dariku, maksudnya apa?, Wakililah aku untuk menyampaikan
(*ajaranku) walaupun satu ayat.
Demikian dahsyatnya Sang Nabi meminta kepada ummatnya untuk membantu
beliau dalam menyampaikan risalah. “Ballighuu ‘anniiy………”, sampaikanlah
dariku walaupun satu ayat.
Demikian hadirin-hadirat hal yang diharapkan oleh Sang Nabi, hal yang
diminta oleh Sang Nabi dan inilah bentuk dari bakti ummat kepada Sang
Nabi dan semulia-mulia bakti makhluk kepada makhluk lainnya adalah bakti
seorang hamba kepada Nabinya,
dan seagung-agung bakti kepada Allah adalah mereka-mereka yang turut
menegakkan kemuliaan Allah. “Ballighuu ‘anniiy………” sampaikanlah dariku
walaupun satu ayat, mereka yang mendengar ini maka mereka telah
diwakilkan oleh Sang Nabi untuk menyampaikan risalah, menyampaikan
hadits, menyampaikan ayat, menyampaikan apa dari bimbingan-bimbingan
Sang Nabi.
Hadirin-hadirat demikian hebatnya seluruh ummat Nabi Muhammad saw
yang telah mendapatkan mandat langsung perwakilan dari Rasulullah saw
untuk menyampaikan apa yang dia dengar.
Jangan sampai kita tertipu sehingga kita berfikir aku belum pantas
menyampaikan dan menasehati orang lain. La’ Wallah, (*Demi Allah
tidak!), nasehat bukan harus di atas mimbar, walaupun hanya dengan sms,
walaupun hanya dengan senyum, walaupun hanya dengan perbuatan mulia,
itulah nasehat dan itulah tanda engkau telah mengambil perwakilan dari
Sang Nabi. Demikian semakin banyak ia menyampaikan apa-apa yang ia
ketahui maka semakin eratlah hubungan nya dengan Imamnya saw.
Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, demikian dahsyatnya Allah
mengikat ummat ini kepada Nabinya, walaupun Nabi kita saw telah wafat
akan tetapi berkesinambungan rahasia kemuliaannya diteruskan oleh
seluruh ummatnya dari zaman ke zaman sehingga seluruh ummat Sang Nabi
turut mengambil tanggung jawab sebagai pendukung Muhammad Rasulullah
saw. Akan tetapi hadirin-hadirat walaupun Rasul saw telah wafat tetapi
kewibawaan dan kemuliaan ruh beliau saw tidak sirna dan (*tidak) dihapus
bahkan oleh para Sahabat ra.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari ketika dua orang yang
berteriak-teriak di Masjid Nabawi, di masjid Rasul saw di Madinatul
Munawwarah jauh setelah Rasul saw wafat di masa Khalifah Umar bin
Khattab ra maka berkata : “kalian berdua darimana?” , dua orang ini
berkata “dari Thaif…”, tempat jauh dari Madinah, maka berkata Sayyidina
Umar ra “kalau kalian orang sini akan kuberi hukuman kepada kalian
karena berani mengangkat suara di Masjid Rasulullah saw". Demikian
hadirin-hadirat padahal larangan ini hanya muncul disaat Sang Nabi masih
hidup, sebagaimana firman Allah "Yaa ayyuhalladzina amanu…". “Wahai
orang-orang yang beriman jangan kau angkat (*atau) keraskan suara kalian
dihadapan Sang Nabi sebagaimana kalian saling mengeraskan suara satu
sama lain, (*karena bila kalian mengangkat suara dihadapan Sang Nabi)
maka akan jatuhlah amal pahala kalian tanpa kalian sadari” (QS
Alhujurat). Ini adalah dihadapan Sang Nabi, maka pd riwayat Shahih
Bukhari Sayyidina Umar masih melarang orang yang mengangkat suara di
Masjidil Rasul sehingga beliau berkata "tarfa'an ashwaatakuma……." Kalian
mengeraskan suara di Masjid Rasulullah padahal masjid itu tinggal
batunya. Kalau sebagian orang mengatakan Nabi telah wafat sudah tidak
lagi mendengar dan melihat, akan tetapi para sahabat masih menjaga adab
di Masjidil Nabawi seakan-akan Rasulullah saw selalu bersama mereka di
Masjidil Nabawi.
Demikian adab para sahabat kepada Rasulullah saw tidak sirna dengan
wafatnya Sang Nabi bahkan setelah Rasul saw wafat pun mereka tetap
menjaga adab dan akhlak kepada Nabi mereka. Demikian hadirin-hadirat
yang dimuliakan Allah.
Rasul saw telah menjelaskan pula kepada kita, penjelasan ini juga
sebagai ulasan bagi kita, peringatan bagi kita untuk berhati-hati.Seraya
bersabda diriwayatkan pd Shahih Bukhari "Latattabi’uuna….." kelak
ummatku ini akan mengikuti orang-orang dari adat istiadat kaum lain dari
yg sebelum mereka, sejengkal demi sejengkal lalu sehasta demi sehasta
mereka mengikuti adat istiadat dari orang sebelum mereka sampai jika
seandainya mereka (orang sblm mereka) masuk kedalam lobang biawak pun
akan diikuti adat istiadatnya. Maka berkata para sahabat "al yahud
wannashara?" Apakah yang dimaksud dengan orang Yahudi dan Nasrani ya
Rasulullah?" Rasul berkata "lalu siapa kalau bukan mereka?".
Maksudnya apa hadirin-hadirat?, Hal-hal yang muncul dari adat
istiadat dari orang-orang yang muncul sebelum Sang Nabi, selayaknya kita
meninggalkannya semampunya, akan tetapi hal-hal yang bermanfaat jangan
sampai kita tertipu lantas langsung saja menghilangkan semua apa-apa
yang bermanfaat, La' Wallah. Karena juga diriwayatkan di dalam Shahih
Bukhari bahwa Rasul saw ketika mendengar orang-orang Yahudi berpuasa
tanggal 10 Muharram maka Rasul saw memerintahkan orang muslimin untuk
ikut berpuasa. Bukankah ini mengikuti adat istiadat orang Yahudi?, akan
tetapi membawa manfaat sehingga Rasul saw berkata " Kami lebih berhak
memuliakan Nabi Musa as dari kalian. Karena orang Yahudi puasa tanggal
10 Muharram karena hari itu hari selamatnya Nabi Musa as dari kejaran
Fir'aun. Nabi saw mengikuti dan memerintahkan para sahabat untuk
mengikutinya, menunjukkan hal-hal yang baik dan bermanfaat justru
diperintah oleh Rasulullah saw untuk mengikutinya.
Demikian hadirin-hadirat jangan sampai kita terjebak dengan pemahaman
hal seperti ini menjadi besar dan menjadi kacau balau di dalam
pemahaman muslimin. Semua yang datang dari Yahudi dan Nasrani tidak
boleh diikuti, namun yang bermanfaat boleh diikuti. Lampu inipun
daripada adat istiadat Yahudi dan Nasrani, selama membawa manfaat boleh
diikuti tapi selama hal yang mungkar dan bertentangan dengan syariatul
mutaharah selayaknya dihiindari.
Demikian hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah. Rasul saw telah
membimbing kita kepada sedemikian sempurnanya bimbingan sehingga
bimbingan beliau berkesinambungan hingga akhir zaman. Sebagaimana
dijelaskan dan ditemukan oleh para ilmuwan kita, susah-susahnya para
ilmuwan dan ilmu kedokteran untuk mencari obat untuk melancarkan aliran
darah dari penyakit pengentalan darah, dari penyakit stroke dan lain
sebagainya berpuluh ratus juta dikeluarkan untuk mengobatinya, ternyata
mereka menemukan obatnya adalah melakukan rukuk dan sujud. Mereka yang
melakukan rukuk sehingga sejajarlah otaknya dengan dada jantungnya dan
aliran darah yang demikian memperkuat dan memperlancar aliran darah.
Demikian pula posisi sujud ketika jantung berada diatas kepalanya
sehingga lebih tinggi daripada kepalanya disaat itulah kelancaran aliran
darah lebih terpacu dan tujuh anggota tubuh sujud yang bersentuhan
dengan bumi berpadu dengan gravitasi bumi dan memperlancar darah.
Demikian dahsyatnya syariatul Musthafa Muhammad saw menjawab segala
macam penyakit, tersimpan didalam shalat.
Demikian hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, demikian dahsyatnya
sunnah Nabawiyah dan tuntunan Sang Nabi dan tidaklah kita mampu menguak
semua hikmah Illahiyah dalam syariatul mutaharah tapi sebagian yang
terbuka ini membuat hal-hal yang mengagetkan kita ternyata gerakan
shalat bukan hanya sekedar gerakan ubudiyah tapi itulah gerakan yang
paling efektif bagi seluruh keturunan Adam as. Semakin banyak ia
melakukan shalat fardhu ditambah sunnahnya semakin sehat wal'afiat
hidupnya. Demikian dahsyatnya Allah Yang Maha memahami segala kejadian,
Yang Maha menciptakan manusia dari ketiadaan dan Dialah Yang Maha
mengetahui atas apa yang dibutuhkan oleh manusia.
Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, beruntunglah orang-orang yang
memahami hakekat kehidupannya adalah menuju Allah, dalam keridhaan atau
dalam kemurkaan, dalam dosa atau dalam pahala tetap akhirnya adalah
kepada Allah. Kayakah, miskinkah, susahkah, mudahkah, besarkah atau
kecil, wanita atau pria puncak akhirnya adalah berhadapan dengan Rabbul
a’lamin “yaumayaquumunnaas……” hari dimana manusia berdiri dihadapan
Rabbul a'lamin (QS Al Infithar).
Saat itu pasti datang kepada setiap hamba yang hidup diatas permukaan
bumi, sehingga mereka yang terlambat mendapatkan hidayah seraya berkata
"yaa laitani kuntu….." alangkah indahnya kalau seandainya aku ini
menjadi tanah (QS Annaba’) bukan lagi menjadi manusia yang harus
bertanggung jawab dan menghadap Rabbul a'lamain. Tapi beruntunglah
mereka yang merindukan Allah, puncak jika mereka berhadapan dengan Allah
adalah puncak kelezatan dari segala yang lezat, bertemunya yang
dirindukan kepada yang merindukan.
Beruntunglah jiwa yang merindukan Allah. Hadirin-hadirat yang
dimuliakan Allah Rasul saw diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari
menyampaikan kepada kita salah satu hikayat bahwa ada seorang bayi yang
ketika sedang disusui ibunya tiba-tiba lewatlah seseorang yang ahli
maksiat dan pendosa, ibu itu berkata "wahai Allah jadikan lah anakku
sepertinya", bayi itu menjawab "wahai Allah jangan kau jadikan aku
sepertinya", dan lewatlah seorang fuqara lantas ibu itu berkata "wahai
Allah jangan jadikan anakku sepertinya" lantas anak itu menjawab "wahai
Allah jadikan aku sepertinya". Maka Imam Bukhari alaihirahmatullah dalam
Shahihnya menambahkan makna dari hadits ini bahwa yang didoakan oleh
sang ibu pertama kali adalah orang yang wafat didalam kekufuran, dan
yang bayi itu meminta jadikan aku sepertinya adalah orang yang ketika
mendapat cobaan selalu mengucap Hasbiyallah, yang selalu berucap ketika
mendapat cobaan mengucapkan "Hasbiyallah" cukuplah bagiku Allah.
Demikian diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, hikayat ini singkat
tapi Rasul saw menyampaikannya bukan sekedar cerita dongeng belaka tapi
menuntun jiwa untuk memahami makna kehidupan dan makn keberuntungan yang
hakiki dan makna kehinaan yang hakiki. Demikian hadirin-hadirat,
Alhafidz Al Imam Ibn Hajar Asqalaniy didalam kitabnya Fathul Baari
bisharah Shahih Bukhari memperjelas daripada hadits ini bahwa juga
terdapat sebagaimana teriwayatkan bahwa pembantu yg menyisiri rambutnya
putra-putri Fir'aun adalah seorang mukmin, Ketika jatuh sisirnya ia
mengucapkan nama Allah. Maka ia pun diketahui mengikuti agamanya Musa
as, ibu ini bersama bayinya di angkat keatas sebuah tempat yang tinggi
dihadapkan ke sebuah bejana besar berisi minyak yang bergolak, Ibu ini
ketakutan ragu karena tidak berani melompat melihat anaknya yang dalam
pelukan, maka Allah berikan kekuatan dan kemampuan kepada anaknya untuk
berucap "ishbiriiy yaa ummah…." Sabarlah wahai ibunda, kita dalam
kebenaran, maka ibu itupun ketika disuruh memilih antara Allah tapi
harus lompat di dalam minyak yang mendidih bersama bayinya atau hidup
menyembah Fir'aun, ia melompatkan dirinya kedalam minyak tersebut, ia
ragu terhadap anaknya dan pada anaknya Allah berikan kekuatan untuk
memberi ketabahan kepada sang ibu.
Hadirin-hadirat hikmah dari hikayat ini dari demikian besarnya bakti
mereka kepada Allah, mereka tidak ingin jauh dari Allah, padahal kalau
ibu itu barangkali ia berfikir baiknya aku menipu Fir'aun, biarkan saja
seakan-akan menyembah Fir'aun berapa detik lagi aku kembali terus dalam
hakekat aqidahku menyembah Allah. Ibu ini tidak ingin demikian karena
ingin dekat dengan Allah, tidak ingin jauh dari Allah. Demikian
dahsyatnya ia membela Allah, membela Tauhid, membela iman sehingga ia
harus membayar kedekatannya kepada Allah dengan melompatkan diri ke
minyak yang mendidih. Ia melakukannya demi keinginannya untuk dekat ke
hadirat Allah Jalla Wa'ala.
Demikian hadirin-hadirat bahkan diriwayatkan Sayyidatuna Asiah ra
istri Fir'aun yang ketika ia diketahui menyembah agama Musa as ia
ditangkap dan dicambuk, maka berkatalah istri Fir'aun Sayyidatuna Asiah
ra semakin kau tambah cambukanmu semakin membuatku rindu kepada Allah.
Demikian dahsyatnya kerinduannya kepada Rabbul a'lamin, dimana jiwaku
dan jiwa kalian dari kerinduan kehadirat Allah Jalla wa'ala?,
Hadirin-hadirat kita adalah kaum dhuafa yang terus mengemis kehadirat
Allah agar terus diberi kekuatan, agar diberi kemampuan oleh Allah untuk
mencapai derajat jiwa tertinggi yaitu merindukan Allah swt.
Inilah derajat tertinggi setiap jiwa yang hidup diatas permukaan bumi,
mereka adalah orang-orang yang merindukan Allah.
Kita tidak mampu barangkali siang dan malam, maka barangkali satu-dua
menit, barangkali satu-dua kejap terpanggil jiwa kita dalam sujud untuk
kerinduaan Rabbul a'lamin. Dan juga kemuliaan itu akan bangkit ketika
kita peduli kepada sesama, jangan biarkan orang sesama kita dalam
kegelapan dan kesesatan, ajak mereka dengan kelembutan dan kasih sayang.
Demikian hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, saya juga tidak
berpanjang lebar karena baru saja kembali dari Kuala Lumpur tadi jam
16.00 sore, dan perlu saya laporkan juga pada hadirin selama tujuh hari
saya disana terus mengunjungi majelis ke majelis bangkitnya para pemuda
untuk mencintai Nabi Muhammad saw.
Berpadu mulai dari para ulama, para Habaib untuk membangkitkan ummat
agar mengalihkan idola-idola muslimin daripada hal-hal yang hina disisi
Allah kepada Nabi Muhammad saw. Akan tetapi muncul sedikit kendala di
wilayah Perlis, karena wilayah ini memang terkenal tidak menyukai Sang
Nabi dimuliakan, dan ditempat itu penghambatan yang sedemikian
dahsyatnya. Ketika kami telah sampai diwilayah Kedah lantas semakin
mendekat ke wilayah Perlis dari majelis ke majelis sampailah di wilayah
Perlis mereka telah menghalangi kita untuk menyampaikan Mauidzah,
sehingga muncul ancaman kalau sampai saya naik ke atas mimbar untuk
menyampaikan ceramah akan ditangkap. Oleh sebab itu majelis di batalkan
padahal majelis dihadiri hampir seribu orang, dan untuk wilayah Perlis
seribu orang adalah hal yang sangat dahsyat sekali. Akan tetapi
alhamdulillah habis hal seperti ini bukan malah memadamkan semangat dari
masyarakat Perlis aswaja, mereka telah menjanjikan dua bulan yang akan
datang akan mengadakan Tabligh Akbar yang lebih besar lagi dan akan
mengurus segala sesuatunya agar lebih teratur sehingga tidak terjadi
pelarangan atau ancaman untuk ceramah padahal yang saya sampaikan
hanyalah tentang Mahabbatullah wa Rasul, tentunya dari saudara-saudara
kita yang tidak menyukai maulid, tidak menyukai tabarrauk dan tahlil
akan tetapi mereka juga saudara kita bukan untuk dimusuhi dan diperangi,
tetapi untuk disadrkan kepada kemuliaan.
Kita bermunajat kepada Allah swt agar Allah swt melimpahkan kebangkitan
dan kemuliaan kepada muslimin-muslimat .
Yaa Rahman Yaa Rahim bangkitkan semangat muslimin muslimat untuk
mencapai kemuliaan akhlak Sang Nabi, untuk mendalami sosok Sang Nabi,
untuk mempelajari profil Sang Nabi, sehingga mereka mencapai
kesempurnaan hidup, sehingga mereka mencapai kebahagiaan dunia wal
akhirat .
Yaa Rahman Yaa Rahim telah kau terbitkan matahari kebangkitkan
muslimin-muslimat diwilayah kami terbitkan pula diseluruh wilayah
lainnya, di Malaysia, di Singapura dan di seluruh Barat dan Timur. Rabbi
terbitkan kebangkitan muslimin-muslimat untuk meninggalkan kekerasan
dan kembali kepada kelembutan, kepada akhlak Rasulullah, kepada
keberkahan, kepada semangat Muhajirin dan Anshar.
Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa
Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa
Allahu Yaa Allah… Yaa Rahman Yaa Rahim inilah nama yang paling agung
yang kau ajarkan kepada kami, inilah nama Mu Rabbi… Rabbi.. maka
tiadalah kami satu kali memanggil nama Mu terkecuali kau pastikan
hujan hidayah kepada beribu orang-orang yang berbuat maksiat, kau
pastikan hujan hidayah memanggil jiwa-jiwa para pezina, para pemabuk,
para narkotika. Rabbi…Rabbi… undang mereka dalam hidayah, kami
bermunajat Rabbi mewakili Sang Nabi yang beliau saw selalu mendoakan
mereka. Rabbi kami bermunajat untuk hujan hidayah bagi saudara-saudari
kami yang masih dalam kegelapan dosa, yang masih dalam kehinaan, dan
juga kami mengadukan jiwa kami Rabbi… kerusakan jiwa yang selalu ingin
lari dari apa yang Kau ridhai, kerusakan jiwa yang selalu menghindar
dari apa yang Kau cintai. Rabbi kepada siapa kami mengadukan hal ini
kalau bukan kepada nama Mu…
Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa
Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu
Yaa Allah… Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah nikmatilah ucapan
memanggil nama Rabbul alamin, nikmatilah lafadz agung ini karena inilah
seindah-indah yang kita ucapkan, inilah semulia-mulia yang kita ingat,
inilah yang seagung-agung yang kita sebutkan, panggillah nama Nya dan
benamkan seluruh hajatmu, dan semua kesulitan dan rintanganmu,
tenggelamkan dalm samudera nama Nya…
Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa
Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa
Rahman Yaa Rahim terangi jiwa kami dengan nama Mu Yang Maha Luhur,
terangi jiwa kami dengan seindah khusyu, terangi jiwa kami dengan
kemuliaan nama Mu Rabbi, terangi hari-hari kami dengan kemudahan dan
keberkahan, terangi kami dengan pengabulan setiap hajat dan
tersingkirnya segala cobaan. Wahai yang seagung-agung disebut lidah,
Wahai yang sesuci-suci bimbingan oleh jiwa, Wahai yang dengan
mengingatnya sucilah jiwa pada puncak-puncak keluhuran Yaa Rahman Yaa
Rahim… Washallallahu ala Sayyidina Muhammadin wa'ala alihi washahbihi
wasallim… Walhamdulillahirabbil a'lamin. |
Terakhir Diperbaharui ( Friday, 22 August 2008 )
|
|
|
|
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar