Surat: Al-Fatihah
[id.jalalayn]
(Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)
|
[id.indonesian] Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
|
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ [١:٢]
[id.jalalayn]
(Segala puji bagi Allah) Lafal ayat ini merupakan kalimat berita, dimaksud
sebagai ungkapan pujian kepada Allah berikut pengertian yang terkandung di
dalamnya, yaitu bahwa Allah Taala adalah yang memiliki semua pujian yang
diungkapkan oleh semua hamba-Nya. Atau makna yang dimaksud ialah bahwa Allah
Taala itu adalah Zat yang harus mereka puji. Lafal Allah merupakan nama bagi Zat
yang berhak untuk disembah. (Tuhan semesta alam) artinya Allah adalah yang
memiliki pujian semua makhluk-Nya, yaitu terdiri dari manusia, jin, malaikat,
hewan-hewan melata dan lain-lainnya. Masing-masing mereka disebut alam. Oleh
karenanya ada alam manusia, alam jin dan lain sebagainya. Lafal 'al-`aalamiin'
merupakan bentuk jamak dari lafal '`aalam', yaitu dengan memakai huruf ya dan
huruf nun untuk menekankan makhluk berakal/berilmu atas yang lainnya. Kata
'aalam berasal dari kata `alaamah (tanda) mengingat ia adalah tanda bagi adanya
yang menciptakannya.
|
[id.indonesian] Segala puji bagi Allah,
Tuhan semesta alam.
|
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ [١:٣]
[id.jalalayn]
(Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang) yaitu yang mempunyai rahmat. Rahmat
ialah menghendaki kebaikan bagi orang yang menerimanya.
|
[id.indonesian] Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
|
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ [١:٤]
[id.jalalayn]
(Yang menguasai hari pembalasan) di hari kiamat kelak. Lafal 'yaumuddiin'
disebutkan secara khusus, karena di hari itu tiada seorang pun yang mempunyai
kekuasaan, kecuali hanya Allah Taala semata, sesuai dengan firman Allah Taala
yang menyatakan, "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini (hari kiamat)?
Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan." (Q.S. Al-Mukmin 16) Bagi
orang yang membacanya 'maaliki' maknanya menjadi "Dia Yang memiliki semua
perkara di hari kiamat". Atau Dia adalah Zat yang memiliki sifat ini secara
kekal, perihalnya sama dengan sifat-sifat-Nya yang lain, yaitu seperti
'ghaafiruz dzanbi' (Yang mengampuni dosa-dosa). Dengan demikian maka lafal
'maaliki yaumiddiin' ini sah menjadi sifat bagi Allah, karena sudah ma`rifah
(dikenal).
|
[id.indonesian] Yang menguasai di Hari
Pembalasan.
|
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ [١:٥]
[id.jalalayn]
(Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon
pertolongan) Artinya kami beribadah hanya kepada-Mu, seperti mengesakan dan
lain-lainnya, dan kami memohon pertolongan hanya kepada-Mu dalam menghadapi
semua hamba-Mu dan lain-lainnya.
|
[id.indonesian] Hanya Engkaulah yang
kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
|
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ [١:٦]
[id.jalalayn]
(Tunjukilah kami ke jalan yang lurus) Artinya bimbinglah kami ke jalan yang
lurus, kemudian dijelaskan pada ayat berikutnya, yaitu:
|
[id.indonesian] Tunjukilah kami jalan
yang lurus,
|
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ
الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ [١:٧]
[id.jalalayn]
(Jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka), yaitu
melalui petunjuk dan hidayah-Mu. Kemudian diperjelas lagi maknanya oleh ayat
berikut: (Bukan (jalan) mereka yang dimurkai) Yang dimaksud adalah orang-orang
Yahudi. (Dan bukan pula) dan selain (mereka yang sesat.) Yang dimaksud adalah
orang-orang Kristen. Faedah adanya penjelasan tersebut tadi mempunyai pengertian
bahwa orang-orang yang mendapat hidayah itu bukanlah orang-orang Yahudi dan
bukan pula orang-orang Kristen. Hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui dan hanya
kepada-Nyalah dikembalikan segala sesuatu. Semoga selawat dan salam-Nya
dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan para
sahabatnya, selawat dan salam yang banyak untuk selamanya. Cukuplah bagi kita
Allah sebagai penolong dan Dialah sebaik-baik penolong. Tiada daya dan tiada
kekuatan melainkan hanya berkat pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha
Besar.
|
[id.indonesian] (yaitu) Jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka
yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
|
Surat: Al-Baqarah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الم [٢:١]
[id.jalalayn]
(Alif laam miim) Allah yang lebih mengetahui akan maksudnya.
|
[id.indonesian] Alif laam miim.
|
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى
لِّلْمُتَّقِينَ [٢:٢]
[id.jalalayn]
(Kitab ini) yakni yang dibaca oleh Muhammad saw. (tidak ada keraguan) atau
kebimbangan (padanya) bahwa ia benar-benar dari Allah swt. Kalimat negatif
menjadi predikat dari subyek 'Kitab ini', sedangkan kata-kata isyarat 'ini'
dipakai sebagai penghormatan. (menjadi petunjuk) sebagai predikat kedua, artinya
menjadi penuntun (bagi orang-orang yang bertakwa) maksudnya orang-orang yang
mengusahakan diri mereka supaya menjadi takwa dengan jalan mengikuti perintah
dan menjauhi larangan demi menjaga diri dari api neraka.
|
[id.indonesian] Kitab (Al Quran) ini
tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
|
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ
الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ [٢:٣]
[id.jalalayn]
(Orang-orang yang beriman) yang membenarkan (kepada yang gaib) yaitu yang tidak
kelihatan oleh mereka, seperti kebangkitan, surga dan neraka (dan mendirikan
salat) artinya melakukannya sebagaimana mestinya (dan sebagian dari yang Kami
berikan kepada mereka) yang Kami anugerahkan kepada mereka sebagai rezeki
(mereka nafkahkan) mereka belanjakan untuk jalan menaati Allah.
|
[id.indonesian] (yaitu) mereka yang
beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian
rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
|
وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا
أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ [٢:٤]
[id.jalalayn]
(Dan orang-orang yang beriman pada apa yang diturunkan kepadamu) maksudnya
Alquran, (dan apa yang diturunkan sebelummu) yaitu Taurat, Injil dan selainnya
(serta mereka yakin akan hari akhirat), artinya mengetahui secara pasti.
|
[id.indonesian] dan mereka yang beriman
kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang
telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
|
أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ [٢:٥]
[id.jalalayn]
(Merekalah), yakni orang-orang yang memenuhi sifat-sifat yang disebutkan di atas
(yang beroleh petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang
beruntung) yang akan berhasil meraih surga dan terlepas dari siksa neraka.
|
[id.indonesian] Mereka itulah yang tetap
mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
|
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ
أَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ [٢:٦]
[id.jalalayn]
(Sesungguhnya orang-orang kafir) seperti Abu Jahal, Abu Lahab dan lainnya (sama
saja bagi mereka, apakah kamu beri peringatan) dibaca, a-andzartahum, yakni
dengan dua buah hamzah secara tegas. Dapat pula hamzah yang kedua dilebur
menjadi alif hingga hanya tinggal satu hamzah saja yang dibaca panjang (atau
tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.) Hal itu telah
diketahui oleh Allah, maka janganlah kamu berharap mereka akan beriman. 'Indzar'
atau peringatan, artinya pemberitahuan disertai ancaman.
|
[id.indonesian] Sesungguhnya orang-orang
kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri
peringatan, mereka tidak juga akan beriman.
|
خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ
سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ [٢:٧]
[id.jalalayn]
(Allah mengunci mati hati mereka) maksudnya menutup rapat hati mereka sehingga
tidak dapat dimasuki oleh kebaikan (begitu pun pendengaran mereka) maksudnya
alat-alat atau sumber-sumber pendengaran mereka dikunci sehingga mereka tidak
memperoleh manfaat dari kebenaran yang mereka terima (sedangkan penglihatan
mereka ditutup) dengan penutup yang menutupinya sehingga mereka tidak dapat
melihat kebenaran (dan bagi mereka siksa yang besar) yang berat lagi tetap.
Terhadap orang-orang munafik diturunkan:
|
[id.indonesian] Allah telah
mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan
bagi mereka siksa yang amat berat.
|
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ
وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ [٢:٨]
[id.jalalayn] (Di
antara manusia ada orang yang mengatakan, "Kami beriman kepada Allah dan hari
akhir.") yaitu hari kiamat, karena hari itu adalah hari terakhir. (Padahal
mereka bukan orang-orang yang beriman). Di sini ditekankan arti kata 'orang',
jika kata ganti yang disebutkan lafalnya, yakni 'mereka'.
|
[id.indonesian] Di antara manusia ada
yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka
itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
|
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا
يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ [٢:٩]
[id.jalalayn]
(Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman) yakni dengan
berpura-pura beriman dan menyembunyikan kekafiran guna melindungi diri mereka
dari hukum-hukum duniawi (padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri)
karena bencana tipu daya itu akan kembali menimpa diri mereka sendiri. Di dunia,
rahasia mereka akan diketahui juga dengan dibuka Allah kepada Nabi-Nya,
sedangkan di akhirat mereka akan menerima hukuman setimpal (tetapi mereka tidak
menyadari) dan tidak menginsafi bahwa tipu daya mereka itu menimpa diri mereka
sendiri. Mukhada`ah atau tipu-menipu di sini muncul dari satu pihak, jadi bukan
berarti berserikat di antara dua belah pihak. Contoh yang lainnya mu`aqabatul
lish yang berarti menghukum pencuri. Menyebutkan Allah di sana hanya merupakan
salah satu dari gaya bahasa saja. Menurut suatu qiraat tidak tercantum 'wamaa
yasy`uruuna' tetapi 'wamaa yakhda`uuna', artinya 'tetapi mereka tidak berhasil
menipu'.
|
[id.indonesian] Mereka hendak menipu
Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri
sedang mereka tidak sadar.
|
فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
[٢:١٠]
[id.jalalayn]
(Dalam hati mereka ada penyakit) berupa keragu-raguan dan kemunafikan yang
menyebabkan sakit atau lemahnya hati mereka. (Lalu ditambah Allah penyakit
mereka) dengan menurunkan Alquran yang mereka ingkari itu. (Dan bagi mereka
siksa yang pedih) yang menyakitkan (disebabkan kedustaan mereka.) Yukadzdzibuuna
dibaca pakai tasydid, artinya amat mendustakan, yakni terhadap Nabi Allah dan
tanpa tasydid 'yakdzibuuna' yang berarti berdusta, yakni dengan mengakui beriman
padahal tidak.
|
[id.indonesian] Dalam hati mereka ada
penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,
disebabkan mereka berdusta.
|
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ
قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ [٢:١١]
[id.jalalayn]
(Dan jika dikatakan kepada mereka,) maksudnya kepada orang-orang munafik tadi
("Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi!") yakni dengan kekafiran dan
menyimpang dari keimanan. (Jawab mereka, "Sesungguhnya kami ini berbuat
kebaikan.") dan tidak dijumpai pada perbuatan kami hal-hal yang menjurus pada
kebinasaan. Maka Allah swt. berfirman sebagai sanggahan atas ucapan mereka itu:
|
[id.indonesian] Dan bila dikatakan
kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab:
"Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan".
|
أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِن لَّا
يَشْعُرُونَ [٢:١٢]
[id.jalalayn]
(Ingatlah!) Seruan untuk membangkitkan perhatian. (Sesungguhnya mereka itulah
yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar) akan kenyataan itu.
|
[id.indonesian] Ingatlah, sesungguhnya
mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
|
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ
قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ ۗ أَلَا
إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِن لَّا يَعْلَمُونَ [٢:١٣]
[id.jalalayn]
(Apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain
beriman!") yakni sebagaimana berimannya para sahabat Nabi. (Jawab mereka,
"Apakah kami akan beriman sebagaimana berimannya orang-orang yang bodoh?")
Artinya kami tidak akan melakukan seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang
bodoh itu. Maka firman Allah menolak ucapan mereka itu: (Ketahuilah, merekalah
orang-orang bodoh tetapi mereka tidak tahu) akan hal itu.
|
[id.indonesian] Apabila dikatakan kepada
mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman". Mereka
menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah
beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka
tidak tahu.
|
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا
وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ
مُسْتَهْزِئُونَ [٢:١٤]
[id.jalalayn]
(Dan jika mereka berjumpa) asalnya 'laqiyuu' lalu damah pada ya dibuang karena
beratnya pada lidah berikut ya itu sendiri karena bertemunya dalam keadaan sukun
dengan wau sehingga menjadi 'laquu' (dengan orang yang beriman, mereka berkata,
"Kami telah beriman." Dan bila mereka telah berpisah) dengan orang-orang yang
beriman dan kembali (kepada setan-setan mereka) maksudnya pemimpin-pemimpin
mereka. (Kata mereka, "Sesungguhnya kami ini bersama kamu) maksudnya sependirian
dengan kamu dalam keagamaan, (kami ini hanya berolok-olok.") dengan berpura-pura
beriman.
|
[id.indonesian] Dan bila mereka berjumpa
dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan
bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan:
"Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok".
|
اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي
طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ [٢:١٥]
[id.jalalayn]
(Allahlah yang memperolok-olokkan mereka) artinya membalas olok-olokkan itu
dengan memperolok-olokkan mereka pula (dan membiarkan mereka) terpedaya (dalam
kesesatan mereka) yakni melanggar batas disebabkan kekafiran (terumbang-ambing)
dalam keadaan bingung tanpa tujuan atau pegangan.
|
[id.indonesian] Allah akan (membalas)
olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan
mereka.
|
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ
بِالْهُدَىٰ فَمَا رَبِحَت تِّجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ [٢:١٦]
[id.jalalayn]
(Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk) artinya
mengambil kesesatan sebagai pengganti petunjuk (maka tidaklah beruntung
perniagaan mereka) bahkan sebaliknya mereka merugi, karena membawa mereka ke
dalam neraka yang menjadi tempat kediaman mereka untuk selama-lamanya. (Dan
tidaklah mereka mendapat petunjuk) disebabkan perbuatan mereka itu.
|
[id.indonesian] Mereka itulah orang yang
membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan
tidaklah mereka mendapat petunjuk.
|
مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا
أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ
لَّا يُبْصِرُونَ [٢:١٧]
[id.jalalayn]
(Perumpamaan mereka) sifat mereka dalam kemunafikannya itu, (seperti orang yang
menyalakan) atau menghidupkan (api) dalam kegelapan (dan setelah api itu
menerangi) atau menyinari (apa yang di sekelilingnya) hingga ia dapat melihat,
berdiang dan merasa aman dari apa yang ditakutinya (Allah pun menghilangkan
cahaya yang menyinari mereka) yaitu dengan memadamkannya. Kata ganti orang
dijadikan jamak 'him' merujuk kepada makna 'alladzii' (dan meninggalkan mereka
dalam kegelapan tidak dapat melihat) apa yang terdapat di sekeliling mereka,
sehingga tidak tahu jalan dan mereka dalam keadaan kecemasan. Demikianlah halnya
orang-orang munafik yang mengucapkan kata-kata beriman, bila mereka mati mereka
akan ditimpa ketakutan dan azab.
|
[id.indonesian] Perumpamaan mereka
adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi
sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan
mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
|
صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ [٢:١٨]
[id.jalalayn]
(Mereka tuli) terhadap kebenaran, maksudnya tidak mau menerima kebenaran yang
didengarnya (bisu) terhadap kebaikan hingga tidak mampu mengucapkannya (buta)
terhadap jalan kebenaran dan petunjuk Allah sehingga tidak dapat melihatnya,
(maka mereka tidaklah akan kembali) dari kesesatan.
|
[id.indonesian] Mereka tuli, bisu dan
buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),
|
أَوْ كَصَيِّبٍ مِّنَ السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ
وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِم مِّنَ الصَّوَاعِقِ
حَذَرَ الْمَوْتِ ۚ وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ
[٢:١٩]
[id.jalalayn]
(Atau) perumpamaan mereka itu, (seperti hujan lebat) maksudnya seperti
orang-orang yang ditimpa hujan lebat; asal kata shayyibin dari shaaba-yashuubu,
artinya turun (dari langit) maksudnya dari awan (padanya) yakni pada awan itu
(kegelapan) yang tebal, (dan guruh) maksudnya malaikat yang mengurusnya. Ada
pula yang mengatakan suara dari malaikat itu, (dan kilat) yakni kilatan suara
yang dikeluarkannya untuk menghardik, (mereka menaruh) maksudnya orang-orang
yang ditimpa hujan lebat tadi (jari-jemari mereka) maksudnya dengan ujung jari,
(pada telinga mereka, dari) maksudnya disebabkan (bunyi petir) yang amat keras
itu supaya tidak kedengaran karena (takut mati) bila mendengarnya. Demikianlah
orang-orang tadi, jika diturunkan kepada mereka Alquran disebutkan kekafiran
yang diserupakan dengan gelap gulita, ancaman yang dibandingkan dengan guruh
serta keterangan-keterangan nyata yang disamakan dengan kilat, mereka menyumbat
anak-anak telinga mereka agar tidak mendengarnya, karena takut akan terpengaruh
lalu cenderung kepada keimanan yang akan menyebabkan mereka meninggalkan agama
mereka, yang bagi mereka sama artinya dengan kematian. (Dan Allah meliputi
orang-orang kafir) baik dengan ilmu maupun dengan kekuasaan-Nya hingga tidak
sesuatu pun yang luput dari-Nya.
|
[id.indonesian] atau seperti
(orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh
dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar
suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.
|
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ ۖ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُم مَّشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ
عَلَيْهِمْ قَامُوا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ
بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ [٢:٢٠]
[id.jalalayn]
(Hampir saja) maksudnya mendekati (kilat menyambar penglihatan mereka)
merebutnya dengan cepat. (Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka
berjalan padanya) maksudnya pada cahaya atau di bawah sinarnya, (dan bila gelap
menimpa mereka, mereka pun berhenti) sebagai tamsil dari bukti-bukti keterangan
ayat-ayat Alquran yang mengejutkan hati mereka. Mereka membenarkannya setelah
mendengar padanya hal-hal yang mereka senangi sehingga mereka berhenti dari
apa-apa yang dibencinya. (Sekiranya Allah menghendaki, niscaya dilenyapkan-Nya
pendengaran dan penglihatan mereka) baik yang lahir maupun yang batin
(Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) yang dikehendaki-Nya,
termasuk apa-apa yang telah disebutkan tadi.
|
[id.indonesian] Hampir-hampir kilat itu
menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka
berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti.
Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan
mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.
|
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي
خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ [٢:٢١]
[id.jalalayn]
(Hai manusia!) Maksudnya warga Mekah, (Sembahlah olehmu) dengan bertauhid atau
mengesakan (Tuhanmu yang telah menciptakanmu) padahal sebelum itu kamu dalam
keadaan tiada (dan) diciptakan-Nya pula (orang-orang yang sebelum kamu, agar
kamu bertakwa), artinya terpelihara dari siksa dan azab-Nya yakni dengan jalan
beribadah kepada-Nya. Pada asalnya 'la`alla' mengungkapkan harapan, tetapi pada
firman Allah berarti menyatakan kepastian.
|
[id.indonesian] Hai manusia, sembahlah
Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
bertakwa,
|
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ
بِنَاءً وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ
رِزْقًا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَندَادًا
وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ [٢:٢٢]
[id.jalalayn]
(Dialah yang telah menjadikan) menciptakan (bagimu bumi sebagai hamparan), yakni
hamparan yang tidak begitu keras dan tidak pula begitu lunak sehingga tidak
mungkin didiami secara tetap (dan langit sebagai naungan) sebagai atap (dan
diturunkan-Nya dari langit air hujan lalu dikeluarkan-Nya daripadanya) maksudnya
bermacam (buah-buahan sebagai rezeki bagi kamu) buat kamu makan dan kamu berikan
rumputnya pada binatang ternakmu (maka janganlah kamu adakan sekutu-sekutu bagi
Allah), artinya serikat-serikat-Nya dalam pengabdian (padahal kamu mengetahui)
bahwa Dia adalah pencipta, sedangkan mereka itu tidak dapat menciptakan apa-apa,
maka tidaklah layak disebut dan dikatakan tuhan.
|
[id.indonesian] Dialah yang menjadikan
bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air
(hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah, padahal kamu mengetahui.
|
وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ
عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُم مِّن دُونِ
اللَّهِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ [٢:٢٣]
[id.jalalayn]
(Sekiranya kamu merasa ragu) atau bimbang (tentang apa yang Kami turunkan kepada
hamba Kami) maksudnya tentang Alquran yang Kami wahyukan kepada Muhammad, bahwa
itu benar-benar dari Allah, (maka buatlah sebuah surah yang sebanding dengannya)
dengan surah yang diwahyukan itu. 'Min mitslihi', min yang berarti dari,
maksudnya di sini ialah untuk menjadi keterangan atau penjelasan, hingga artinya
ialah yang sebanding dengannya, baik dalam kedalaman makna maupun dalam
keindahan susunan kata serta pemberitaan tentang hal-hal gaib dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan 'surah' ialah suatu penggal perkataan yang mempunyai
permulaan kesudahan dan sekurang-kurangnya terdiri dari tiga ayat. (Dan ajaklah
saksi-saksimu) maksudnya tuhan-tuhanmu yang kamu sembah itu (selain dari Allah)
untuk menjadi penolong-penolongmu, (jika kamu orang-orang yang benar) bahwa
Alquran itu hanyalah buatan dan ucapan Muhammad belaka, maka cobalah lakukan
demikian, bukankah kamu orang-orang yang berlidah fasih seperti Muhammad pula?
|
[id.indonesian] Dan jika kamu (tetap)
dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad),
buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
|
فَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا وَلَن تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا
النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ [٢:٢٤]
[id.jalalayn]
Tatkala mereka tidak mampu memenuhi permintaan itu, maka Allah swt. berfirman,
(Dan jika kamu tidak dapat melakukan) apa yang disebutkan itu disebabkan
kelemahan dan ketidakmampuanmu (dan kamu pasti tidak akan dapat melakukannya)
demikian itu untuk selama-lamanya disebabkan terhalang mukjizat Alquran itu,
(maka jagalah dirimu dari neraka) dengan jalan beriman kepada Allah dan meyakini
bahwa Alquran itu bukanlah ucapan manusia (yang kayu apinya terdiri dari
manusia), yakni orang-orang kafir (dan batu), misalnya yang dipakai untuk
membuat patung-patung atau berhala-berhala mereka. Maksudnya api neraka itu amat
panas dan tambah menyala dengan bahan bakar manusia dan batu jadi bukan seperti
api dunia yang hanya dapat dinyalakan dengan kayu bakar atau yang lainnya (yang
disediakan bagi orang-orang kafir) sebagai alat untuk menyiksa mereka. Kalimat
belakang ini dapat menjadi kalimat baru atau menunjukkan keadaan yang lazim.
|
[id.indonesian] Maka jika kamu tidak
dapat membuat(nya) -- dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah
dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi
orang-orang kafir.
|
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوا هَٰذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ [٢:٢٥]
[id.jalalayn]
(Dan sampaikanlah berita gembira) kabarkanlah (kepada orang-orang yang beriman)
yang membenarkan Allah (dan mengerjakan kebaikan), baik yang fardu atau yang
sunah (bahwa bagi mereka disediakan surga-surga), yaitu taman-taman yang ada
pepohonan dan tempat-tempat kediaman (yang mengalir di bawahnya) maksudnya di
bawah kayu-kayuan dan mahligai-mahligainya (sungai-sungai) maksudnya air yang
berada di sungai-sungai itu, karena sungai artinya ialah galian tempat
mengalirnya air, sebab airlah yang telah menggali atau menjadikannya 'nahr' dan
menisbatkan 'mengalir' pada selokan disebut 'majaz' atau simbolisme. (Setiap
mereka diberi rezeki di dalam surga itu) maksudnya diberi makanan (berupa
buah-buahan, mereka mengatakan, "Inilah yang pernah) maksudnya seperti inilah
yang pernah (diberikan kepada kami dulu"), yakni sebelum masuk surga, karena
buah-buahan itu seperti itu pula ciri masing-masingnya, hampir serupa. (Mereka
disuguhi) atau dipetikkan buah itu (dalam keadaan serupa), yakni warnanya tetapi
berbeda rasanya, (dan diberi istri-istri) berupa wanita-wanita cantik dan
selainnya, (yang suci) suci dari haid dan dari kotoran lainnya, (dan mereka
kekal di dalamnya) untuk selama-lamanya, hingga mereka tak pernah fana dan tidak
pula dikeluarkan dari dalamnya.
|
[id.indonesian] Dan sampaikanlah berita
gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka
disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka
diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang
pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan
untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di
dalamnya.
|
[id.jalalayn]
Untuk menolak perkataan orang-orang Yahudi, "Apa maksud Allah menyebutkan
barang-barang hina ini", yakni ketika Allah mengambil perbandingan pada lalat
dalam firman-Nya, "... dan sekiranya lalat mengambil sesuatu dari mereka" dan
pada laba-laba dalam firman-Nya, "Tak ubahnya seperti laba-laba," Allah
menurunkan: (Sesungguhnya Allah tidak segan membuat) atau mengambil
(perbandingan) berfungsi sebagai maf`ul awal atau obyek pertama, sedangkan (apa
juga) kata penyerta yang diberi keterangan dengan kata-kata yang di belakangnya
menjadi maf`ul tsani atau obyek kedua hingga berarti tamsil perbandingan apa pun
jua. Atau dapat juga sebagai tambahan untuk memperkuat kehinaan, sedangkan
kata-kata di belakangnya menjadi maf`ul tsani (seekor nyamuk) yakni serangga
kecil, (atau yang lebih atas dari itu) artinya yang lebih besar dari itu,
maksudnya Allah tak hendak mengabaikan hal-hal tersebut, karena mengandung hukum
yang perlu diterangkan-Nya. (Ada pun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin
bahwa ia), maksudnya perumpamaan itu (benar), tepat dan cocok dengan situasinya
(dari Tuhan mereka, tetapi orang-orang kafir mengatakan, "Apakah maksud Allah
menjadikan ini sebagai perumpamaan?") Matsalan atau perumpamaan itu berfungsi
sebagai tamyiz hingga berarti dengan perumpamaan ini. 'Ma' yang berarti 'apakah'
merupakan kata-kata pertanyaan disertai kecaman dan berfungsi sebagai mubtada
atau subyek. Sedangkan 'dza' berarti yang berikut shilahnya atau kata-kata
pelengkapnya menjadi khabar atau predikat, hingga maksudnya ialah 'apa gunanya?'
Sebagai jawaban terhadap mereka Allah berfirman: (Allah menyesatkan dengannya),
maksudnya dengan tamsil perbandingan ini, (banyak manusia) berpaling dari
kebenaran disebabkan kekafiran mereka terhadapnya, (dan dengan perumpamaan itu,
banyak pula orang yang diberi-Nya petunjuk), yaitu dari golongan orang-orang
beriman disebabkan mereka membenarkan dan mempercayainya (Tetapi yang
disesatkan-Nya itu hanyalah orang-orang yang fasik), yakni yang menyimpang dan
tak mau menaati-Nya.
|
[id.indonesian] Sesungguhnya Allah tiada
segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun
orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari
Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah
menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang
disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya
petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,
|
الَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِن بَعْدِ
مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي
الْأَرْضِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ [٢:٢٧]
[id.jalalayn]
(Orang-orang yang) merupakan 'na`at' atau sifat (melanggar janji Allah)
melanggar kewajiban yang ditugaskan Allah kepada mereka dalam Kitab-Kitab Suci
berupa keimanan kepada Nabi Muhammad saw. (setelah teguhnya) setelah kukuhnya
perjanjian itu, (dan memutus apa yang diperintahkan Allah dengannya untuk
dihubungkan), yakni beriman dan menghubungkan silaturahmi dengan Nabi saw. serta
lain-lainnya. Anak kalimat 'untuk dihubungkan' menjadi kata ganti dari
'dengannya', (dan membuat kerusakan di muka bumi) dengan melakukan maksiat serta
menyimpang dari keimanan (merekalah) orang-orang yang mempunyai sifat seperti
yang dilukiskan itu (orang-orang yang rugi) karena mereka dimasukkan ke dalam
neraka untuk selama-lamanya.
|
[id.indonesian] (yaitu) orang-orang yang
melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang
diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan
di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.
|
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنتُمْ أَمْوَاتًا
فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ
ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ [٢:٢٨]
[id.jalalayn]
(Mengapa kamu kafir) hai warga Mekah? (kepada Allah, padahal) sesungguhnya
(tadinya kamu mati) yakni ketika masih menjadi mani dalam sulbi bapakmu (lalu
kamu dihidupkan-Nya) dalam rahim ibumu dan di dunia dengan jalan meniupkan roh
pada tubuhmu. Pertanyaan di sini untuk menyatakan keheranan atas kekafiran
mereka padahal bukti-bukti cukup ada atau dapat juga sebagai celaan dan kecaman
terhadap mereka, (kemudian dimatikan-Nya) ketika sampainya ajalmu (lalu
dihidupkan-Nya kembali) pada saat berbangkit (kemudian kamu dikembalikan
kepada-Nya) yakni setelah berbangkit itu lalu dibalas-Nya amal perbuatanmu.
Sebagai alasan kemungkinan saat berbangkit, Allah berfirman,
|
[id.indonesian] Mengapa kamu kafir
kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian
kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan?
|
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا
ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ [٢:٢٩]
[id.jalalayn]
(Dialah yang telah menciptakan bagimu segala yang terdapat di muka bumi) yaitu
menciptakan bumi beserta isinya, (kesemuanya) agar kamu memperoleh manfaat dan
mengambil perbandingan darinya, (kemudian Dia hendak menyengaja hendak
menciptakan) artinya setelah menciptakan bumi tadi Dia bermaksud hendak
menciptakan pula (langit, maka dijadikan-Nya langit itu) 'hunna' sebagai kata
ganti benda yang dimaksud adalah langit itu. Maksudnya ialah dijadikan-Nya,
sebagaimana didapati pada ayat yang lain, 'faqadhaahunna,' yang berarti maka
ditetapkan-Nya mereka, (tujuh langit dan Dia Maha Mengetahui atas segala
sesuatu) dikemukakan secara 'mujmal' ringkas atau secara mufasshal terinci,
maksudnya, "Tidakkah Allah yang mampu menciptakan semua itu dari mula pertama,
padahal Dia lebih besar dan lebih hebat daripada kamu, akan mampu pula
menghidupkan kamu kembali?"
|
[id.indonesian] Dialah Allah, yang
menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan)
langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
|
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي
الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن
يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ
لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
[٢:٣٠]
[id.jalalayn]
(Dan) ingatlah, hai Muhammad! (Ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi") yang akan
mewakili Aku dalam melaksanakan hukum-hukum atau peraturan-peraturan-Ku padanya,
yaitu Adam. (Kata mereka, "Kenapa hendak Engkau jadikan di bumi itu orang yang
akan berbuat kerusakan padanya) yakni dengan berbuat maksiat (dan menumpahkan
darah) artinya mengalirkan darah dengan jalan pembunuhan sebagaimana dilakukan
oleh bangsa jin yang juga mendiami bumi? Tatkala mereka telah berbuat kerusakan,
Allah mengirim malaikat kepada mereka, maka dibuanglah mereka ke pulau-pulau dan
ke gunung-gunung (padahal kami selalu bertasbih) maksudnya selalu mengucapkan
tasbih (dengan memuji-Mu) yakni dengan membaca 'subhaanallaah wabihamdih',
artinya 'Maha suci Allah dan aku memuji-Nya'. (dan menyucikan-Mu)
membersihkan-Mu dari hal-hal yang tidak layak bagi-Mu. Huruf lam pada 'laka' itu
hanya sebagai tambahan saja, sedangkan kalimat semenjak 'padahal' berfungsi
sebagai 'hal' atau menunjukkan keadaan dan maksudnya adalah, 'padahal kami lebih
layak untuk diangkat sebagai khalifah itu!'" (Allah berfirman,) ("Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui") tentang maslahat atau kepentingan
mengenai pengangkatan Adam dan bahwa di antara anak cucunya ada yang taat dan
ada pula yang durhaka hingga terbukti dan tampaklah keadilan di antara mereka.
Jawab mereka, "Tuhan tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih
tahu dari kami, karena kami lebih dulu dan melihat apa yang tidak dilihatnya."
Maka Allah Taala pun menciptakan Adam dari tanah atau lapisan bumi dengan
mengambil dari setiap corak atau warnanya barang segenggam, lalu diaduk-Nya
dengan bermacam-macam jenis air lalu dibentuk dan ditiupkan-Nya roh hingga
menjadi makhluk yang dapat merasa, setelah sebelumnya hanya barang beku dan
tidak bernyawa.
|
[id.indonesian] Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui".
|
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ
عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِن كُنتُمْ
صَادِقِينَ [٢:٣١]
[id.jalalayn]
(Dan diajarkan-Nya kepada Adam nama-nama) maksudnya nama-nama benda (kesemuanya)
dengan jalan memasukkan ke dalam kalbunya pengetahuan tentang benda-benda itu
(kemudian dikemukakan-Nya mereka) maksudnya benda-benda tadi yang ternyata bukan
saja benda-benda mati, tetapi juga makhluk-makhluk berakal, (kepada para
malaikat, lalu Allah berfirman) untuk memojokkan mereka, ("Beritahukanlah
kepada-Ku) sebutkanlah (nama-nama mereka) yakni nama-nama benda itu (jika kamu
memang benar.") bahwa tidak ada yang lebih tahu daripada kamu di antara
makhluk-makhluk yang Kuciptakan atau bahwa kamulah yang lebih berhak untuk
menjadi khalifah. Sebagai 'jawab syarat' ditunjukkan oleh kalimat sebelumnya.
|
[id.indonesian] Dan Dia mengajarkan
kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada
para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika
kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
|
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا
عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
[٢:٣٢]
[id.jalalayn]
(Jawab mereka, "Maha suci Engkau!) artinya tidak sepatutnya kami akan menyanggah
kehendak dan rencana-Mu (Tak ada yang kami ketahui, kecuali sekadar yang telah
Engkau ajarkan kepada kami) mengenai benda-benda tersebut. (Sesungguhnya
Engkaulah) sebagai 'taukid' atau penguat bagi Engkau yang pertama, (Yang Maha
Tahu lagi Maha Bijaksana.") hingga tidak seorang pun yang lepas dari pengetahuan
serta hikmah kebijaksanaan-Mu.
|
[id.indonesian] Mereka menjawab: "Maha
Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana".
|
قَالَ يَا آدَمُ أَنبِئْهُم بِأَسْمَائِهِمْ ۖ فَلَمَّا أَنبَأَهُم بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل
لَّكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا
تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ [٢:٣٣]
[id.jalalayn]
(Allah berfirman, "Hai Adam! Beritahukanlah kepada mereka) maksudnya kepada para
malaikat itu (nama mereka") yakni benda-benda itu. Maka disebutnya satu persatu
menurut nama masing-masing berikut hikmah diciptakannya oleh Allah. (Maka
setelah diberitahukannya kepada mereka nama benda-benda itu, Allah berfirman)
kepada mereka guna mencela mereka, ("Bukankah sudah Kukatakan kepada kalian
bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi) maksudnya mengetahui barang yang
tersembunyi pada keduanya, (dan mengetahui apa yang kamu lahirkan) yaitu ucapan
yang kamu keluarkan, yaitu, 'Kenapa hendak Engkau jadikan... dan seterusnya'
(dan apa yang kamu sembunyikan.") yaitu ucapan yang kamu sembunyikan, seperti
"Allah tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih pandai dari
kami."
|
[id.indonesian] Allah berfirman: "Hai
Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah
sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan
bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
|
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ
فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
[٢:٣٤]
[id.jalalayn]
(Dan) ingatlah! (Ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kalian
kepada Adam!") Maksudnya sujud sebagai penghormatan dengan cara membungkukkan
badan, (maka mereka pun sujud, kecuali Iblis) yakni nenek moyang bangsa jin yang
ada di antara para malaikat, (ia enggan) tak hendak sujud (dan menyombongkan
diri) dengan mengatakan bahwa ia lebih mulia daripada Adam (dan Iblis termasuk
golongan yang kafir) dalam ilmu Allah Taala.
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah) ketika
Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah
mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir.
|
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ
وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ
فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ [٢:٣٥]
[id.jalalayn]
(Dan Kami berfirman, "Hai Adam! Berdiamlah kamu) yakni kamu sendiri 'kamu' yang
kedua berfungsi sebagai penguat bagi yang pertama dan dihubungkan dengannya yang
ditampilkan sebagai dhamir atau kata ganti yang tersembunyi (bersama istrimu)
yakni Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Adam yang sebelah kiri (dalam surga
ini dan makanlah di antara makanan-makanannya) (yang banyak) dan tidak dilarang
(di mana saja kamu sukai, tetapi janganlah kamu dekati pohon ini) pohon anggur
atau batang gandum ini atau lain-lainnya, maksudnya jangan memakan buahnya
(hingga kamu menjadi orang-orang yang lalim.") atau durhaka.
|
[id.indonesian] Dan Kami berfirman: "Hai
Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya
yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati
pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.
|
فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا
مِمَّا كَانَا فِيهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ
لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ
مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ [٢:٣٦]
[id.jalalayn]
(Lalu keduanya digelincirkan oleh setan) oleh Iblis dan menurut suatu qiraat
'fa-azaalahumaa', artinya maka Iblis pun menyingkirkan keduanya (daripadanya),
maksudnya dari dalam surga dengan memperdayakan serta mengatakan kepada mereka,
"Maukah kalian saya tunjukkan suatu macam pohon kekal yang akan mengekalkan
kehidupan kalian? Itulah dia syajaratul khuldi atau pohon keabadian?" Ia tidak
lupa bersumpah atas nama Allah bahwa mereka hanyalah hendak menyampaikan nasihat
dan anjuran baik belaka. Maka Adam dan Hawa pun memakan buah itu, (dan Allah
mengeluarkan mereka dari keadaan yang mereka alami semula), yakni dari nikmat
surga (dan firman Kami, "Turunlah kalian!") maksudnya ke bumi, yakni kalian
berdua bersama anak cucu kalian itu (menjadi musuh bagi yang lain) disebabkan
penganiayaan sebagian kalian terhadap lainnya, (dan bagi kalian tersedia tempat
kediaman di bumi), artinya tempat menetap (dan kesenangan) berupa hasil
tumbuh-tumbuhan yang kalian senangi dan dapat kalian nikmati (sampai waktu
tertentu) maksudnya hingga saat datangnya ajal kalian nanti.
|
[id.indonesian] Lalu keduanya
digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula
dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain,
dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu
yang ditentukan".
|
فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِن رَّبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ
عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ [٢:٣٧]
[id.jalalayn]
(Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya), yakni dengan
diilhamkan-Nya kepadanya, menurut suatu qiraat 'Adama' dibaca nashab, sedangkan
'kalimatun' dibaca rafa`, sehingga arti kalimat menjadi, "maka datanglah kepada
Adam kalimat dari Tuhannya", yakni yang berbunyi "rabbanaa zhalamnaa anfusanaa",
artinya "Ya Tuhan kami, kami telah berbuat aniaya kepada diri kami... dan
seterusnya". Maka Adam pun menyampaikan doanya dengan ayat tersebut. (maka Allah
menerima tobatnya), artinya mengampuni dosanya (Sesungguhnya Dia Maha Penerima
tobat) terhadap hamba-hamba-Nya (lagi Maha Penyayang) terhadap mereka.
|
[id.indonesian] Kemudian Adam menerima
beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
|
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَن تَبِعَ
هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ [٢:٣٨]
[id.jalalayn]
(Kami berfirman, "Turunlah kalian daripadanya") maksudnya dari surga (semuanya)
diulanginya dan dihubungkan-Nya dengan kalimat yang mula-mula tadi (kemudian
jika) asalnya dari 'in maa' yang diidgamkan menjadi 'immaa' yang berarti jika;
'in' huruf syarat dan 'maa' sebagai tambahan. (datang petunjuk-Ku kepada kalian)
berupa Kitab dan rasul, (maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku) lalu ia
beriman kepada-Ku dan beramal serta taat kepada-Ku (niscaya tak ada kekhawatiran
atas mereka dan tidak pula mereka berduka cita), yakni di akhirat kelak, karena
mereka akan masuk surga.
|
[id.indonesian] Kami berfirman:
"Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku
kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada
kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".
|
وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَٰئِكَ
أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ [٢:٣٩]
[id.jalalayn]
(Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami) mendustakan
kitab-kitab suci Kami (mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya)
mereka tetap tinggal di sana untuk selama-lamanya, tidak akan mati dan tidak
pula akan keluar.
|
[id.indonesian] Adapun orang-orang yang
kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya.
|
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي
أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ
فَارْهَبُونِ [٢:٤٠]
[id.jalalayn]
(Hai Bani Israel!) maksudnya ialah anak cucu Yakub (Ingatlah akan nikmat
karunia-Ku yang telah Kuberikan kepada kalian) maksudnya kepada nenek moyang
kalian, berupa menyelamatkan kalian dari kejaran Firaun, membelah lautan,
menaungkan awan dan lain-lain, yaitu mensyukurinya dengan jalan taat kepada-Ku,
(dan penuhilah janji kalian kepada-Ku) yang telah kalian janjikan dulu, berupa
keimanan kepada Muhammad (niscaya Kupenuhi pula janji-Ku kepada kalian) berupa
pemberian pahala dan masuk surga (dan hanya kepada-Kulah kalian harus takut)
hingga kalian tidak berani menyalahi janji itu, dan kalian tidak perlu takut
kepada pihak lain.
|
[id.indonesian] Hai Bani Israil,
ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah
janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah
kamu harus takut (tunduk).
|
وَآمِنُوا بِمَا أَنزَلْتُ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَكُمْ
وَلَا تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ ۖ وَلَا
تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ [٢:٤١]
[id.jalalayn]
(Dan berimanlah kalian pada apa yang Kuturunkan), yakni Alquran (yang
membenarkan apa yang ada beserta kalian), yaitu Taurat berupa kesamaan dalam
ketauhidan kenabian Muhammad (dan janganlah kalian menjadi orang yang pertama
kafir kepadanya), yakni dari golongan Ahlul Kitab karena orang-orang yang di
belakang itu hanya akan mengikuti sikap dan tindakan kalian, sehingga dosa
kekafiran mereka akan terpikul di atas pundak kalian (dan janganlah kalian jual)
janganlah kalian tukar (ayat-ayat-Ku) yang terdapat dalam Kitab Suci kalian
tentang sifat-sifat dan ciri-ciri Muhammad (dengan harga yang rendah) dengan
pengganti yang rendah nilainya berupa harta dunia. Maksudnya janganlah kalian
sembunyikan karena khawatir tidak akan memperoleh lagi keuntungan-keuntungan
yang kalian dapatkan selama ini dari nenek moyang kalian (dan hanya kepada-Kulah
kalian harus bertakwa) maksudnya harus takut dalam hal itu dan bukan kepada
selain-Ku.
|
[id.indonesian] Dan berimanlah kamu
kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada
padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya,
dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya
kepada Akulah kamu harus bertakwa.
|
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا
الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ [٢:٤٢]
[id.jalalayn]
(Dan janganlah kalian campur aduk) (barang yang hak) yang telah Kuturunkan
kepada kalian (dengan yang batil) yang kamu ada-adakan (dan) jangan pula (kalian
sembunyikan yang hak itu) berupa sifat dan ciri-ciri Muhammad (sedangkan kalian
mengetahui) bahwa ia hak adanya.
|
[id.indonesian] Dan janganlah kamu
campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang
hak itu, sedang kamu mengetahui.
|
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا
مَعَ الرَّاكِعِينَ [٢:٤٣]
[id.jalalayn]
(Dan dirikanlah salat, bayarkan zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang
rukuk) artinya salatlah bersama Muhammad dan para sahabatnya. Lalu Allah Taala
menunjukkan kepada para ulama mereka yang pernah memesankan kepada kaum kerabat
mereka yang masuk Islam, "Tetaplah kalian dalam agama Muhammad, karena ia adalah
agama yang benar!"
|
[id.indonesian] Dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.
|
[id.jalalayn]
(Mengapa kamu menyuruh orang lain berbuat kebaikan), yaitu beriman pada
kerasulan Muhammad (sedang kamu melupakan dirimu sendiri) hingga kamu
mengabaikannya dan tak mau beriman kepadanya (padahal kamu membaca Kitab), yakni
Taurat, di dalamnya tercantum ancaman atau siksaan terhadap orang yang tidak
sesuai perkataan dengan perbuatannya! (Tidaklah kamu pikirkan?) akan akibat
jelek perbuatanmu agar kamu insaf? Yang menjadi bahan pertanyaan dan kecaman
ialah kalimat "sedang kamu melupakan..... dan seterusnya".
|
[id.indonesian] Mengapa kamu suruh orang
lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri,
padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?
|
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ [٢:٤٥]
[id.jalalayn]
(Mintalah pertolongan) dalam menghadapi urusan atau kesulitan-kesulitanmu
(dengan jalan bersabar) menahan diri dari hal-hal yang tidak baik (dengan
salat). Khusus disebutkan di sini untuk menyatakan bagaimana pentingnya salat
itu. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa jika Nabi saw. hatinya risau disebabkan
sesuatu masalah, maka beliau segera melakukan salat. Ada pula yang mengatakan
bahwa perkataan ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang terhalang beriman
disebabkan ketamakan dan ingin kedudukan. Maka mereka disuruh bersabar yang
maksudnya ialah berpuasa, karena berpuasa dapat melenyapkan itu. Salat, karena
dapat menimbulkan kekhusyukan dan membasmi ketakaburan. (Dan sesungguhnya ia)
maksudnya salat (amat berat) akan terasa berat (kecuali bagi orang-orang yang
khusyuk) yang cenderung kepada berbuat taat.
|
[id.indonesian] Jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
|
الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَاقُو رَبِّهِمْ
وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ [٢:٤٦]
[id.jalalayn]
(Orang-orang yang yakin) (bahwa mereka akan menemui Tuhan mereka) ketika
berbangkit (dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya), yaitu di akhirat dan
bahwa Dia akan membalas segala perbuatan mereka.
|
[id.indonesian] (yaitu) orang-orang yang
meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali
kepada-Nya.
|
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي
أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ [٢:٤٧]
[id.jalalayn]
(Hai Bani Israel! Ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Kuanugerahkan kepadamu),
yaitu mensyukurinya dengan jalan menaati-Ku (dan ingatlah pula bahwa Aku telah
mengistimewakan kamu) maksudnya nenek moyangmu (atas penduduk dunia) maksudnya
penduduk di zaman mereka itu.
|
[id.indonesian] Hai Bani Israil,
ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula)
bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat.
|
وَاتَّقُوا يَوْمًا لَّا تَجْزِي نَفْسٌ عَن نَّفْسٍ
شَيْئًا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا
هُمْ يُنصَرُونَ [٢:٤٨]
[id.jalalayn]
(Dan takutlah olehmu) (suatu hari, yang pada hari itu tidak dapat membela)
(seseorang atas orang lainnya walau sedikit pun) yakni pada hari kiamat (dan
tidak diterima) ada yang membaca tuqbalu dengan ta dan ada pula yuqbalu dengan
ya (daripadanya syafaat) artinya pada hari kiamat tidak ada perantara dan tak
ada orang yang dapat dijadikan sebagai perantara (dan tidak pula tebusan) (dan
tidaklah mereka akan ditolong) artinya dibebaskan dari azab Allah.
|
[id.indonesian] Dan jagalah dirimu dari
(azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang
lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at dan tebusan
dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.
|
وَإِذْ نَجَّيْنَاكُم مِّنْ آلِ فِرْعَوْنَ
يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ
نِسَاءَكُمْ ۚ وَفِي ذَٰلِكُم بَلَاءٌ مِّن رَّبِّكُمْ
عَظِيمٌ [٢:٤٩]
[id.jalalayn]
(Dan) ingatlah (ketika Kami membebaskan kamu) maksudnya nenek moyangmu, ucapan
ini dan yang berikutnya ditujukan kepada generasi yang terdapat di masa nabi
kita, mengenai nikmat karunia yang dilimpahkan kepada nenek moyang mereka itu,
agar mereka ingat kepadanya dan beriman kepada Allah Taala (dari kaum keluarga
Firaun yang merasakan kepadamu) maksudnya menimpakan (sejelek-jelek siksaan)
artinya siksaan yang amat berat. Kalimat itu merupakan 'hal' bagi kata ganti
orang yang terdapat pada 'membebaskan kamu'. (Mereka menyembelih) merupakan
penjelasan bagi kalimat yang sebelumnya (anak-anak lelakimu) (dan membiarkan
hidup) artinya tidak membunuh (anak-anak perempuanmu). Hal ini disebabkan
ramalan tukang tenung bahwa akan ada seorang anak lelaki kelahiran Bani Israel
yang akan menjadi penyebab lenyapnya kerajaan Firaun itu. (Dan hal yang demikian
itu) yakni siksaan atau pembebasan (menjadi cobaan) ujian atau pemberian nikmat
(yang amat besar dari Tuhanmu)?
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah) ketika
Kami selamatkan kamu dari (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan
kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang
laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang
demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu.
|
وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنجَيْنَاكُمْ
وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ [٢:٥٠]
[id.jalalayn]
(Dan) ingatlah (ketika Kami pisah) Kami belah (demi karenamu) (lautan) sehingga
kamu dapat masuk dan melintasinya ketika melarikan diri dari musuhmu (lalu Kami
selamatkan kamu) dari bahaya tenggelam, (dan Kami tenggelamkan keluarga Firaun)
beserta kaumnya (sedang kamu sendiri menyaksikan) hal itu, yaitu bertautnya
lautan yang menyungkup mereka.
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan
(Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.
|
وَإِذْ وَاعَدْنَا مُوسَىٰ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ثُمَّ
اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِن بَعْدِهِ وَأَنتُمْ ظَالِمُونَ [٢:٥١]
[id.jalalayn]
(Dan ingatlah ketika Kami menjanjikan) dalam sekian masa (kepada Musa selama
empat puluh malam) maksudnya Kami janjikan akan memberinya Taurat setelah 40
malam untuk menjadi pedoman bagi kamu (lalu kamu ambil anak lembu) maksudnya
patung anak lembu yang ditempa oleh Samiri menjadi tuhan (sepeninggalnya)
artinya setelah ia pergi memenuhi perjanjian dengan Kami itu, (dan kamu adalah
orang-orang aniaya) disebabkan menaruh sesuatu bukan pada tempatnya, yaitu
mengambil anak lembu itu sebagai sembahan.
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu
kamu menjadikan anak lembu (sembahan) sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang
yang zalim.
|
ثُمَّ عَفَوْنَا عَنكُم مِّن بَعْدِ ذَٰلِكَ لَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ [٢:٥٢]
[id.jalalayn]
(Kemudian Kami maafkan kamu) Kami hapus dan ampuni kesalahanmu (setelah itu)
setelah pengambilan patung menjadi tuhan (agar kamu bersyukur) dan menyadari
nikmat karunia Kami kepadamu.
|
[id.indonesian] Kemudian sesudah itu
Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur.
|
وَإِذْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَالْفُرْقَانَ
لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ [٢:٥٣]
[id.jalalayn]
(Dan ingatlah ketika Kami berikan kepada Musa Alkitab) yakni kitab Taurat (dan
pemisah) merupakan 'athaf tafsir' hubungan sebagai penjelasan bagi Taurat yang
menjadi pemisah di antara yang hak dengan yang batil, yang halal dengan yang
haram (agar kamu peroleh petunjuk) dengannya dari kesesatan.
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara
yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk.
|
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ
ظَلَمْتُمْ أَنفُسَكُم بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِئِكُمْ
فَاقْتُلُوا أَنفُسَكُمْ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ عِندَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ
عَلَيْكُمْ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
[٢:٥٤]
[id.jalalayn]
(Dan ketika Musa berkata kepada kaumnya) yang telah menyembah patung anak lembu
itu ("Hai kaumku! Sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu karena kamu telah
mengambil anak lembu) sebagai sembahan, (maka bertobatlah kamu kepada Tuhanmu)
yang telah menciptakanmu atas kesalahanmu tidak menyembah kepada-Nya, (maka
bunuhlah dirimu) maksudnya hendaklah yang tidak bersalah di antaramu membunuh
yang bersalah. (Demikian itu) yakni membunuh itu (lebih baik bagimu di sisi
Tuhanmu) hingga dituntun-Nya kamu untuk melakukannya dan dikirim-Nya awan hitam
agar sebagian kamu tidak melihat lainnya yang akan menyebabkan timbulnya rasa
kasihan di antara kamu yang akan menghalangi pembunuhan ini. Maka berhasillah
pembunuhan masal itu sehingga yang tewas di antara kamu tidak kurang dari tujuh
puluh ribu orang banyaknya. (Maka Allah menerima tobatmu. Sesungguhnya Dia Maha
Penerima Tobat lagi Maha Penyayang").
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya
dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka
bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu
adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan
menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang".
|
وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَن نُّؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ
نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ [٢:٥٥]
[id.jalalayn]
(Dan ketika kamu berkata) yaitu setelah kamu pergi bersama Musa untuk memohon
ampun kepada Allah sebab menyembah patung anak lembu dan telah kamu dengar pula
firman-Nya. ("Hai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat
Allah secara terang!") secara nyata. (Sebab itu kamu disambar petir) atau
halilintar hingga kamu tewas (sedang kamu menyaksikannya) atas peristiwa yang
menimpa dirimu itu.
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat
Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu
menyaksikannya".
|
ثُمَّ بَعَثْنَاكُم مِّن بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ [٢:٥٦]
[id.jalalayn]
(Setelah itu Kami bangkitkan kamu) maksudnya Kami hidupkan kembali kamu,
(setelah kematian kamu agar kamu bersyukur) atas nikmat karunia Kami itu.
|
[id.indonesian] Setelah itu Kami
bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur.
|
وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنزَلْنَا
عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا مِن
طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۖ وَمَا ظَلَمُونَا
وَلَٰكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ [٢:٥٧]
[id.jalalayn]
(Dan Kami naungi kamu dengan awan), artinya Kami taruh awan tipis di atas
kepalamu agar kamu terlindung dari panasnya cahaya matahari di padang Tih, (dan
Kami turunkan padamu) di padang Tih itu (manna dan salwa) yakni makanan manis
seperti madu dan daging burung sebangsa puyuh dan firman Kami, ("Makanlah di
antara makanan yang baik yang Kami karuniakan kepadamu.") dan janganlah kamu
simpan! Tetapi mereka mengingkari nikmat itu dan mereka menyimpannya. Maka Allah
pun menghentikan rezeki itu atas mereka (dan tidaklah mereka menganiaya Kami)
dengan perbuatan itu, (tetapi mereka menganiaya diri mereka sendiri) karena
bencananya kembali kepada mereka juga.
|
[id.indonesian] Dan Kami naungi kamu
dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa". Makanlah dari
makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka
menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
|
وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوا هَٰذِهِ الْقَرْيَةَ فَكُلُوا
مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ
نَّغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ ۚ وَسَنَزِيدُ
الْمُحْسِنِينَ [٢:٥٨]
[id.jalalayn]
(Dan ingatlah ketika Kami berfirman,) kepada mereka setelah mereka keluar dari
bukit Tih, ("Masuklah kamu ke negeri ini"), yakni Baitulmakdis atau Yerusalem
dan ada pula yang mengatakannya 'Ariha' (Maka makanlah di antara makanannya yang
baik lagi enak mana yang kamu sukai) tanpa ada larangan (dan masukilah pintu
gerbangnya) (dalam keadaan bersujud) artinya menundukkan diri (dan ucapkanlah)
sebagai permohonan, ("Bebaskanlah kami dari dosa!") (niscaya Kami ampuni)
menurut suatu qiraat 'yughfar', sedangkan menurut suatu qiraat lainnya
'tughfar', keduanya kata kerja pasif yang berarti 'diampuni' (bagimu
kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami tambah pula pemberian Kami kepada
orang-orang yang berbuat baik) maksudnya diampuni karena berlaku taat, diberi
tambahan, yakni pahalanya.
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari
hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu
gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa",
niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah
(pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik".
|
فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي
قِيلَ لَهُمْ فَأَنزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا رِجْزًا مِّنَ السَّمَاءِ
بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ [٢:٥٩]
[id.jalalayn]
(Lalu orang-orang yang aniaya mengubah) di antara mereka (perintah yang tidak
dititahkan kepada mereka) mereka mengatakan, habbatun fi sya`ratin, bahkan
mereka memasukinya bukan dengan bersujud tetapi merangkak di atas pantat mereka.
(Maka Kami timpakan atas orang-orang yang aniaya itu) di sini disebutkan "atas
orang-orang yang aniaya itu", yang sebenarnya cukup dengan kata ganti 'mereka'
saja, dengan maksud sebagai kecaman (siksa) berupa penyakit taun (dari langit
disebabkan kefasikan mereka) disebabkan mereka melanggar ketaatan. Maka dalam
waktu satu jam ada 70 ribu orang atau mendekati jumlah itu di antara mereka yang
mati.
|
[id.indonesian] Lalu orang-orang yang
zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada
mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit,
karena mereka berbuat fasik.
|
[id.jalalayn]
(Dan) ingatlah (ketika Musa memohon air) (untuk kaumnya) yakni ketika mereka
telah kehausan di padang Tih (lalu firman Kami, "Pukulkanlah tongkatmu ke atas
batu itu!") yaitu batu yang pernah membawa lari pakaiannya, bentuknya tipis
persegi empat sebesar kepala manusia, batu lunak atau seperti keduanya lalu
dipukulkannya (maka terpancarlah) terbelahlah batu itu lalu keluar air
(daripadanya dua belas mata air) yaitu sebanyak jumlah suku Bani Israel
(sesungguhnya telah mengetahui tiap-tiap suku) yakni tiap-tiap suku di antara
mereka (tempat minum mereka) masing-masing hingga mereka tidak saling berebut.
Lalu firman Kami kepada mereka, ("Makan dan minumlah rezeki yang diberikan Allah
dan janganlah kamu berbuat keonaran di muka bumi dengan melakukan pengrusakan!")
'Mufsidiin' menjadi 'hal' yang memperkuat perbuatan pelaku '`atsiya' yang
berarti berbuat keonaran.
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah) ketika
Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan
tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap
suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki
(yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan
berbuat kerusakan.
|
وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَن نَّصْبِرَ عَلَىٰ
طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنبِتُ الْأَرْضُ
مِن بَقْلِهَا وَقِثَّائِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۖ قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَىٰ بِالَّذِي
هُوَ خَيْرٌ ۚ اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ لَكُم مَّا
سَأَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ
وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ ۗ
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ
النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذَٰلِكَ بِمَا
عَصَوا وَّكَانُوا يَعْتَدُونَ [٢:٦١]
[id.jalalayn]
(Dan ketika kamu berkata, "Hai Musa! Kami tidak bisa tahan dengan satu makanan
saja!") maksudnya satu macam saja, yaitu manna dan salwa. (Oleh sebab itu
mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami) sesuatu
(dari apa yang ditumbuhkan bumi berupa) sebagai penjelasan (sayur-mayur,
ketimun, bawang putih) (kacang adas dan bawang merah, maka jawabnya) yaitu jawab
Musa kepada mereka, ("Maukah kamu mengambil sesuatu yang lebih rendah atau lebih
jelek sebagai pengganti) (dari yang lebih baik) atau lebih utama?" Pertanyaan
ini berarti penolakan, tetapi mereka tidak mau menarik permintaan itu hingga
Musa pun berdoa kepada Allah, maka Allah Taala berfirman, ("Turunlah kamu)
pergilah (ke salah satu kota) di antara kota-kota (pastilah kamu akan
memperoleh) di sana (apa yang kamu minta") dari tumbuh-tumbuhan itu. (Lalu
dipukulkan) ditimpakan (atas mereka kenistaan) kehinaan dan kenistaan (dan
kemiskinan) yakni bekas-bekas dan pengaruh kemiskinan berupa sikap statis dan
rendah diri yang akan selalu menyertai mereka walaupun mereka kaya, tak ubahnya
bagai mata uang yang selalu menurut dan tidak akan lepas dari cetakannya, (dan
kembalilah mereka) (membawa kemurkaan dari Allah, demikian itu), yakni pukulan
dan kemurkaan Allah itu (disebabkan mereka) (mengingkari ayat-ayat Allah dan
membunuh para nabi) seperti Nabi Zakaria dan Yahya (tanpa hak) hanya karena
keaniayaan semata. (Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat
kedurhakaan dan karena mereka melanggar batas) artinya batas-batas peraturan
hingga jatuh ke dalam maksiat. Kalimat pertama diulangnya untuk memperkuatnya.
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan
saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan
bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya,
bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah
kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke
suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu ditimpahkanlah
kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah.
Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh
para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka
selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.
|
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا
وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ [٢:٦٢]
[id.jalalayn]
(Sesungguhnya orang-orang yang beriman) kepada para nabi di masa lalu (dan
orang-orang Yahudi) (orang-orang Kristen dan orang-orang Shabiin) yakni
segolongan dari orang-orang Yahudi atau Nasrani (siapa saja yang beriman) di
antara mereka (kepada Allah dan hari akhir) di masa nabi kita (serta mengerjakan
amal saleh) yaitu syariatnya (mereka akan memperoleh pahala) sebagai ganjaran
dari amal perbuatan mereka itu (di sisi Tuhan mereka, tak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak pula mereka berduka cita). Dhamir atau kata ganti
orang pada 'aamana', 'amila' dan sesudahnya hendaklah diartikan secara umum atau
siapa saja.
|
[id.indonesian] Sesungguhnya orang-orang
mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa
saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan
beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada
kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
|
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ
الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُم بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ [٢:٦٣]
[id.jalalayn]
(Dan) ingatlah (ketika Kami mengambil ikrar darimu) yakni ikrar bahwa kamu akan
melakukan ajaran-ajaran yang terdapat dalam Taurat. (dan) sesungguhnya (Kami
angkat gunung Thursina ke atasmu) artinya Kami cabut dari dasarnya untuk
ditimpakan kepadamu, yakni tatkala kamu tidak mau berikrar seraya Kami
berfirman, ("Peganglah dengan teguh apa yang Kami berikan kepadamu ini!)
maksudnya secara giat dan sungguh-sungguh (dan ingatlah baik-baik apa yang ada
di dalamnya) yakni dengan mengamalkannya (agar kamu termasuk orang-orang yang
bertakwa.") Artinya terpelihara dirimu dari api neraka dan perbuatan durhaka.
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu
(seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu
dan ingatlah selalu apa yang ada didalamnya, agar kamu bertakwa".
|
ثُمَّ تَوَلَّيْتُم مِّن بَعْدِ ذَٰلِكَ ۖ فَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ
لَكُنتُم مِّنَ الْخَاسِرِينَ [٢:٦٤]
[id.jalalayn]
(Kemudian kamu berpaling) menyalahi ikrar (setelah itu) maksudnya setelah
berikrar tadi (maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu) yaitu
dengan menerima tobatnya atau menangguhkan siksa terhadapmu (niscayalah kamu
akan termasuk orang-orang yang merugi) atau celaka.
|
[id.indonesian] Kemudian kamu berpaling
setelah (adanya perjanjian) itu, maka kalau tidak ada karunia Allah dan
rahmat-Nya atasmu, niscaya kamu tergolong orang yang rugi.
|
وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنكُمْ فِي
السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ [٢:٦٥]
[id.jalalayn]
(Dan sesungguhnya) lam-nya 'lam qasam' menyatakan bersumpah artinya 'demi' (kamu
telah mengetahui) (orang-orang yang melanggar) peraturan (di antaramu pada hari
Sabtu) yakni dengan menangkap ikan padahal Kami telah melarangmu dari demikian;
dan mereka ini ialah penduduk Eilat atau Ayilah (lalu Kami titahkan kepada
mereka, "Jadilah kalian kera yang hina!") artinya yang terkucil. Apa yang
dikehendaki Allah itu pun terlaksana dan setelah masa tiga hari mereka menemui
kematian.
|
[id.indonesian] Dan sesungguhnya telah
kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami
berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina".
|
فَجَعَلْنَاهَا نَكَالًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهَا وَمَا
خَلْفَهَا وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِينَ [٢:٦٦]
[id.jalalayn]
(Maka Kami jadikan dia) maksudnya hukuman tersebut (sebagai peringatan) cermin
perbandingan hingga mereka tidak melakukannya lagi (bagi umat-umat di masa itu
dan bagi mereka yang datang kemudian) (serta menjadi pengajaran bagi orang-orang
yang bertakwa) kepada Allah Taala. Dikhususkan bagi orang-orang ini, karena
hanya merekalah yang dapat mengambil manfaat darinya sedangkan orang lain tidak.
|
[id.indonesian] Maka Kami jadikan yang
demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang
kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
|
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ إِنَّ اللَّهَ
يَأْمُرُكُمْ أَن تَذْبَحُوا بَقَرَةً ۖ قَالُوا
أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا ۖ قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ
أَنْ أَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ [٢:٦٧]
[id.jalalayn]
(Dan) ingatlah (ketika Musa berkata kepada kaumnya,) yakni ketika ada di antara
mereka itu seseorang yang terbunuh sedangkan mereka tidak tahu siapa
pembunuhnya, lalu mereka minta kepada Musa untuk memohonkan kepada Allah agar
Dia dapat memberitahukan siapa pembunuhnya itu. Maka dia memohon, lalu katanya,
("Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." Jawab
mereka, "Apakah kamu hendak menjadikan kami sebagai bahan ejekan?") artinya
suruhan kamu itu akan menyebabkan kami menjadi sasaran olok-olok dan tertawaan
orang. (Jawab Musa, "Aku berlindung) maksudnya aku tidak sudi (kepada Allah)
akan (menjadi golongan orang-orang yang jahil.") yang suka berolok-olok. Tatkala
mereka ketahui bahwa Musa bersungguh-sungguh.
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih
seekor sapi betina". Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah
ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah
seorang dari orang-orang yang jahil".
|
قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا
هِيَ ۚ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَّا
فَارِضٌ وَلَا بِكْرٌ عَوَانٌ بَيْنَ ذَٰلِكَ ۖ
فَافْعَلُوا مَا تُؤْمَرُونَ [٢:٦٨]
[id.jalalayn]
(Mereka bertanya, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia menjelaskan kepada kami,
sapi betina yang manakah itu?") maksudnya tentang usianya, apakah yang tua atau
yang muda? (Jawab Musa, "Allah berfirman bahwa sapi itu ialah sapi betina yang
tidak tua) berusia lanjut (dan tidak pula muda) atau terlalu kecil, tetapi
(pertengahan) (di antara demikian), yakni di antara tua dan muda tadi (maka
lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu.") yaitu supaya menyembelih sapi yang
telah dijelaskan itu.
|
[id.indonesian] Mereka menjawab:
"Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami; sapi
betina apakah itu". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi
betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara
itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu".
|
قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا
لَوْنُهَا ۚ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ
صَفْرَاءُ فَاقِعٌ لَّوْنُهَا تَسُرُّ النَّاظِرِينَ [٢:٦٩]
[id.jalalayn]
(Kata mereka, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar dijelaskan-Nya kepada
kami apa warnanya!" Jawab Musa, "Allah berfirman bahwa sapi betina itu ialah
sapi betina yang kuning, yakni yang kuning tua warnanya, maksudnya yang kuning
pekat (yang menyenangkan orang-orang yang memandang.") artinya menarik hati
mereka disebabkan keelokannya.
|
[id.indonesian] Mereka berkata:
"Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa
warnanya". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu
adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan
orang-orang yang memandangnya".
|
قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِيَ
إِنَّ الْبَقَرَ تَشَابَهَ عَلَيْنَا وَإِنَّا إِن شَاءَ اللَّهُ لَمُهْتَدُونَ
[٢:٧٠]
[id.jalalayn]
(Kata mereka, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar dijelaskan-Nya bagi
kami hakikat sapi betina itu) apakah yang dimanjakan ataukah yang dipekerjakan?
(karena sesungguhnya sapi itu) yakni kalau jenisnya baru yang disebutkan
sifatnya itu (masih samar bagi kami) karena banyaknya hingga kami tidak
mengetahui mana yang dimaksud (dan sesungguhnya kami insya Allah akan memperoleh
petunjuk.") untuk mendapatkannya. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa sekiranya
mereka tidak mengucapkan insya Allah, tidaklah akan dijelaskan kepada mereka
untuk selama-lamanya.
|
[id.indonesian] Mereka berkata:
"Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami
bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar
bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk
memperoleh sapi itu)".
|
قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَّا ذَلُولٌ
تُثِيرُ الْأَرْضَ وَلَا تَسْقِي الْحَرْثَ مُسَلَّمَةٌ لَّا شِيَةَ فِيهَا ۚ قَالُوا الْآنَ جِئْتَ بِالْحَقِّ ۚ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُوا يَفْعَلُونَ [٢:٧١]
[id.jalalayn]
(Kata Musa, "Allah berfirman bahwa sapi betina itu ialah sapi betina yang belum
pernah dipakai untuk bekerja) (membajak tanah) untuk ditanami. Kalimat belakang
ini menjadi sifat bagi 'dipakai untuk bekerja' dan termasuk barang yang
dinafikan. (dan tidak pula untuk mengairi tanaman) atau tanah yang dipersiapkan
untuk ditanami tumbuh-tumbuhan (tidak bercacat) bebas dari aib dan bekas-bekas
bekerja berat (tidak ada belangnya.") tidak ada warna lain dari warna aslinya.
(Kata mereka, "Sekarang barulah kamu mengatakan kebenaran.") Maksudnya
memberikan penjelasan yang cukup jelas tentang sapi yang dimaksud. Mereka cari
sapi tersebut dan kebetulan ditemukan pada seorang anak muda yang berbakti
kepada ibunya, lalu mereka beli dengan emas sepenuh bungkusan yang terbuat dari
kulit sapi itu. (Lalu mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak
melaksanakannya) karena harganya yang tinggi. Dalam sebuah hadis disebutkan,
seandainya mereka segera menyembelih seekor sapi betina yang ada tanpa banyak
tanya, yang demikian itu akan mencukupi. Tetapi mereka menyusahkan diri mereka
sendiri sehingga dipersulit oleh Allah.
|
[id.indonesian] Musa berkata:
"Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang
belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman,
tidak bercacat, tidak ada belangnya". Mereka berkata: "Sekarang barulah kamu
menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". Kemudian mereka menyembelihnya
dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.
|
وَإِذْ قَتَلْتُمْ نَفْسًا فَادَّارَأْتُمْ فِيهَا ۖ وَاللَّهُ مُخْرِجٌ مَّا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ [٢:٧٢]
[id.jalalayn]
(Dan ketika kamu membunuh seorang manusia, lalu kamu tuduh-menuduh tentang hal
itu) asalnya fatadaara'tum, lalu ta diidgamkan ke dal yang berarti bertengkar
dan saling menuduh (sedangkan Allah menyingkapkan) atau memperlihatkan (apa yang
kamu sembunyikan) tentang persoalan tersebut. Kalimat ini adalah suatu interupsi
dan merupakan awal kisah
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan
Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan.
|
فَقُلْنَا اضْرِبُوهُ بِبَعْضِهَا ۚ كَذَٰلِكَ يُحْيِي اللَّهُ الْمَوْتَىٰ وَيُرِيكُمْ
آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ [٢:٧٣]
[id.jalalayn]
(Lalu firman Kami, "Pukullah dia) maksudnya mayat dari orang yang terbunuh tadi
(dengan salah satu anggota badan sapi betina itu!") Lalu mereka pukul dengan
lidah atau pangkal ekornya sehingga ia pun hidup kembali dan mengatakan siapa
pembunuhnya yang tiada lain dari dua orang saudara sepupunya yang disebutkan
namanya masing-masing. Kemudian ia menjadi mayat kembali, maka kedua pembunuhnya
tidak diperbolehkan untuk mendapatkan harta warisan, bahkan mereka pun dibunuh
pula lalu firman Allah Taala, ("Demikianlah) maksudnya caranya (Allah
menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati dan memperlihatkan kepadamu
tanda-tanda-Nya) bukti-bukti kekuasaan-Nya (agar kamu memikirkan") dan
merenungkannya sehingga mengerti dan mengimani Allah yang kuasa menghidupkan
seorang manusia yang telah meninggal juga sanggup menghidupkan berjuta-juta
manusia lainnya.
|
[id.indonesian] Lalu Kami berfirman:
"Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!" Demikianlah
Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dam memperlihatkan
padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti.
|
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ
كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً ۚ وَإِنَّ مِنَ
الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَارُ ۚ
وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ
اللَّهِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
[٢:٧٤]
[id.jalalayn]
(Kemudian hatimu menjadi keras) ditujukan kepada orang-orang Yahudi hingga tak
dapat dimasuki kebenaran (setelah itu) yakni setelah peristiwa dihidupkannya
orang yang telah mati dan kejadian-kejadian sebelumnya, (maka ia adalah seperti
batu) dalam kerasnya (atau lebih keras lagi) daripada batu. (Padahal di antara
batu-batu itu sesungguhnya ada yang mengalir anak-anak sungai daripadanya dan di
antaranya ada pula yang terbelah) asalnya 'yatasyaqqaqu' lalu ta diidgamkan pada
syin hingga menjadi 'yasysyaqqaqu' (lalu keluarlah air daripadanya dan
sesungguhnya di antaranya ada pula yang jatuh meluncur) dari atas ke bawah
(karena takut kepada Allah) sebaliknya hatimu tidak terpengaruh karenanya serta
tidak pula menjadi lunak atau tunduk. (Dan Allah sekali-kali tidak lengah
terhadap apa yang kamu kerjakan) hanya ditangguhkan-Nya menjatuhkan hukuman
hingga saatnya nanti. Menurut satu qiraat bukan 'ta`maluun' tetapi 'ya`maluun',
artinya 'yang mereka kerjakan,' sehingga berarti mengalihkan arah pembicaraan.
|
[id.indonesian] Kemudian setelah itu
hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara
batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan
diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan
diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan
Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
|
[id.jalalayn]
(Apakah masih kamu harapkan) hai orang beriman (bahwa mereka akan beriman) yakni
orang-orang Yahudi itu (kepadamu, sedangkan sebagian) atau satu golongan (di
antara mereka) yakni pendeta-pendeta mereka (mendengar firman Allah) yaitu
Taurat (lalu mengubahnya) (setelah mereka memahaminya) (padahal mereka
mengetahui) bahwa sebenarnya mereka mengada-ada. Pertanyaan di sini berarti
sanggahan terhadap orang-orang beriman hingga berarti, "Tak usah kamu harapkan
mereka akan beriman karena dulu mereka juga sudah kafir!"
|
[id.indonesian] Apakah kamu masih
mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka
mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya,
sedang mereka mengetahui?.
|
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا
وَإِذَا خَلَا بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ قَالُوا أَتُحَدِّثُونَهُم بِمَا فَتَحَ
اللَّهُ عَلَيْكُمْ لِيُحَاجُّوكُم بِهِ عِندَ رَبِّكُمْ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ [٢:٧٦]
[id.jalalayn]
(Dan jika mereka berjumpa) maksudnya jika orang-orang Yahudi dan orang-orang
munafik itu bertemu dengan (orang-orang beriman, mereka mengatakan, "Kami pun
telah beriman") bahwa Muhammad itu adalah seorang nabi yang telah diberitakan
kedatangannya dalam kitab suci kami, (tetapi bila mereka telah kembali) atau
berada (sesama mereka, maka kata mereka) yakni para pemimpin mereka yang bukan
munafik kepada yang munafik itu, ("Apakah kamu hendak menceritakan kepada
mereka) maksudnya kepada orang-orang mukmin (tentang apa yang telah dibukakan
Allah kepada kamu) artinya tentang hal-hal yang telah diberitahukan Allah
kepadamu dalam Taurat mengenai sifat-sifat dan ciri-ciri Muhammad (sehingga
dengan demikian mereka dapat mematahkan alasanmu) 'lam' di sini berarti
'mengakibatkan' (dengannya di sisi Tuhanmu) yakni di akhirat kelak, di mana
mereka akan dapat mengajukan bukti penyelewenganmu, yaitu tak hendak mengikuti
Muhammad padahal mengetahui kebenarannya. (Tidaklah kamu mengerti?") bahwa
mereka akan dapat mematahkan alasanmu jika kamu menyebut-nyebut soal itu? Dari
itu hentikanlah tindakanmu itu!
|
[id.indonesian] Dan apabila mereka
berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: "Kamipun telah
beriman," tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja, lalu mereka berkata:
"Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mukmin) apa yang telah
diterangkan Allah kepadamu, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan
hujjahmu di hadapan Tuhanmu; tidakkah kamu mengerti?"
|
أَوَلَا يَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا
يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ [٢:٧٧]
[id.jalalayn]
(Tidakkah mereka ketahui) Pertanyaan di sini menunjukkan pengakuan, sehingga
kalimat ini berarti bahwa mereka benar tidak mengetahui sedangkan wau yang
terletak di depan menyatakan athaf atau adanya hubungan (bahwa Allah mengetahui
apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan) tentang masalah-masalah
tersebut hingga seharusnya mereka akan lebih hati-hati dan waspada.
|
[id.indonesian] Tidakkah mereka
mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang
mereka nyatakan?
|
وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لَا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ
إِلَّا أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ [٢:٧٨]
[id.jalalayn]
(Dan di antara mereka) di antara orang-orang Yahudi itu (ada yang buta huruf)
atau orang-orang awam yang (tidak mengetahui Alkitab) maksudnya Taurat (kecuali)
(angan-angan) atau kebohongan belaka, yakni yang mereka dengar dari para
pemimpin mereka lalu mereka terima dan percayai. (Dan tiadalah) (mereka) yakni
dalam menentang kenabian Muhammad dan soal-soal lainnya yang mereka buat-buat
itu (kecuali hanyalah menduga-duga belaka) yakni dugaan yang tidak berdasarkan
ilmu.
|
[id.indonesian] Dan diantara mereka ada
yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong
belaka dan mereka hanya menduga-duga.
|
فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ
بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ عِندِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ
ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتْ
أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا يَكْسِبُونَ [٢:٧٩]
[id.jalalayn]
(Maka kecelakaan besarlah) atau siksaan berat (bagi orang-orang yang menulis
Alkitab dengan tangan mereka sendiri) artinya membuat-buatnya menurut kemauan
mereka (lalu mereka katakan, "Ini dari Allah," dengan maksud untuk
memperdagangkannya dengan harga murah) dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
yang sedikit berupa harta dunia. Mereka ini ialah orang-orang Yahudi yang
mengubah-ubah sifat-sifat nabi yang tercantum dalam Taurat, begitu pun ayat
rajam dan lain-lain yang mereka tulis lain daripada yang dimaksud. (Maka siksaan
beratlah bagi mereka karena apa yang ditulis oleh tangan mereka) disebabkan
mereka mengada-ada yang tidak ada (dan siksaan beratlah bagi mereka, disebabkan
apa yang mereka kerjakan) yakni melakukan penyelewengan dan kecurangan.
|
[id.indonesian] Maka kecelakaan yAng
besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri,
lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan
yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka,
akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah
bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.
|
وَقَالُوا لَن تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا
مَّعْدُودَةً ۚ قُلْ أَتَّخَذْتُمْ عِندَ اللَّهِ
عَهْدًا فَلَن يُخْلِفَ اللَّهُ عَهْدَهُ ۖ أَمْ
تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ [٢:٨٠]
[id.jalalayn]
(Dan mereka berkata) yakni tatkala Nabi mengancam mereka dengan neraka, ("Kami
sekali-kali takkan disentuh) tidak akan ditimpa sama sekali (oleh api neraka,
kecuali selama hari-hari yang berbilang") maksudnya selama beberapa hari saja,
yaitu selama 40 hari yakni selama waktu nenek moyang mereka menyembah patung
lembu, kemudian siksaan itu akan berhenti. (Katakanlah) kepada mereka hai
Muhammad, ("Apakah kamu telah menerima) hamzah washalnya dibuang karena cukup
dengan adanya hamzah istifham (janji dari Allah) atau ikrar mengenai hal
tersebut? (Sehingga Allah tidak akan menyalahi janji-Nya?) Tidak, bukan?
(Ataukah) bahkan (kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu
ketahui").
|
[id.indonesian] Dan mereka berkata:
"Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa
hari saja". Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah
tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah
apa yang tidak kamu ketahui?"
|
بَلَىٰ مَن كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ
خَطِيئَتُهُ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ
فِيهَا خَالِدُونَ [٢:٨١]
[id.jalalayn]
(Tidak demikian yang sebenarnya) tetapi kamu pasti akan masuk neraka dan kekal
di dalamnya. (Barang siapa yang berbuat kejahatan) atau kemusyrikan (dan ia
dilingkungi oleh dosanya) dapat secara tunggal dan dapat pula secara jamak,
maksudnya dosanya itu telah meliputi dan melingkunginya dari segala penjuru
disebabkan kematiannya dalam keadaan musyrik (mereka itulah penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya). Di sini dipakai jamak, dengan menitikberatkan arti
'man' atau 'barang siapa'.
|
[id.indonesian] (Bukan demikian), yang
benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka
itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
|
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ
أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ [٢:٨٢]
[id.jalalayn]
(Sebaliknya orang-orang yang beriman dan beramal saleh mereka itu penduduk
surga, kekal mereka di dalamnya.)
|
[id.indonesian] Dan orang-orang yang
beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di
dalamnya.
|
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا
تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ
وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا
الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِّنكُمْ
وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ [٢:٨٣]
[id.jalalayn]
(Dan) ingatlah (ketika Kami mengambil ikrar dari Bani Israel) maksudnya dalam
Taurat, dan Kami katakan, ("Janganlah kamu menyembah) ada yang membaca dengan
'ta' dan ada pula dengan 'ya', yaitu 'laa ya`buduuna', artinya mereka tidak akan
menyembah (kecuali kepada Allah). Kalimat ini merupakan kalimat berita tetapi
berarti larangan. Ada pula yang membaca 'laa ta`buduu', artinya 'janganlah kamu
sembah!' (Dan) berbuat kebaikanlah! (kepada kedua orang tua dengan
sebaik-baiknya) maksudnya berbakti selain itu juga (kaum kerabat) athaf pada
al-waalidain (anak-anak yatim dan orang-orang miskin serta ucapkanlah kepada
manusia) kata-kata (yang baik) misalnya menyuruh pada yang baik dan melarang
dari yang mungkar, berkata jujur mengenai diri Muhammad dan ramah tamah terhadap
sesama manusia. Menurut suatu qiraat 'husna' dengan 'ha' baris di depan dan
'sin' sukun yang merupakan mashdar atau kata benda dan dipergunakan sebagai
sifat dengan maksud untuk menyatakan 'teramat' artinya teramat baik. (Dan
dirikanlah salat serta bayarkan zakat!) Sesungguhnya kamu telah memberikan ikrar
tersebut. (Kemudian kamu tidak memenuhi) janji itu. Di sini tidak disebut-sebut
orang ketiga, yaitu nenek moyang mereka (kecuali sebagian kecil dari kamu, dan
kamu juga berpaling.") seperti halnya nenek moyangmu.
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain
Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim,
dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu,
kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.
|
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ لَا تَسْفِكُونَ
دِمَاءَكُمْ وَلَا تُخْرِجُونَ أَنفُسَكُم مِّن دِيَارِكُمْ ثُمَّ أَقْرَرْتُمْ
وَأَنتُمْ تَشْهَدُونَ [٢:٨٤]
[id.jalalayn]
(Dan ingatlah ketika Kami menerima perjanjian pula darimu) dan firman Kami,
("Kamu tidak akan menumpahkan darahmu) artinya mengalirkannya dengan berbunuhan
sesamamu (dan tidak akan mengeluarkan dirimu dari kampung halamanmu) dari
negerimu. (Kemudian kamu berikrar) akan menepati perjanjian tersebut (sedangkan
kamu mempersaksikan.") atas diri kamu sendiri.
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu
(membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari
kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu
mempersaksikannya.
|
ثُمَّ أَنتُمْ هَٰؤُلَاءِ تَقْتُلُونَ أَنفُسَكُمْ
وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِّنكُم مِّن دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِم
بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِن يَأْتُوكُمْ أُسَارَىٰ تُفَادُوهُمْ وَهُوَ
مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ ۚ أَفَتُؤْمِنُونَ
بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ ۚ فَمَا
جَزَاءُ مَن يَفْعَلُ ذَٰلِكَ مِنكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَىٰ
أَشَدِّ الْعَذَابِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا
تَعْمَلُونَ [٢:٨٥]
[id.jalalayn]
(Kemudian kamu) hai (Bani Israel, kamu bunuh dirimu) dengan berbunuhan sesamamu
(dan kamu usir sebagian kamu dari kampung halaman mereka, kamu
bertolong-tolongan) ta asalnya diidgamkan pada zha sehingga dibaca
'tazhzhaaharuuna', tetapi pada satu qiraat diringankan dengan membuangnya
sehingga bacaannya menjadi 'tazhaaharuuna' dengan membuang zha yang berarti
tolong-menolong (terhadap mereka dengan berbuat dosa) maksiat (dan permusuhan)
atau penganiayaan. (Tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai orang-orang
tawanan) pada satu qiraat tercantum 'asra' (kamu tebus mereka) ada pula yang
membaca 'tafduuhum', artinya kamu bebaskan mereka dari tawanan dengan harta atau
lainnya dan ini termasuk kebiasaan yang berlaku di kalangan orang-orang Yahudi
(padahal dia) artinya kenyataannya (mengusir mereka itu diharamkan bagimu).
Kalimat ini berhubungan dengan firman-Nya, "dan kamu usir," sedangkan
kalimat-kalimat yang terdapat di antara keduanya merupakan 'jumlah mu`taridhah'
atau interupsi, artinya sebagaimana diharamkannya mengabaikan tebusan. Selama
ini suku Quraizhah mengadakan persekutuan dengan Aus, sedangkan Nadhir dengan
Khajraj. Setiap suku ikut berperang bersama sekutu mereka, bahkan sampai
menghancurkan dan mengusir pihak lawan walaupun sama-sama Yahudi. Tetapi jika
Yahudi pihak lawan itu tertawan, maka mereka tebus. Jika ditanyakan kepada
mereka, kenapa kamu perangi dan kamu tebus mereka, maka jawab mereka, "Karena
kami diminta mereka untuk memberikan tebusan." Jika ditanyakan, "Kenapa pula
kamu perangi mereka?" Jawab mereka, "Karena kami merasa malu jika sekutu-sekutu
kami menderita kekalahan!" Firman Allah Taala, ("Apakah kamu beriman pada
sebagian Alkitab) yakni soal menebus tawanan (dan ingkar terhadap sebagian yang
lain) agar tidak membunuh, tidak mengusir dan tidak bantu-membantu berbuat dosa
dan penganiayaan. (Tidak ada balasan bagi orang yang berbuat demikian di
antaramu kecuali kehinaan) atau kenistaan (dalam kehidupan dunia) kehinaan ini
telah dialami oleh Bani Quraizhah dengan dibunuh dan dibasminya golongan
laki-laki mereka, dan juga oleh Bani Nadhir yang diusir ke Syam dan diwajibkan
membayar upeti. (Dan pada hari kiamat mereka dikembalikan pada siksaan yang amat
berat dan Allah tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan). Ada yang membaca
dengan ta dan ada pula yang dengan ya.
|
[id.indonesian] Kemudian kamu (Bani
Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada
kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat
dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu
tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu
beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang
lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan
kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada
siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.
|
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
بِالْآخِرَةِ ۖ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ
وَلَا هُمْ يُنصَرُونَ [٢:٨٦]
[id.jalalayn]
(Merekalah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat)
artinya lebih mengutamakan dunia daripada akhirat (maka tidaklah akan
diringankan siksa terhadap mereka dan tidaklah mereka akan beroleh bantuan")
untuk menghindarkan siksaan itu.
|
[id.indonesian] Itulah orang-orang yang
membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan
siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.
|
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِن
بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ ۖ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ
مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ ۗ أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَىٰ
أَنفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ [٢:٨٧]
[id.jalalayn]
(Sesungguhnya Kami telah mendatangkan Alkitab kepada Musa) yakni Taurat, (lalu
Kami susul setelah itu dengan para rasul) secara berturut-turut, artinya Kami
kirim seorang rasul sesudah yang lain, (dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam
bukti-bukti kebenaran) yakni mukjizat menghidupkan mayat, menyembuhkan orang
yang buta dan berpenyakit kusta. (Dan Kami perkuat ia dengan Roh Kudus)
merupakan 'idhafat maushuf pada sifat' maksudnya ialah Roh yang disucikan yakni
Jibril, sehingga karena kesuciannya ikut mengiringkannya ke mana pergi. Namun
kamu tidak juga hendak mengikuti jalan yang benar! (Apakah setiap datang
kepadamu seorang rasul dengan membawa apa yang tidak diingini) atau disukai
(dirimu) berupa kebenaran (kamu menjadi takabur) atau menyombongkan diri, tak
mau mengikutinya. Kalimat ini merupakan jawaban bagi 'setiap', dan dialah yang
menjadi sasaran pertanyaan, sedangkan tujuannya tidak lain dari celaan dan
kecaman, (maka sebagian) di antara mereka (kamu dustakan) seperti Nabi Isa (dan
sebagian lagi kamu bunuh) kata kerja 'mudhari'' atau masa sekarang untuk
menunjukkan peristiwa di masa lampau, artinya telah kamu bunuh Zakaria dan
Yahya.
|
[id.indonesian] Dan sesungguhnya Kami
telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya
(berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan
bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya
dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu
(pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka
beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain)
kamu bunuh?
|
وَقَالُوا قُلُوبُنَا غُلْفٌ ۚ بَل لَّعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلًا مَّا
يُؤْمِنُونَ [٢:٨٨]
[id.jalalayn]
(Dan mereka berkata) kepada nabi untuk berolok-olok, ("Hati kami tertutup")
jamak dari 'aghlaf' yang berarti dibungkus tertutup rapat, sehingga tak dapat
mendengar apa yang dikatakan orang. Firman Allah Taala, ("Tetapi) menegaskan
kenyataan sebenarnya (Allah telah mengutuk mereka) menjauhkan mereka dari
rahmat-Nya dengan menolak permohonan mereka sehingga mereka menjadi putus asa
(disebabkan kekafiran mereka) jadi bukanlah karena cacat pada hati mereka, (maka
hanya sedikit sekali mereka yang beriman"). 'Maa' merupakan tambahan untuk
menunjukkan teramat sedikitnya mereka yang beriman itu.
|
[id.indonesian] Dan mereka berkata:
"Hati kami tertutup". Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena
keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman.
|
وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِّنْ عِندِ اللَّهِ
مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِن قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ
كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُم مَّا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ ۚ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ [٢:٨٩]
[id.jalalayn]
(Dan tatkala datang kepada mereka Alquran dari Allah yang membenarkan apa yang
ada pada mereka) yakni Taurat (padahal sebelumnya mereka) maksudnya sebelum
datangnya Alquran itu (memohon pertolongan) agar beroleh kemenangan (atas
orang-orang yang kafir) dengan mengucapkan, "Ya Allah, tolonglah kami dengan
nabi yang akan dibangkitkan di akhir zaman." (Maka setelah datang kepada mereka
apa yang telah mereka ketahui) yaitu berupa kebenaran dengan diutusnya Nabi
Muhammad itu (mereka lalu ingkar kepadanya) disebabkan kedengkian dan takut
kehilangan pengaruh. Jawaban bagi 'lammaa' atau 'tatkala' yang pertama,
ditunjukkan oleh jawaban 'lammaa' yang kedua (maka laknat Allahlah atas
orang-orang yang kafir itu).
|
[id.indonesian] Dan setelah datang
kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka,
padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat
kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang
telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas
orang-orang yang ingkar itu.
|
بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنفُسَهُمْ أَن يَكْفُرُوا
بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ بَغْيًا أَن يُنَزِّلَ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ عَلَىٰ مَن
يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۖ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَىٰ
غَضَبٍ ۚ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُّهِينٌ [٢:٩٠]
[id.jalalayn]
(Alangkah buruknya perbuatan mereka menjual) (diri mereka sendiri) maksudnya
bagian pahala mereka. 'Ma' pada kata-kata 'bi'samaa' adalah kata 'nakirah' atau
'tidak tentu' (indefinit) dan berarti 'sesuatu', merupakan 'tamyiz' bagi pelaku
kata kerja 'bi'sa' yang dikhususkan untuk celaan. (bahwa mereka kafir) artinya
dengan kekafiran mereka (terhadap apa yang diturunkan Allah) berupa Alquran
(disebabkan kedengkian) berfungsi sebagai 'maf`ul liajlih' menunjukkan motif
bagi kekafiran mereka itu. (bahwa Allah menurunkan) ada yang membaca 'yunzila'
dan ada pula 'yunazzila' (karunia-Nya) maksudnya wahyu (kepada siapa yang
dikehendaki-Nya) untuk menjadi rasul (di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu
mereka kembali) (dengan kemurkaan) dari Allah disebabkan kekafiran mereka
terhadap wahyu yang diturunkan itu. Celaan ini menyatakan betapa besarnya
kesalahan yang mereka perbuat (di atas kemurkaan) artinya yang bertimpa-timpa
yakni setelah kemurkaan yang selayaknya mereka terima sebelum itu, dengan
menyia-nyiakan kitab Taurat serta menolak Nabi Isa. (Dan bagi orang-orang kafir
disediakan siksaan yang menghinakan).
|
[id.indonesian] Alangkah buruknya (hasil
perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang
telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat
murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang
menghinakan.
|
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ
قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ
الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَهُمْ ۗ قُلْ فَلِمَ
تَقْتُلُونَ أَنبِيَاءَ اللَّهِ مِن قَبْلُ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ [٢:٩١]
[id.jalalayn]
(Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu kepada apa yang
diturunkan Allah!") yakni Alquran dan lain-lain (Mereka berkata, "Kami beriman
kepada apa yang diturunkan kepada kami.") yakni Taurat. Maka firman Allah Taala,
(Sedangkan mereka kafir) 'wau' di sini menunjukkan 'hal' sehingga berarti
'sedangkan' (terhadap yang turun di belakangnya) atau selain dari itu seperti
Alquran (padahal Alquran itulah yang hak) kalimat ini menjadi 'hal'
(membenarkan) menjadi 'hal' yang kedua yang memperkuat (apa yang ada pada
mereka. Katakanlah,) kepada mereka ("Kenapa kamu bunuh) (nabi-nabi Allah dulu,
jika kamu benar-benar beriman?") pada Taurat, di mana padanya terdapat larangan
membunuh mereka. Pertanyaan ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang ada di
masa nabi kita mengenai perbuatan nenek moyang mereka yang nyata-nyata mereka
setujui.
|
[id.indonesian] Dan apabila dikatakan
kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan Allah," mereka
berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka
kafir kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Quran itu adalah
(Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah:
"Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang
beriman?"
|
[id.jalalayn]
(Dan sesungguhnya telah datang kepada kamu sekalian Musa dengan membawa
bukti-bukti kebenaran) maksudnya mukjizat seperti tongkat, tangan dan
terbelahnya lautan (kemudian kamu ambil anak sapi) sebagai sembahan (sesudahnya)
maksudnya sesudah kepergiannya ke mikat (bahkan kamu adalah orang-orang yang
aniaya.) Karena telah menjadikan anak sapi sebagai sembahan.
|
[id.indonesian] Sesungguhnya Musa telah
datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian kamu jadikan
anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah
orang-orang yang zalim.
|
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ
الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُم بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُوا ۖ قَالُوا سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَأُشْرِبُوا فِي
قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ ۚ قُلْ بِئْسَمَا
يَأْمُرُكُم بِهِ إِيمَانُكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ [٢:٩٣]
[id.jalalayn]
(Dan ketika Kami mengambil ikrar darimu) untuk mengamalkan apa yang terdapat
dalam Taurat (dan) sungguh (Kami angkat bukit di atasmu) maksudnya bukit Sinai,
yakni untuk dijatuhkan di atasmu karena kamu menolak untuk berikrar itu, seraya
Kami berfirman, ("Peganglah apa yang Kami berikan padamu) maksudnya taatilah
dengan serius dan bersungguh-sungguh (dan dengarkanlah!") Apa yang akan
dititahkan kepadamu dengan patuh (Mereka menjawab, "Kami dengar) firman-Mu
(tetapi tak hendak kami patuhi.") perintah-Mu itu (dan diminumkan ke dalam hati
mereka anak sapi) artinya diresapkan ke dalam hati mereka itu kecintaan
menyembah anak sapi tak ubah bagai meresapnya minuman (karena kekafiran mereka.
Katakanlah) kepada mereka, ("Teramat jahatlah apa) maksudnya sesuatu (yang
diperintahkan oleh keimananmu) terhadap Taurat itu, yaitu pemujaan anak sapi
(jika kamu benar-benar beriman.") kepadanya sebagai pengakuanmu itu! Maksud
ayat, sebenarnya kamu tidak beriman, karena beriman yang sesungguhnya tidak
mungkin menyuruh orang untuk menyembah anak sapi. Yang diceritakan di sini nenek
moyang mereka, tetapi yang dituju ialah mereka sendiri seolah-olah Allah
berfirman, "Demikian pula halnya kamu tidak beriman pada Taurat, karena kamu
mendustakan Muhammad, padahal keimanan pada kitab suci itu tak mungkin akan
berakibat mendustakannya!"
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu
(seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu
dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak mentaati". Dan
telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena
kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu
kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat).
|
قُلْ إِن كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الْآخِرَةُ عِندَ
اللَّهِ خَالِصَةً مِّن دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِن كُنتُمْ
صَادِقِينَ [٢:٩٤]
[id.jalalayn]
(Katakanlah) kepada mereka, ("Jika kampung akhirat itu untukmu) maksudnya surga
(khusus di sisi Allah) hanya untuk kamu (bukan untuk orang lain) seperti
pengakuanmu (maka inginilah kematian jika kamu memang benar!") Dalam mengingini
kematian itu bergantung dua syarat dengan ketentuan; yang pertama dikaitkan pada
yang kedua, maksudnya, jika pengakuanmu benar bahwa surga itu hanya milikmu
khusus, sedangkan menurut kebiasaan, seseorang ingin segera menemukan miliknya
itu dan jalan untuk mendapatkan tiada lain hanya kematian, maka inginilah segera
kematian itu olehmu!
|
[id.indonesian] Katakanlah: "Jika kamu
(menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah,
bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar.
|
وَلَن يَتَمَنَّوْهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ
أَيْدِيهِمْ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ
[٢:٩٥]
[id.jalalayn]
(Dan mereka sekali-kali tak akan menginginkan kematian itu disebabkan
kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka) berupa kekafiran
kepada nabi sebagai akibat dari mendustakannya (dan Allah Maha Mengetahui
terhadap orang-orang yang aniaya) yaitu orang-orang yang kafir, karenanya Allah
pasti akan membalas mereka.
|
[id.indonesian] Dan sekali-kali mereka
tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan
yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha Mengetahui
siapa orang-orang yang aniaya.
|
وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَىٰ حَيَاةٍ
وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا ۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمْ
لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَن
يُعَمَّرَ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
[٢:٩٦]
[id.jalalayn]
(Dan demi sesungguhnya, akan kamu jumpai mereka itu) 'lam' menunjukkan sumpah
(setamak-tamak manusia atas kehidupan dunia dan) lebih tamak lagi (dari
orang-orang musyrik) yakni yang mengingkari hari berbangkit. Mereka tahu bahwa
tempat kediaman mereka itu neraka; berbeda halnya dengan orang-orang musyrik
yang mengingkari adanya hari akhirat itu. (Masing-masing mereka menginginkan)
atau mengharapkan (agar diberi umur seribu tahun) 'lau' mashdariyah sama artinya
dengan 'an' atau 'agar' dan dengan 'shilah-nya' ditakwilkan sebagai 'mashdar'
atau 'kata benda', menjadi 'maf`ul bih' atau 'obyek penderita' dari 'yawaddu'.
(Dan tidaklah dia) maksudnya masing-masing dari mereka (akan menjauhkannya)
menyelamatkan dirinya (dari siksa) maksudnya neraka (karena ia diberi umur
panjang itu). 'An' bersama shilahnya ini menjadi 'fa`il' atau 'pelaku' dari
'muzahzihihi'. (Dan Allah Maha Melihat akan apa yang mereka kerjakan) karena itu
Allah akan membalasnya. Ada yang membaca dengan ya dan ada pula dengan ta. Ibnu
Shuriya bertanya kepada Nabi saw. atau Umar, "Siapakah di antara malaikat yang
menyampaikan wahyu?" Jawabnya, 'Jibril.' Kata Ibnu Shuriya, "Dia musuh kami yang
selalu mendatangkan siksa atau kesengsaraan. Kalau saja Mikail, tentu kami akan
beriman, karena dia yang membawa kemakmuran dan kedamaian." Lalu turunlah ayat
berikutnya,
|
[id.indonesian] Dan sungguh kamu akan
mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan
(lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar
diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan
menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
|
قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ
نَزَّلَهُ عَلَىٰ قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ
وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ [٢:٩٧]
[id.jalalayn]
(Katakanlah) kepada mereka, ("Barang siapa yang menjadi musuh Jibril) maka
silakan ia binasa dengan kebenciannya itu! (Maka sesungguhnya Jibril itu
menurunkannya) maksudnya Alquran (ke dalam hatimu dengan seizin) atau perintah
(Allah, membenarkan apa-apa yang berada di hadapannya) yaitu kitab-kitab suci
yang turun sebelumnya (dan menjadi petunjuk) dari kesesatan (serta berita
gembira) berupa surga (bagi orang-orang yang beriman).
|
[id.indonesian] Katakanlah: "Barang
siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran)
ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang
sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang
beriman.
|
مَن كَانَ عَدُوًّا لِّلَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ
وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِّلْكَافِرِينَ [٢:٩٨]
[id.jalalayn]
(Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya
dan Jibril) ada yang membaca Jibriil ada pula yang membaca Jabriil atau Jabrail
(dan Mikail) diathaf atau dihubungkan kepada malaikat dari jenis mengathafkan
yang khas kepada yang umum. Ada pula yang membaca Mikail yaitu dengan hamzah
serta ya dan ada pula Mikail dengan tambahan hamzah saja, (maka sesungguhnya
Allah menjadi musuh bagi orang-orang yang kafir"). Orang itu ditempatkan pada
suatu posisi untuk menyatakan keadaannya.
|
[id.indonesian] Barang siapa yang
menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail,
maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.
|
وَلَقَدْ أَنزَلْنَا إِلَيْكَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ ۖ وَمَا يَكْفُرُ بِهَا إِلَّا الْفَاسِقُونَ [٢:٩٩]
[id.jalalayn]
(Dan sungguh, telah kami turunkan kepadamu) hai Muhammad (ayat-ayat yang jelas)
atau terang, menjadi 'hal' sebagai sanggahan terhadap ucapan Ibnu Shuriya yang
mengatakan kepada Nabi saw., "Kamu datang kepada kami tanpa membawa sesuatu apa
pun!" (Dan tak ada yang ingkar kepadanya kecuali orang-orang yang fasik)
|
[id.indonesian] Dan sesungguhnya Kami
telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar
kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.
|
أَوَكُلَّمَا عَاهَدُوا عَهْدًا نَّبَذَهُ فَرِيقٌ
مِّنْهُم ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ [٢:١٠٠]
[id.jalalayn]
(Patutkah) mereka ingkar kepadanya (dan setiap mereka menjanjikan) kepada Allah
(suatu janji) akan beriman kepada nabi jika telah dibangkitkan atau menjanjikan
kepada nabi tidak akan membantu orang-orang yang musyrik untuk menentangnya
(melemparkannya) yakni menjauhkannya (segolongan di antara mereka) yaitu dengan
cara melanggarnya. Kalimat ini merupakan jawab dari 'kullamaa' atau setiap dan
yang menjadi pertanyaan serta sanggahan (bahkan) lebih dari itu lagi (sebagian
besar dari mereka tidak beriman).
|
[id.indonesian] Patutkah (mereka ingkar
kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan
mereka melemparkannya? Bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman.
|
وَلَمَّا جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِّنْ عِندِ اللَّهِ
مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيقٌ مِّنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
كِتَابَ اللَّهِ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ كَأَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ [٢:١٠١]
[id.jalalayn]
(Dan tatkala datang kepada mereka seorang rasul dari sisi Allah) yakni Muhammad
saw. (yang membenarkan kitab yang ada pada mereka, sebagian dari orang-orang
yang diberi kitab melemparkan kitab Allah) yakni Taurat (ke belakang punggung
mereka) artinya mereka tidak mau mengamalkan isinya berupa keimanan kepada rasul
dan lain-lain (seolah-olah mereka tidak mengetahui) akan isinya bahwa beliau
adalah nabi yang sebenarnya atau bahwa Taurat itu adalah kitab Allah.
|
[id.indonesian] Dan setelah datang
kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang
ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat)
melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak
mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah).
|
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ
سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ
الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنزِلَ عَلَى
الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا
يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا
تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا
يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ
وَمَا هُم بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي
الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا
بِهِ أَنفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ [٢:١٠٢]
[id.jalalayn]
(Dan mereka mengikuti) diathafkan pada 'nabadza' (apa yang dibaca) dulu (oleh
setan-setan pada) masa (kerajaan Sulaiman) berupa buku-buku sihir yang mereka
pendam di bawah singgasananya ketika kerajaannya runtuh. Atau mungkin juga
setan-setan itu mencari dengar lalu mencampurkan ke buku-buku itu
kebohongan-kebohongan dan memberikannya kepada tukang-tukang tenung yang
membukukannya sehingga tersebar berita bahwa jin mengajarkan hal-hal gaib.
Sulaiman pun mengumpulkan buku-buku itu lalu menguburkannya. Tatkala ia mangkat,
setan-setan pun menunjukkannya kepada manusia dan ketika mereka bongkar ternyata
di dalamnya ada ilmu sihir. Kata mereka, "Kerajaan kamu berdirinya adalah dengan
ini!" Lalu mereka pelajari ilmu sihir itu dan mereka tolak buku-buku nabi-nabi
mereka. Ketika orang-orang Yahudi mengatakan, "Lihat itu Muhammad, disebutkannya
Sulaiman itu seorang nabi, padahal ia tidak lebih dari seorang tukang sihir",
maka Allah pun berfirman untuk membuktikan kebenaran Sulaiman dan menyangkal
orang-orang Yahudi itu, (padahal Sulaiman tidaklah kafir) maksudnya ia tidak
melakukan sihir, sebab sihir adalah perbuatan kafir (hanya) ada yang membaca
'lakinna' dan ada yang membaca 'lakin' (setan-setanlah yang kafir. Mereka
mengajarkan sihir kepada manusia). Kalimat ini menjadi hal bagi kata ganti yang
terdapat pada 'kafaruu' (dan) mengajarkan pula kepada mereka (apa yang
diturunkan kepada dua malaikat) artinya ilmu sihir yang diilhamkan kepada
mereka. Ada pula yang membaca 'al-malikain' dengan lam berbaris bawah sehingga
berarti dua orang raja, yaitu yang berada (di Babilon) suatu negeri di tanah
subur Irak. (Harut dan Marut) merupakan 'badal' atau nama dan kata ganti dari
kedua malaikat itu, atau athaf bayan, artinya hubungan yang memberi penjelasan.
Menurut Ibnu Abbas, kedua mereka itu adalah tukang sihir yang mengajarkan ilmu
sihir dan ada pula yang mengatakan bahwa mereka adalah dua orang malaikat yang
sengaja diturunkan Allah untuk menyebarkannya sebagai ujian dari Allah terhadap
umat manusia. (Sedangkan keduanya tidaklah mengajarkan kepada) 'min' merupakan
tambahan (seorang pun sebelum mengatakan) atau menyampaikan nasihat lebih dahulu
("Sesungguhnya kami ini hanya cobaan) ujian dari Allah terhadap manusia dengan
mengajarkannya, siapa yang mempelajarinya, ia jatuh kafir dan siapa yang
meninggalkannya ia mukmin, (sebab itu janganlah kamu kafir!") Jika ia masih
mendesak untuk mempelajarinya barulah mereka mengajarkannya. (Maka mereka
mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dapat menceraikan antara seorang
laki-laki dengan istrinya) misalnya dengan membangkitkan marah dan kebencian
satu pihak terhadap lainnya. (Dan tidaklah mereka) yakni ahli-ahli sihir itu
(dapat memberi mudarat dengannya) maksudnya dengan ilmu sihir itu (dari) 'min'
di sini hanya sebagai tambahan (kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah)
atau kehendak-Nya (Dan mereka pelajari apa yang memberi mudarat kepada mereka),
yakni di akhirat (dan yang tidak memberi manfaat) yakni sihir. (Dan
sesungguhnya) 'lam' menunjukkan sumpah (mereka sebenarnya tahu) yakni
orang-orang Yahudi itu sebenarnya yakin (bahwa barang siapa) 'lam' merupakan lam
ibtida yang menghubungkan dengan kalimat sebelumnya, sedangkan 'man' isim
maushul (yang menukarnya) atau menggantinya (sihir) dengan Kitabullah, (tiadalah
baginya bagian di akhirat) atau keberuntungan dalam surga, (dan amat buruklah
sesuatu) maksudnya perbuatan mereka (menjual) menukarkan (diri mereka dengannya)
yakni menjual kebahagiaannya di akhirat dengan mempelajari sihir karena telah
pasti akan menjerumuskan mereka ke dalam neraka, (seandainya mereka
menyadarinya) jika mereka benar-benar tahu atau menyadari hakikat siksaan yang
akan mereka jalani di akhirat kelak, niscaya mereka tidak mau mempelajarinya.
|
[id.indonesian] Dan mereka mengikuti apa
yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka
mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir
(tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan
sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada
dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami
hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari
dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan
antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak
memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah.
Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak
memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang
menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di
akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau
mereka mengetahui.
|
وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَمَثُوبَةٌ مِّنْ
عِندِ اللَّهِ خَيْرٌ ۖ لَّوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
[٢:١٠٣]
[id.jalalayn]
(Dan seandainya mereka) orang-orang Yahudi (beriman) terhadap Nabi dan Alquran
(dan menjaga diri mereka) dari siksa Allah dengan meninggalkan maksiat, seperti
sihir. Jawaban dari 'lau' ini dibuang. Atau tentulah mereka akan diberi pahala.
Hal ini ditunjukkan oleh (maka sesungguhnya pahala) 'matsuubatun' menjadi
mubtada, sedangkan 'lam' menunjukkan sumpah (di sisi Allah itu lebih baik)
'khairun' menjadi khabar, artinya 'lebih baik' yakni lebih baik dari hasil
penjualan diri mereka itu (seandainya mereka mengetahuinya) seandainya mereka
tahu bahwa pahala itu lebih baik, tentulah mereka tak akan mementingkan yang
lain darinya.
|
[id.indonesian] Sesungguhnya kalau
mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan
sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.
|
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقُولُوا رَاعِنَا
وَقُولُوا انظُرْنَا وَاسْمَعُوا ۗ وَلِلْكَافِرِينَ
عَذَابٌ أَلِيمٌ [٢:١٠٤]
[id.jalalayn]
(Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan) kepada Nabi (raa`inaa)
artinya perhatikanlah kami; 'raa'inaa' diambil dari kata 'muraa`ah', tetapi
orang-orang Yahudi biasa mengatakan 'raa`unah' yang dalam bahasa mereka berarti
'teramat bodoh' sebagai ejekan kepada Nabi, maka orang-orang mukmin dilarang
mengucapkan kata-kata itu, (dan katakanlah) yakni sebagai gantinya, (unzhurnaa)
artinya lihatlah kami; (dan dengarlah olehmu) apa-apa yang dititahkan dengan
kesediaan untuk mematuhinya (dan bagi orang-orang kafir disediakan siksaan
pedih) yang menyakitkan sekali, yaitu neraka.
|
[id.indonesian] Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): "Raa'ina", tetapi katakanlah:
"Unzhurna", dan "dengarlah". Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih.
|
مَّا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
وَلَا الْمُشْرِكِينَ أَن يُنَزَّلَ عَلَيْكُم مِّنْ خَيْرٍ مِّن رَّبِّكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ [٢:١٠٥]
[id.jalalayn]
(Orang-orang kafir dan golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak
menginginkan) orang-orang musyrik di sini ialah dari kalangan Arab, dihubungkan
kepada Ahli Kitab, sedangkan 'min' atau 'dari' untuk penjelasan (diturunkannya
kebaikan kepadamu) 'min' di sini hanya sebagai tambahan; sedangkan 'kebaikan'
maksudnya ialah wahyu, (dari Tuhan) disebabkan iri hati atau dengki kepadamu.
(Sedangkan Allah menentukan rahmat-Nya) atau kenabian-Nya (kepada siapa yang
dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang maha besar).
|
[id.indonesian] Orang-orang kafir dari
Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu
kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya
(untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai karunia yang besar.
|
[id.jalalayn]
Tatkala orang-orang kafir mengecam tentang nasakh/penghapusan atau pergantian
hukum dan menuduh bahwa Muhammad menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengerjakan
sesuatu pada hari ini lalu melarangnya esok, maka turunlah ayat, (Apa saja)
disebut 'syarthiyah' yang membutuhkan jawaban (ayat yang Kami hapus) baik
hukumnya itu pada mulanya turun bersama lafalnya atau tidak dan menurut satu
qiraat 'nunsikh', artinya Kami titah kamu atau Jibril untuk menghapusnya (atau
Kami tangguhkan) Kami undurkan sehingga hukumnya tidak turun dan bacaannya Kami
tangguhkan di Lohmahfuz. Menurut satu qiraat tanpa hamzah, berasal dari
kata-kata 'nisyaan' artinya 'lupa', sehingga artinya ialah Kami kikis atau hapus
dari dalam kalbumu sehingga kamu melupakannya. Jawab syaratnya ialah (Kami
datangkan yang lebih baik daripadanya) artinya lebih menguntungkan bagi hamba,
baik dalam kemudahannya maupun dalam besar pahalanya (atau yang sebanding
dengannya) dalam beban yang harus dipikul atau dalam ganjarannya. (Tidakkah kamu
ketahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?) Termasuk dalam
kekuasaan-Nya itu nasakh, yaitu menghapus hukum dan mengubahnya, dan mengenai
pertanyaan di sini maksudnya ialah untuk mengukuhkan.
|
[id.indonesian] Ayat mana saja yang Kami
nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih
baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?
|
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ ۗ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ مِن
وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ [٢:١٠٧]
[id.jalalayn]
(Tidakkah kamu ketahui bahwa milik Allahlah kerajaan langit dan bumi) sehingga
Dia dapat berbuat terhadap keduanya menurut yang dikehendaki-Nya. (Dan tiada
bagimu selain Allah) (dari) hanya sebagai tambahan (seorang wali) seorang
pelindung yang akan melindungimu (dan tidak pula seorang pembela) yang akan
menghindarkan siksaan jika datang menimpa.
|
[id.indonesian] Tiadakah kamu mengetahui
bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? Dan tiada bagimu selain
Allah seorang pelindung maupun seorang penolong.
|
أَمْ تُرِيدُونَ أَن تَسْأَلُوا رَسُولَكُمْ كَمَا سُئِلَ
مُوسَىٰ مِن قَبْلُ ۗ وَمَن يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ
بِالْإِيمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ [٢:١٠٨]
[id.jalalayn]
Tatkala warga Mekah meminta kepada Nabi saw. agar kota mereka diperluas dan
bukit Shafa dijadikan sebuah bukit emas turunlah, (Atau) apakah (kamu
menghendaki untuk meminta kepada Rasulmu seperti yang diminta kepada Musa)
maksudnya kaum Nabi Musa telah meminta kepadanya (dulu) seperti kata mereka,
"Perlihatkanlah Allah kepada kami secara nyata!" Dan lain-lain. (Dan barang
siapa yang menukar iman dengan kekafiran) artinya mengambil kekafiran sebagai
ganti keimanan disebabkan tidak mau memperhatikan ayat-ayat yang jelas dan lebih
memilih yang lainnya (maka sungguh ia telah sesat dari jalan yang benar) 'sawa'
asalnya 'wasath', artinya pertengahan.
|
[id.indonesian] Apakah kamu menghendaki
untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada
jaman dahulu? Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh
orang itu telah sesat dari jalan yang lurus.
|
وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ
يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم
مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ
فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ [٢:١٠٩]
[id.jalalayn]
(Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar) 'lau' atau 'agar' mashdariyah,
artinya melebur kalimat sesudahnya menjadi mashdar (mereka dapat mengembalikan
kamu pada kekafiran setelah kamu beriman disebabkan kedengkian) 'maf`ul lah'
menunjukkan motif dari keinginan mereka itu (dari diri mereka sendiri) maksudnya
timbul dan didorong oleh jiwa mereka yang kotor (setelah nyata bagi mereka)
dalam Taurat (kebenaran) mengenai diri Nabi. (Maka biarkanlah mereka) tinggalkan
(dan berpalinglah) tak usah dilayani mereka itu, (sampai Allah mendatangkan
perintah-Nya) tentang mereka dengan menyuruh memerangi mereka. (Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu).
|
[id.indonesian] Sebahagian besar Ahli
Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah
kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah
nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah
mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
|
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ
عِندَ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ
بَصِيرٌ [٢:١١٠]
[id.jalalayn]
(Dan dirikanlah salat serta bayarkanlah zakat dan apa-apa yang kamu persembahkan
buat dirimu berupa kebaikan) artinya ketaatan seperti sedekah dan menghubungkan
silaturahmi, (tentulah kamu akan mendapatinya) maksudnya pahalanya (di sisi
Allah, sesungguhnya Allah Maha Melihat akan apa-apa yang kamu kerjakan) sehingga
kamu akan menerima balasan daripadanya.
|
[id.indonesian] Dan dirikanlah shalat
dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu,
tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha
Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.
|
وَقَالُوا لَن يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَن كَانَ
هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ ۗ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ [٢:١١١]
[id.jalalayn]
(Dan mereka, orang-orang Yahudi dan Kristen, mengatakan, "Sekali-kali tidak akan
masuk surga kecuali orang-orang yang beragama Yahudi atau Kristen.") Ucapan ini
dikeluarkan oleh orang-orang Yahudi Madinah dan Kristen Najran tatkala mereka
berbantahan di hadapan Nabi saw. Kata Yahudi, "Hanya orang Yahudilah yang akan
masuk ke dalamnya." Orang Kristen menjawab, "Surga itu tidak akan dimasuki,
kecuali oleh orang Kristen." (Demikianlah itu) yakni ucapan mereka itu (hanyalah
angan-angan mereka saja) artinya keinginan kosong belaka. (Katakanlah) kepada
mereka, (Tunjukkanlah bukti kebenaranmu) yaitu hujah atas yang demikian itu
(jika kamu orang yang benar) mengenai hal tersebut.
|
[id.indonesian] Dan mereka (Yahudi dan
Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang
beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang
kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah
orang yang benar".
|
بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ
فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
[٢:١١٢]
[id.jalalayn]
(Tidak demikian) bahkan yang akan masuk surga itu ialah selain mereka (barang
siapa yang menyerahkan wajahnya kepada Allah) maksudnya tunduk pada
perintah-Nya. Ditekankan menyerahkan 'wajah' atau 'muka' karena merupakan
anggota tubuh yang paling mulia, maka anggota tubuh yang lainnya harus lebih
tunduk lagi (sedangkan ia berbuat kebaikan) terutama bertauhid, (maka baginya
pahala di sisi Tuhannya) artinya sebagai ganjaran amal perbuatannya itu ialah
surga. (Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka akan
berduka cita) yakni di akhirat kelak.
|
[id.indonesian] (Tidak demikian) bahkan
barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan,
maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
|
وَقَالَتِ الْيَهُودُ لَيْسَتِ النَّصَارَىٰ عَلَىٰ
شَيْءٍ وَقَالَتِ النَّصَارَىٰ لَيْسَتِ الْيَهُودُ عَلَىٰ شَيْءٍ وَهُمْ يَتْلُونَ
الْكِتَابَ ۗ كَذَٰلِكَ قَالَ الَّذِينَ لَا
يَعْلَمُونَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ ۚ فَاللَّهُ يَحْكُمُ
بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ [٢:١١٣]
[id.jalalayn]
(Dan orang-orang Yahudi berkata, "Orang-orang Nasrani tidak mempunyai sesuatu
pegangan") yakni sesuatu yang dapat diakui di samping mereka tidak pula beriman
kepada Isa. (Sebaliknya orang-orang Nasrani mengatakan, "Orang Yahudi tidak
mempunyai sesuatu pegangan,") yang dapat dipercaya dan mereka kafir pula kepada
Nabi Musa (padahal mereka) kedua golongan tersebut (sama-sama membaca Alkitab)
yang diturunkan kepada mereka. Di dalam kitab suci orang Yahudi terdapat
pengukuhan terhadap Nabi Isa dan dalam kitab suci orang Kristen terdapat
pengukuhan terhadap Nabi Musa. Kalimat yang belakangan ini menjadi 'hal'.
(Demikian pula) maksudnya seperti yang mereka katakan itu (dikatakan oleh
orang-orang yang tidak mengetahui) yakni orang-orang musyrik dari golongan Arab
dan lainnya (seperti ucapan mereka itu) penjelasan bagi makna 'demikian pula',
artinya kepada setiap penganut agama lain, mereka katakan bahwa mereka tidak
mempunyai dasar atau pedoman. (Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada
hari kiamat mengenai apa yang mereka persengketakan itu) yakni tentang urusan
agama, sehingga semua pihak yang membenarkannya akan masuk surga dan sebaliknya
orang yang menyangkalnya akan masuk neraka.
|
[id.indonesian] Dan orang-orang Yahudi
berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan
orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu
pegangan," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula
orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka
Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat, tentang apa-apa yang
mereka berselisih padanya.
|
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَن
يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَىٰ فِي خَرَابِهَا ۚ
أُولَٰئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَن يَدْخُلُوهَا إِلَّا خَائِفِينَ ۚ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ
عَذَابٌ عَظِيمٌ [٢:١١٤]
[id.jalalayn]
(Dan siapakah yang melarang menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya)
misalnya salat dan bertasbih (dan berusaha untuk merobohkannya) baik dengan
jalan meruntuhkan mesjid itu maupun dengan menggagalkan orang untuk mengunjungi
dan memasukinya. Ayat ini turun menceritakan perbuatan orang-orang Romawi yang
telah merobohkan Baitulmakdis atau orang-orang musyrik Mekah yang
menghalang-halangi Nabi saw. ketika mengunjungi Baitullah pada tahun perjanjian
Hudaibiah. (Mereka itu tidak sepatutnya memasukinya kecuali dengan rasa takut).
Kalimat ini kalimat berita dengan arti perintah, artinya ancamlah mereka itu
dengan jihad, sehingga tidak seorang pun masuk ke dalamnya dengan rasa aman.
(Mereka di dunia mendapat kehinaan) atau kenistaan disebabkan terbunuh, ditawan
atau membayar upeti (dan di akhirat mereka mendapat siksa yang besar) neraka.
|
[id.indonesian] Dan siapakah yang lebih
aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah dalam
mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya
masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah).
Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.
|
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ [٢:١١٥]
[id.jalalayn]
Ketika orang-orang Yahudi mengecam penggantian kiblat atau tentang salat sunah
di atas kendaraan selama dalam perjalanan dengan menghadap ke arah yang dituju,
turunlah ayat, (Dan milik Allahlah timur dan barat) karena keduanya merupakan
ujung dan pangkalnya, (maka ke mana saja kamu menghadap) maksudnya menghadapkan
mukamu di waktu salat atas titah-Nya, (maka di sanalah) di arah sanalah (wajah
Allah) maksudnya kiblat yang diridai-Nya. (Sesungguhnya Allah Maha Luas)
maksudnya kemurahan-Nya meliputi segala sesuatu (lagi Maha Mengetahui) tentang
pengaturan makhluk-Nya.
|
[id.indonesian] Dan kepunyaan Allah-lah
timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
|
وَقَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا ۗ سُبْحَانَهُ ۖ بَل لَّهُ مَا
فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ كُلٌّ لَّهُ
قَانِتُونَ [٢:١١٦]
[id.jalalayn]
(Dan mereka berkata) dengan wau atau tanpa wau, maksudnya orang-orang Yahudi dan
Kristen serta orang-orang yang mengakui bahwa malaikat-malaikat itu anak-anak
perempuan Allah, ('Allah mempunyai anak.') Allah berfirman, ("Maha Suci Dia)
menyucikan-Nya dari pernyataan tersebut, (bahkan apa-apa yang ada di langit dan
di bumi kepunyaan-Nya belaka) baik sebagai hak milik, sebagai makhluk, maupun
sebagai hamba. Pemilikan itu bertentangan dengan pengambilan atau mempunyai
anak. Di sini dipakai 'maa' artinya 'apa-apa untuk yang tidak berakal' karena
'taghlib', artinya untuk mengambil yang lebih banyak. (semua tunduk
kepada-Nya.") Artinya menaatinya, masing-masing sesuai dengan tujuan
diciptakan-Nya. Di sini lebih ditekankan kepada makhluk yang berakal.
|
[id.indonesian] Mereka (orang-orang
kafir) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di
langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya.
|
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن
فَيَكُونُ [٢:١١٧]
[id.jalalayn]
(Penemu langit dan bumi) maksudnya penciptanya tanpa meniru pada contoh-contoh
yang lain (dan bila Dia berkehendak) (akan sesuatu perkara) artinya
menciptakannya (maka Dia hanya mengucapkan kepadanya, "Jadilah kamu!" Lalu
jadilah ia) artinya sesuatu itu pun terjadilah. Menurut satu qiraat 'fayakuuna'
dengan baris di atas sebagai 'jawaabul amr'.
|
[id.indonesian] Allah Pencipta langit
dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah)
Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia.
|
وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ لَوْلَا يُكَلِّمُنَا
اللَّهُ أَوْ تَأْتِينَا آيَةٌ ۗ كَذَٰلِكَ قَالَ
الَّذِينَ مِن قَبْلِهِم مِّثْلَ قَوْلِهِمْ ۘ
تَشَابَهَتْ قُلُوبُهُمْ ۗ قَدْ بَيَّنَّا الْآيَاتِ
لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ [٢:١١٨]
[id.jalalayn]
(Dan berkatalah orang-orang yang tidak mengetahui) yakni kaum kafir Mekah kepada
Nabi saw., ("Mengapa Allah tidak berbicara dengan kami) bahwa kamu adalah
Rasul-Nya (atau datang kepada kami suatu tanda) atau bukti yang kami usulkan
untuk menunjukkan kebenaranmu?" (Demikian pulalah) artinya seperti yang mereka
ucapkan itu (dikatakan kepada orang-orang yang sebelum mereka) yakni umat-umat
yang kafir terhadap nabi mereka masing-masing (seperti ucapan mereka) berupa
pembangkangan dan permintaan mukjizat-mukjizat, (hati mereka serupa) yakni dalam
kekafiran dan pembangkangan. Ini menjadi hiburan dan bujukan bagi Nabi saw.
(Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang
yakin) yang mengetahui bahwa ia adalah ayat atau tanda, sehingga mereka beriman.
Maka mengusulkan ayat atau tanda-tanda lain merupakan dosa atau kesalahan.
|
[id.indonesian] Dan orang-orang yang
tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami
atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?" Demikian pula orang-orang
yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka
serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada
kaum yang yakin.
|
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا
وَنَذِيرًا ۖ وَلَا تُسْأَلُ عَنْ أَصْحَابِ
الْجَحِيمِ [٢:١١٩]
[id.jalalayn]
(Sesungguhnya Kami telah mengutusmu) hai Muhammad (dengan kebenaran) maksudnya
dengan petunjuk (sebagai pembawa berita gembira) bahwa barang siapa yang
memenuhinya, ia akan mendapat surga (dan pembawa peringatan) bahwa barang siapa
yang menolaknya akan masuk neraka. (Dan kamu tidak akan dimintai
pertanggungjawaban tentang penghuni-penghuni neraka) maksudnya orang-orang
kafir. Tidak menjadi soal bagimu jika mereka tidak beriman, karena kewajibanmu
hanyalah menyampaikan. Menurut satu riwayat dibaca 'tas-al', yaitu dengan sukun
atau baris mati, menunjukkan larangan.
|
[id.indonesian] Sesungguhnya Kami telah
mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan
pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang
penghuni-penghuni neraka.
|
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ
حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى
اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ
أَهْوَاءَهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ
مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ [٢:١٢٠]
[id.jalalayn]
(Orang-orang Yahudi dan Kristen tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti
millah mereka) maksudnya agama mereka. (Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk
Allah) yaitu agama Islam (itulah petunjuk) yang sesungguhnya, sedangkan yang
selainnya hanyalah kesesatan belaka. (Sesungguhnya, jika) 'lam' menunjukkan
sumpah (kamu ikuti keinginan mereka) yakni apa-apa yang mereka anjurkan (setelah
datangnya pengetahuan kepadamu) maksudnya wahyu dari Allah (maka Allah tidak
lagi menjadi pelindung) yang akan melindungimu (dan tidak pula menolong.") yang
akan menghindarkanmu dari bahaya.
|
[id.indonesian] Orang-orang Yahudi dan
Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
|
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ
تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَن
يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ [٢:١٢١]
[id.jalalayn]
(Orang-orang yang telah Kami beri Alkitab) merupakan subjek (sedangkan mereka
membacanya dengan bacaan yang sebenarnya) artinya membacanya sebagaimana
diturunkan dan digabungkan dengan kalimat ini menjadi 'hal'; 'haqqa' mendapat
baris di atas sebagai mashdar atau maf`ul muthlak, sedangkan yang menjadi
khabarnya ialah, (mereka itulah yang beriman kepadanya). Ayat ini diturunkan
menceritakan segolongan orang yang datang dari Abessinia lalu masuk Islam. (Dan
barang siapa yang ingkar terhadapnya) artinya terhadap kitab yang diturunkan
itu, misalnya dengan mengubahnya dari yang asli (maka merekalah orang-orang yang
rugi) disebabkan mereka disediakan tempat di neraka yang kekal lagi abadi.
|
[id.indonesian] Orang-orang yang telah
Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang
sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya,
maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
|
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي
أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ [٢:١٢٢]
[id.jalalayn]
(Hai Bani Israel! Ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu dan
sesungguhnya Aku telah mengutamakan kamu dari segala umat). Ayat seperti ini
telah kita temui di muka.
|
[id.indonesian] Hai Bani Israil,
ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Ku-anugerahkan kepadamu dan Aku telah
melabihkan kamu atas segala umat.
|
وَاتَّقُوا يَوْمًا لَّا تَجْزِي نَفْسٌ عَن نَّفْسٍ
شَيْئًا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا تَنفَعُهَا شَفَاعَةٌ وَلَا هُمْ
يُنصَرُونَ [٢:١٢٣]
[id.jalalayn]
(Dan takutlah kamu akan) (suatu hari di waktu tidak dapat menggantikan)
(seseorang atas orang yang lainnya) padanya (sedikit pun dan tidak diterima
suatu tebusan darinya) (dan tidak akan memberi manfaat kepadanya suatu syafaat
dan tidak pula akan ditolong) atau dihindarkan dari azab Allah.
|
[id.indonesian] Dan takutlah kamu kepada
suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikitpun
dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat
sesuatu syafa'at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong.
|
[id.jalalayn]
(Dan) ingatlah (ketika Ibrahim mendapat ujian) menurut satu qiraat Ibraham (dari
Tuhannya dengan beberapa kalimat) maksudnya dengan perintah dan larangan yang
dibebankan kepadanya. Ada yang mengatakan manasik atau pekerjaan haji, ada pula
berkumur-kumur, menghirup air ke hidung, menggosok gigi, memotong kumis,
membelah rambut, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan,
berkhitan dan istinja (lalu disempurnakannya) maksudnya dikerjakannya secara
sempurna. (Firman-Nya) yakni Allah Taala, ("Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu
sebagai imam bagi manusia.") Artinya contoh dan ikutan dalam keagamaan. (Kata
Ibrahim, "Aku mohon juga dari keturunanku!") maksudnya dari anak cucuku
dijadikan imam-imam. (Firman-Nya, "Janji-Ku ini tidak mencapai) untuk dijadikan
imam (orang-orang yang aniaya") yakni orang-orang yang ingkar di antara mereka.
Sebaliknya bagi orang yang tidak aniaya, tidak tertutup kemungkinan untuk
diangkat sebagai imam.
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu
Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam
bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari
keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
|
وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ
وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَن
طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ [٢:١٢٥]
[id.jalalayn]
(Dan ketika Kami menjadikan Baitullah itu) yakni Kakbah (sebagai tempat kembali
bagi manusia) maksudnya tempat berkumpul dari segenap pelosok (dan tempat yang
aman) maksudnya aman dari penganiayaan dan serangan yang sering terjadi di
tempat lain. Sebagai contohnya pernah seseorang menemukan pembunuh bapaknya,
tetapi ia tidak mau membalas dendam di tempat ini, (dan jadikanlah) hai manusia
(sebagian makam Ibrahim) yakni batu tempat berdirinya Nabi Ibrahim a.s. ketika
membangun Baitullah (sebagai tempat salat) yaitu dengan mengerjakan salat sunah
tawaf di belakangnya. Menurut satu qiraat dibaca 'wattakhadzuu' yang artinya,
dan mereka menjadikan; hingga menjadi kalimat berita. (Dan telah Kami
perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail) (yang bunyinya) ("Bersihkanlah rumah-Ku)
dari berhala (untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf) artinya yang bermukim
di sana (orang-orang yang rukuk dan orang-orang yang sujud!") artinya
orang-orang yang salat.
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat
yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami
perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang
yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".
|
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا
آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُم بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ
فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَىٰ عَذَابِ النَّارِ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ [٢:١٢٦]
[id.jalalayn]
(Dan ketika Ibrahim berdoa, "Ya Tuhanku! Jadikanlah ini) maksudnya tempat ini
(sebagai suatu negeri yang aman). Doanya dikabulkan Allah sehingga negeri Mekah
dijadikan sebagai suatu negeri yang suci, darah manusia tidak boleh ditumpahkan,
seorang pun tidak boleh dianiaya, tidak boleh pula diburu binatang buruannya dan
dicabut rumputnya. (Dan berilah penduduknya rezeki berupa buah-buahan) dan ini
juga sudah menjadi kenyataan dengan diangkutnya berbagai macam buah-buahan dari
negeri Syam melalui orang-orang yang hendak tawaf sekalipun tanahnya merupakan
suatu tempat yang tandus tanpa air dan tumbuh-tumbuhan (yakni yang beriman di
antara mereka kepada Allah dan hari akhir") merupakan 'badal' atau kalimat
pengganti bagi 'penduduknya' yang dikhususkan dengan doa, sesuai dengan
firman-Nya, "Dan janji-Ku ini tidaklah mencapai orang-orang yang aniaya."
(Firman Allah, "Dan) Aku beri mereka pula (orang-orang kafir lalu Aku beri
kesenangan sedikit) atau sementara, yakni selama hidup di dunia dengan rezeki,
dibaca 'fa-umatti`uhu', yakni dengan tasydid. (Kemudian Aku paksa ia) di akhirat
kelak (menjalani siksa neraka) sehingga tidak mendapatkan jalan keluar (dan
itulah seburuk-buruk tempat kembali").
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa,
dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara
mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang
kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa
neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".
|
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ
الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ
إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ [٢:١٢٧]
[id.jalalayn]
(Dan) ingatlah (ketika Ibrahim meninggikan sendi-sendi) dasar-dasar atau
dinding-dinding (Baitullah) maksudnya membinanya yang dapat dipahami dari kata
'meninggikan' tadi (beserta Ismail) `athaf atau dihubungkan kepada Ibrahim
sambil keduanya berdoa, ("Ya Tuhan kami! Terimalah dari kami) amal kami membina
ini, (sesungguhnya Engkau Maha Mendengar) akan permohonan kami (lagi Maha
Mengetahui) akan perbuatan kami.
|
[id.indonesian] Dan (ingatlah), ketika
Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya
berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
|
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن
ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ
عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
[٢:١٢٨]
[id.jalalayn] (Ya
Tuhan kami! Jadikanlah kami berdua ini orang yang patuh) dan tunduk (kepada-Mu
dan) jadikanlah pula (di antara keturunan kami) maksudnya anak cucu kami (umat)
atau golongan (yang patuh kepada-Mu). 'Min' menyatakan 'sebagian' dan diajukan
mereka demikian karena firman Allah yang lalu, 'Dan janji-Ku ini tidak mencapai
orang-orang yang aniaya.' (Dan tunjukkanlah kepada kami) ajarkanlah kepada kami
(syariat ibadah haji kami) maksudnya cara-cara dan tempat-tempatnya (dan
terimalah tobat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang). Mereka bertobat kepada Allah padahal mereka maksum atau terpelihara
dari dosa, disebabkan kerendahan hati mereka dan sebagai pelajaran bagi anak
cucu mereka.
|
[id.indonesian] Ya Tuhan kami,
jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah)
diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah
kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat
kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
|
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو
عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ [٢:١٢٩]
[id.jalalayn] (Ya
Tuhan kami! Utuslah untuk mereka) yakni Ahlulbait (seorang rasul dari kalangan
mereka) ini telah dikabulkan Allah dengan dibangkitkannya kepada mereka Nabi
Muhammad saw. (yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu) Alquran (dan
mengajari mereka Alkitab) yakni Alquran (dan hikmah) maksudnya hukum-hukum yang
terdapat di dalamnya (serta menyucikan mereka) dari kemusyrikan (sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa) sehingga mengungguli siapa pun (lagi Maha Bijaksana") dalam
segala tindakan dan perbuatan.
|
[id.indonesian] Ya Tuhan kami, utuslah
untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada
mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan
Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Kuasa lagi Maha Bijaksana.
|
وَمَن يَرْغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلَّا مَن
سَفِهَ نَفْسَهُ ۚ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي
الدُّنْيَا ۖ وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ
الصَّالِحِينَ [٢:١٣٠]
[id.jalalayn]
(Dan siapakah) maksudnya tidak ada orang (yang benci pada agama Ibrahim) lalu
meninggalkannya (kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri) artinya tidak
mengerti bahwa ia makhluk Allah dan harus mengabdikan diri kepada-Nya atau yang
dimaksud, mencelakakan dan menghinakan dirinya sendiri (dan sungguh Kami telah
memilihnya di dunia) sebagai seorang rasul dan seorang khalil, artinya 'sebagai
seorang sahabat', (dan sesungguhnya di akhirat dia benar-benar termasuk
orang-orang yang saleh) yang mempunyai kedudukan tinggi.
|
[id.indonesian] Dan tidak ada yang benci
kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan
sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat
benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.
|
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ [٢:١٣١]
[id.jalalayn]
Ingatlah! (Ketika Tuhannya berfirman kepadanya, "Tunduk dan berserah dirilah
kamu!") maksudnya "Tunduklah kepada Allah dan bulatkan pengabdianmu kepada-Nya!"
(Jawab Ibrahim, "Aku tunduk dan berserah diri kepada Tuhan semesta alam.")
|
[id.indonesian] Ketika Tuhannya
berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh
kepada Tuhan semesta alam".
|
وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا
بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم
مُّسْلِمُونَ [٢:١٣٢]
[id.jalalayn]
(Dan Ibrahim telah mewasiatkan) maksudnya agama itu. Menurut suatu qiraat
'aushaa', (kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub) kepada anak-anaknya,
katanya, ("Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu)
yakni agama Islam, (maka janganlah kamu mati kecuali dalam menganut agama
Islam!") Artinya ia melarang mereka meninggalkan agama Islam dan menyuruh mereka
agar memegang teguh agama itu sampai nyawa berpisah dari badan.
|
[id.indonesian] Dan Ibrahim telah
mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim
berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu,
maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
|
أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ
إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ
وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا
وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ [٢:١٣٣]
[id.jalalayn]
Tatkala orang-orang Yahudi mengatakan kepada Nabi saw., "Apakah kamu tidak tahu
bahwa ketika akan mati itu Yakub memesankan kepada putra-putranya supaya
memegang teguh agama Yahudi," maka turunlah ayat, ("Apakah kalian menyaksikan)
atau turut hadir (ketika tanda-tanda kematian telah datang kepada Yakub, yakni
ketika) menjadi 'bada' atau huruf pengganti bagi 'idz' yang sebelumnya, (ia
menanyakan kepada anak-anaknya, 'Apa yang kamu sembah sepeninggalku?") yakni
setelah aku meninggal? (Jawab mereka, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan
bapak-bapakmu Ibrahim, Ismail dan Ishak). Ismail dianggap sebagai 'bapak'
berdasarkan taghlib atau pukul rata, karena kedudukan paman sama dengan bapak
(yakni Tuhan Yang Maha Esa) merupakan 'badal' atau kata pengganti dari
'Tuhanmu', (dan kami tunduk serta berserah diri kepada-Nya.") Kata 'am' atau
'apakah' di atas berarti penolakan, artinya kalian tidak hadir ketika ia wafat,
maka betapa kalian berani menyatakan dan mengucapkan kepadanya perkataan yang
tidak-tidak!
|
[id.indonesian] Adakah kamu hadir ketika
Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya:
"Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah
Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang
Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
|
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ ۖ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُم مَّا كَسَبْتُمْ ۖ وَلَا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ [٢:١٣٤]
[id.jalalayn]
(Itu) isyarat kepada Ibrahim dan Yakub serta anak cucu mereka, menjadi 'mubtada'
atau subyek dan dipakai kata muannats/jenis wanita disebabkan predikatnya yang
muannats pula, (adalah umat yang telah lalu) (bagi mereka apa yang telah mereka
usahakan) maksudnya balasan atau ganjaran amal perbuatan mereka (dan bagi kamu)
ditujukan kepada orang-orang Yahudi (apa yang kamu usahakan dan kamu tidak akan
diminta pertanggungjawaban tentang apa-apa yang mereka kerjakan) sebagaimana
mereka tidak pula akan diminta pertanggungjawaban tentang amal perbuatanmu.
Kalimat yang di belakang ini memperkuat maksud kalimat di muka.
|
[id.indonesian] Itu adalah umat yang
lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu
usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah
mereka kerjakan.
|
وَقَالُوا كُونُوا هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ تَهْتَدُوا ۗ قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ [٢:١٣٥]
[id.jalalayn]
(Dan kata mereka, "Jadilah kamu sebagai penganut agama Yahudi atau Kristen,
niscaya kamu mendapat petunjuk.") 'Au' yang berarti 'atau' berfungsi sebagai
pemisah. Yang pertama diucapkan oleh orang-orang Yahudi Madinah, sedangkan yang
kedua oleh kaum Kristen Najran. (Katakanlah) kepada mereka (tidak, bahkan) kami
akan mengikuti (agama Ibrahim yang lurus) yang bertentangan dengan agama lain
dan berpaling menjadi agama yang lurus dan benar. 'Hanifa' ini menjadi 'hal'
dari Ibrahim. (Dan bukanlah dia dari golongan orang-orang musyrik).
|
[id.indonesian] Dan mereka berkata:
"Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu
mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim
yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik".
|
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَا
أُنزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ
وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِن
رَّبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ [٢:١٣٦]
[id.jalalayn]
(Katakanlah,) ucapan ini ditujukan kepada orang-orang beriman ("Kami beriman
kepada Allah dan pada apa yang diturunkan kepada kami) yakni Alquran (dan pada
apa yang diturunkan kepada Ibrahim) yakni shuhuf, yaitu lembaran-lembaran yang
sepuluh (kepada Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya) (dan apa yang diberikan
kepada Musa) berupa Taurat (dan Isa) yakni Injil (begitu juga yang diberikan
kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka) baik berupa kitab maupun ayat. (Tidaklah
kami beda-bedakan seorang pun di antara mereka) sehingga mengakibatkan kami
beriman kepada sebagian dan kafir kepada sebagian yang lain sebagaimana halnya
orang-orang Yahudi dan Kristen, (dan kami hanya tunduk kepada-Nya semata.")
|
[id.indonesian] Katakanlah (hai
orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada
kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak
cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan
kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara
mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
|
فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنتُم بِهِ فَقَدِ
اهْتَدَوا ۖ وَّإِن تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي
شِقَاقٍ ۖ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ [٢:١٣٧]
[id.jalalayn]
(Maka jika mereka beriman) yakni orang-orang Yahudi dan Kristen tadi (dengan)
'mitsli' atau 'seperti' hanya sebagai tambahan (apa yang kamu imani, maka mereka
telah memperoleh petunjuk dan jika mereka berpaling) dari keimanan itu, (berarti
mereka dalam permusuhan) denganmu. (Maka Allah akan memeliharamu dari permusuhan
mereka itu) hai Muhammad! (Dan Allah Maha Mendengar) ucapan-ucapan mereka (lagi
Maha Mengetahui) semua keadaan mereka. Misalnya kamu telah ditolong-Nya dengan
pembunuhan Bani Quraizhah, pengusiran Bani Nadhir dan pembebanan upeti atas
mereka.
|
[id.indonesian] Maka jika mereka beriman
kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat
petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan
(dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
|
صِبْغَةَ اللَّهِ ۖ وَمَنْ
أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً ۖ وَنَحْنُ لَهُ
عَابِدُونَ [٢:١٣٨]
[id.jalalayn]
(Celupan Allah) 'mashdar' yang memperkuat 'kami beriman' tadi. Mendapat baris di
atas sebagai maf`ul muthlak dari fi`il yang tersembunyi yang diperkirakan
berbunyi 'Shabaghanallaahu shibghah', artinya "Allah mencelup kami suatu
celupan". Sedang maksudnya ialah agama-Nya yang telah difitrahkan-Nya atas
manusia dengan pengaruh dan bekasnya yang menonjol, tak ubah bagai celupan
terhadap kain. (Dan siapakah) maksudnya tidak seorang pun (yang lebih baik
celupannya dari Allah) shibghah di sini menjadi 'tamyiz' (dan hanya kepada-Nya
kami menyembah).
|
[id.indonesian] Shibghah Allah. Dan
siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah
kami menyembah.
|
قُلْ أَتُحَاجُّونَنَا فِي اللَّهِ وَهُوَ رَبُّنَا
وَرَبُّكُمْ وَلَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ وَنَحْنُ لَهُ
مُخْلِصُونَ [٢:١٣٩]
[id.jalalayn] (Katakanlah) kepada mereka! ("Apakah kamu hendak memperbantahkan) dengan kami (tentang Allah) karena Dia memilih seorang nabi dari kalangan Arab? (Padahal Dia adalah Tuhan kamu) dan berhak memilih siapa saja yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya (dan bagi kamu amalan kamu) dan kamu akan memperoleh balasannya pula dan tidak mustahil jika di antara amal-amalan kami itu ada yang patut menerima ganjaran istimewa (dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan) agama dan amalan kami; berbeda halnya dengan kamu, sehingga sepatutnyalah kami yang dipilih-Nya. 'Hamzah' atau 'apakah' di atas, maksudnya menolak, sedangkan ketiga kalimat di belakang berarti 'hal'. |
[id.indonesian] Katakanlah: "Apakah kamu
memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan
Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu dan hanya
kepada-Nya kami mengikhlaskan hati,
|
أَمْ تَقُولُونَ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ
وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطَ كَانُوا هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ قُلْ أَأَنتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُ ۗ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن كَتَمَ شَهَادَةً عِندَهُ مِنَ
اللَّهِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
[٢:١٤٠]
[id.jalalayn]
(Atau) apakah (kamu hendak mengatakan) ada pula yang membaca 'yaquuluuna',
artinya mereka hendak mengatakan (bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak
cucunya adalah penganut agama Yahudi dan Kristen?" Katakanlah) kepada mereka,
("Apakah kamu yang lebih tahu ataukah Allah") artinya Allahlah yang lebih
mengetahui dan Allah sendiri telah membebaskan Ibrahim dari kedua agama itu,
firman-Nya, "Ibrahim itu bukanlah seorang Yahudi atau Kristen." Demikian pula
nabi-nabi yang disebutkan bersamanya mereka itu adalah juga mengikuti agamanya.
(Dan siapakah lagi yang aniaya daripada orang yang menyembunyikan) atau
merahasiakan kepada umat manusia (kesaksian yang terdapat padanya) (dari Allah)
maksudnya tidak ada lain yang lebih aniaya daripadanya. Yang dituju adalah
orang-orang Yahudi yang menyembunyikan kesaksian Allah dalam Taurat bahwa
Ibrahim itu menganut agama hanafiah, yaitu agama Islam yang lurus. (Dan Allah
sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan) merupakan ancaman dan
peringatan terhadap mereka.
|
[id.indonesian] ataukah kamu (hai
orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub
dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?" Katakanlah:
"Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari
pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah
sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.
|
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ ۖ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُم مَّا كَسَبْتُمْ ۖ وَلَا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ [٢:١٤١]
[id.jalalayn]
(Mereka itu adalah umat yang telah lalu, bagi mereka apa yang telah mereka
usahakan dan bagi kamu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta
pertanggungjawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan). Ayat seperti ini
telah kita temui di muka.
|
[id.indonesian] Itu adalah umat yang
telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan;
dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka
kerjakan.
|
0 komentar:
Posting Komentar