Al-lmam
Ibnu Hazm رحمه
الله berkata, "Ahlus Sunnah yang kami sebutkan
adalah ahlul haq, dan selain mereka adalah ahli bid'ah. Maka Ahlus Sunnah adalah
para sahabat dan setiap yang menempuh jalan mereka dari para tabi'in, kemudian
ashhabul hadits dan orang-orang yang mengikuti mereka dari para fuqaha, dari
generasi ke generasi hingga saat ini. Demikian juga, orang-orang yang mengikuti
mereka dari kalangan awam di timur bumi dan baratnya -semoga Alloh merahmati
mereka semuanya-" (al-Fishal fil Milal wal Ahwa' wan Nihal
2/271)
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah رحمه
الله berkata, "Ahlus Sunnah adalah orang-orang
yang berpegang teguh dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah صلي
الله عليه وسلم dan apa yang disepakati oleh
as-Sabiqunal Awwalun dan kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang
yang mengikuti mereka dengan baik." (Majmu' Fatawa
3/375)
Beliau
juga berkata, "Barangsiapa mengikuti Kitab, Sunnah, dan ijma', maka dia termasuk
Ahlus Sunnah wal Jama'ah." (Majmu' Fatawa 3/346)
Yang
keluar dari definisi Ahlus Sunnah adalah setiap ahli bid'ah dan ahwa' yang
menyeleweng dari Nabi صلي
الله عليه وسلم dan apa yang disepakati oleh as-Sabiqunal
Awwalun dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti
mereka.
Maka
tidaklah seorang benar-benar dikatakan Ahlus Sunnah sehingga dia berlepas diri
dari semua ahli bid'ah dan pemikiran-pemikiran mereka sebagaimana seorang tidak
dikatakan bertauhid hingga dia berlepas diri dari kesyirikan dan para
pelakunya.
Al-lmam
Abdullah bin Mubarak رحمه
الله berkata, "Asal dari 72 bid'ah adalah empat
bid'ah. Dari keempat bid'ah inilah bercabang menjadi 72 kebid'ahan. (Empat
bid'ah ini adalah): Qadariyah, Murji'ah, Syi'ah, dan Khawarij.
Barangsiapa
mendahulukan Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali رضي
الله عنهم atas
semua sahabat Rasulullah صلي
الله عليه وسلم dan tidak membicarakan para sahabat kecuali
dengan kebaikan, maka dia telah lepas dari bid'ah Syi'ah dari awal hingga akhir.
Barangsiapa
mengatakan: Iman ialah perkataan dan perbuatan, bertambah dan berkurang, maka
dia telah lepas dari bid'ah Irja' (Murji'ah) dari awal hingga akhir.
Barangsiapa
mengatakan sahnya shalat di belakang imam yang baik dan fajir, wajibnya jihad
bersama setiap khalifah, tidak memandang bolehnya memberontak kepada penguasa
dengan pedang, mendoakan penguasa dengan kebaikan, maka dia telah lepas dari
perkataan Khawarij dari awal hingga akhir.
Barangsiapa
mengatakan: Semua taqdir dari Alloh, yang baik dan yang buruk, Alloh menyesatkan
siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki,
maka sungguh dia telah lepas dari perkataan Qadariyah dari awal hingga akhir.
Maka dialah Ahlus Sunnah." (Syarhus Sunnah, al-Barbahari, hal.
57)
Ahlus
Sunnah Tidak Memiliki Nama dan Julukan Kecuali Islam dan
Dilalahnya
Ahlus
Sunnah memiliki karakteristik yang berbeda dengan ahli bid'ah dari segi penamaan
Ahlus Sunnah tidak memiliki nama dan ulukan kecuali Islam dan dilalah
(signifikasi)nya.
Ahlus
Sunnah tidak pernah menisbatkan diri kepada seorang pun dan tidak menjadikan
suri tauladan dalam segala sesuatu kecuali kepada Rasulullah رحمه
الله.
Al-lmam
Malik رحمه
الله berkata, "Ahlus Sunnah tidak memiliki
julukan yang mereka dikenali dengannya, bukan Jahmi, bukan juga Qadari, dan
bukan pula Rafidhi." (al-lntiqa' fi Fadha'ili Tsalatsatil Aimmah Fuqaha',
Ibnu Abdil Barr, hal. 35)
Para
ulama salaf bersungguh-sungguh dalam melarang penamaan dan penisbatan selain
Islam, Ibnu Abbas رضي
الله عنهما berkata, "Barangsiapa mengakui dan
mengikuti nama-nama yang dibuat-buat ini maka sungguh dia telah melepaskan
ikatan Islam dari lehernya." (Ibanah Shughra, Ibnu Baththah, hal.
137)
Malik
bin Mighwal رحمه
الله berkata, "Jika seseorang menamakan diri
dengan selain Islam dan Sunnah maka lekatkanlah dia dengan agama mana saja."
(Ibanah Shughra hal. 137)
Al-lmam
Ibnul Qayyim رحمه
الله berkata, "Di antara tanda-tanda ahli
ubudiyah bahwasanya mereka tidak menisbat-kan diri kepada suatu nama. Maksudnya,
mereka tidak dikenal oleh manusia dengan nama-nama yang telah menjadi
simbol-simbol bagi para ahli thariqah (sufi-red). Demikian
juga, mereka tidak dikenal dengan suatu amalan yang nama mereka hanya dikenal
dengan amalan tersebut, karena ini adalah penyakit ubudiyah, lantaran ubudiyah
ini adalah ubudiyah yang terbatas. Adapun ubudiyah yang mutlak maka pelakunya
tidak dikenal dengan salah satu dari nama-nama ubudiyah, karena dia memenuhi
setiap panggilan ubudiyah dengan berbagai macamnya. Dia memiliki bagian bersama
setiap pemilik ubudiyah, maka dia tidak membatasi diri dengan simbol, isyarat,
nama, kostum, dan thariqah. Bahkan jika dia ditanya tentang nama mursyidnya, dia
mengatakan: Rasulullah صلي
الله عليه وسلم. Jika ditanya tentang thariqahnya dia
menjawab: Ittiba' .... Sebagian imam telah ditanya tentang Sunnah maka dia
menjawab, 'Yang tidak punya nama lain kecuali Sunnah', maksudnya bahwa Ahlus
Sunnah tidak memiliki penisbatan nama selain Sunnah." (Madarijus Salikin
3/174, 176)
Syaikh
Bakr bin Abdullah Abu Zaid رحمه
الله berkata, "Ahlus Sunnah wal Jamaah yang
berjalan di bawah minhajun nubuwwah tidak pernah lepas walau sedetik pun
dari Sunnah, tidak dengan suatu nama dan tidak juga dengan suatu simbol. Mereka
tidak pernah menisbatkan diri kepada seorang pun kecuali kepada Rasulullah
صلي
الله عليه وسلم dan orang yang mengikuti jejaknya. Mereka
tidak memiliki simbol dan metode kecuali manhaj nubuwwah (yaitu Kitab dan
Sunnah), karena sesuatu yang asli tidak butuh tanda khusus untuk dikenali, yang
butuh nama tertentu adalah yang keluar dari yang asli dari kelompok-kelompok
yang menyempal dari yang asli (yaitu Jama'atul Muslimin)." (Hukmul Intima'
ilal Firaq wal Ahzab wal Jama'atil Islamiyah hal. 28)
Dari
sini, nampaklah kepada kita betapa sangat berbahaya akibat banyaknya
kelompok-kelompok dan partai-partai Islam yang memiliki nama-nama,
julukan-julukan, metode-metode, dan simbol-simbol yang berbeda-beda satu dengan
lainnya. Jadilah setiap kelompok memiliki juru kampanye, simpatisan, dan
anggota. Mereka berikan loyalitas mutlak kepada setiap orang yang loyal kepada
kelompok mereka dan menisbatkan diri kepada kelompok mereka. Di sisi lain,
mereka menjauhi bahkan memusuhi setiap orang yang menyelisihi kelompok mereka
dan tidak bernaung di bawah panji-panji mereka!
Sampai-sampai
sebagian dari mereka memberikan loyalitas kepada para ahli bid'ah dari Rafidhah,
Khawarij, Bathiniyah, Shufiyah, dan selain mereka karena para ahli bid'ah ini
masuk ke dalam partai dan kelompok mereka. Di saat yang sama mereka memusuhi
Ahlus Sunnah karena tidak masuk dalam partai dan kelompok mereka dan tidak ridha
dengan kelakuan mereka!
|
Sabtu, 14 September 2013
DEFINISI AHLUS SUNNAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar